nusabali

Cok Ibah Masuk Bursa

  • www.nusabali.com-cok-ibah-masuk-bursa

Dengan ketokohan dan pengalaman yang dimilikinya, Cok Ibah dianggap layak pimpin Golkar Bali

Wiratha Juga Diusulkan Jadi Kandidat Ketua Golkar Bali


DENPASAR, NusaBali
Setelah bergulirnya trio Gede Sumarjaya Linggih, Nyoman Sugawa Korry, dan I Wayan Geredeg, kini muncul dua nama lagi ke bursa calon Ketua DPD I Golkar Bali. Mereka masing-masing Tjokorda Raka Kerthayasa Sukawati alias Cok Ibah (politisi senior asal Puri Agung Ubud, Gianyar) dan I Gede Wiratha (pengusaha jasa pariwisata mantan Ketua Kadin Bali).

Informasi yang dihimpun NusaBali, Senin (13/5), Cok Ibah disodorkan sebagai kandidat Ketua DPD I Golkar Bali oleh kalangan muda Beringin. Sedangkan Gede Wiratha disodorkan kalangan sesepuh Golkar. Gede Wiratha adalah politisi-pengusaha asal Desa Poh Santen, Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang kini duduk di Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali. Sementara Cok Ibah adalah kader senior mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar, yang sempat dua kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Gianyar (2009-2014, 2014-2018).

“Cok Ibah berpengalaman memimpin DPD II Golkar Gianyar. Di era kepemimpinan Cok Ibah sebagai Ketua DPD II Golkar Gianyar 2005-2010, Golkar bukukan prestasi meraih 10 kursi DPRD Gianyar hasil Pileg 2004. Saat itu pula, Pilkada Gianyar 2008 berhasil dimenangkan Golkar (melalui Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace sebagai Calon Bupati, Red). Sekarang, Golkar hanya raih 5 kursi DPRD Gianyar hasil Pileg 2019,” ujar sumber NusaBali di Golkar, Senin kemarin.

Sumber yang tokoh muda Golkar ini mengungkapkan, Cok Ibah juga memiliki kapasitas dari sisi ketokohan. Tokoh Cok Ibah dinilai layak memimpin Golkar Bali. “Kalau untuk jabatan Ketua DPD I Golkar Bali, Cok Ibah sudah layak. Beliau punya kapasitas dan kemampuan. Saya tidak mengatakan Demer (panggilan akrab Sumarjaya Linggih, Red) dan Wayan Geredeg nggak layak. Tapi, mereka kan sudah duduk di DPP Golkar,” katanya.

Dia nmenyebutkan, Cok Ibah sudah pernah berpengalaman menjadi Wakil Ketua DPRD Gianyar 2004-2009, lalu menjadi anggota DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode. Cok Ibah mundur dari DPRD Bali setahun lalu, karena maju sebagai Calon Bupati Gianyar di Pilkada 2018. Saat ini, Cok Ibah selaku tokoh adat juga masih menjabat Bendesa Adat Ubud.

“Beliau tokoh Puri Ubud yang sangat disegani. Sekarang ada nggak kemauan para elite Golkar di bawah kepemimpinan Demer untuk melakukan penguatan partai? Kalau dasarnya memperkuat partai, maka Cok Ibah harus diakomodir,” tandas politisi Golkar yang dikenal vokal ini.

“Coba kalau Cok Ibah dikasi jalan maju tarung ke DPRD Bali Dapil Gianyar dalam Pileg 2019, Golkar pasti dapat kursi. Sayang, Cok Ibah ditolak maju ke Pileg 2019. Hasilnya, sekarang kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar lenyap,” imbuhnya, menyayangkan.

Sementara, kalangan sesepuh Beringin menilai Gede Wiratha juga layak mengisi jabatan Ketua DPD I Golkar Bali. Jika Gede Wiratha siap maju sebagai calon Ketua DPD I Golkar Bali, para sesepuh siap memberikan dukungan. “Gede Wiratha memang tidak begitu muncul di kancah politii, karena dia kader Golkar yang tak pernah berebut kursi legislatif dan kursi eksekutif. Tetapi, dia itu sangat besar kontribusinya untuk partai,” ujar salah satu tokoh sepuh Golkar kepada NusaBali di Denpasar, Senin kemarin.

Menurut dia, kader yang banyak ngayah seperti Gede Wiratha, lebih bagus dipercaya memimpin Golkar Bali. Sebab, yang bersangkutan dapat fokus mengurus organisasi. “Gede Wiratha bisa fokus mengurus organisasi. Dia tidak ambisi jabatan saja di eksekutif dan legislatif,” katanya.

Siapkah Gede Wiratha? Saat dihubungi NusaBali, Senin kemarin, Gede Wiratha mengatakan tidak berambisi berebut Ketua DPD I Golkar Bali dengan cara gontok- gontokan. Sebab, dirinya punya semangat membesarkan Golkar dengan cara yang elegan. “Apakah sudah mau pemilihan? Demer, Sugawa Korry, Wayan Geredeg bagaimana? Saya ini ngayah di partai. Yang penting, Partai Golkar solid, itu saja harapan saya,” tandas Wiratha.

“Ya, kita lihat saja nanti. Kalau urusan calon Ketua DPD I Golkar Bali, saya ikuti mekanisme dan aspirasi. Karena bagi saya, bukan jabatan di struktur partai yang penting, tetapi bagaimana membesarkan Golkar,” lanjut pengusaha kondang yang sudah menjadi pengurus Golkar Bali sejak 1984 ini.

Sementara itu, Cok Ibah mengaku tidak berambisi maju sebagai calon Ketua DPD I Golkar Bali. Dia lebih mendorong anak-anak muda berebut jabatan ketua partai. “Berpolitik itu sampai mati. Tapi, sekarang ini saya tidak berpolitik praktis. Saya dorong anak-anak muda menjadi Ketua DPD I Golkar Bali,” tegas Cok Ibah kepada NusaBali secara terpisah, Senin kemarin.

Menurut Cok Ibah, elite Golkar sekarang sudah harus pertimbangkan rekrut anak-anak muda menjadi pemimpin. “Kalau toh tidak sekarang anak muda jadi Ketua DPD I Golkar Bali, inimal mereka harus direkrut ke posisi kepengurusan. Ke depan, Golkar sudah harus siap dengan segala kualitas dan soliditas. Kalau tidak mau, ya pasti dilindas kekuatan parpol besar. Makanya, senior-senior diajak duduk, anak-anak muda dimajukan,” saran mertua dari artis Happy Salma ini.

Cok Ibah mengingatkan, melihat sistem demokrasi di Bali ke depan, akan terjadi kompetisi yang berat bagi Golkar. “Golkar harus jibaku, banting tulang sejak sekarang membentuk kepengurusan yang berisikan orang-orang hebat, yang serius berorganisasi dan punya investasi sosial mumpuni. Kalau saya sendiri sudah ngayah di desa adat,” papar Cok Ibah.

Lantas, siapa di antara Demer, Sugawa Korry, dan Wayan Geredeg yang dianggap layak pimpin Golkar Bali? “Kalau pribadi, saya lebih cenderung melihat Pak Wayan Geredeg. Saya sendiri sudah umur juga dan sibuk di adat. Sekarang saya masih menjadi Dewan Penasihat Golkar Gianyar, walaupun tidak pernah diajak komunikasi soal kegiatan partai. Tapi, saya tetap siap ketika nanti diminta sumbang pemikiran,” ujar Cok Ibah, yang posisinya di DPRD Bali digantikan Made Dauh Wijana dengan status PAW, setahun lalu.

Sebelumnya, tiga kandidat digadang-gadang layak menjadi Ketua DPD I Golkar Bali, yakni Sumarjaya Linggih alias Demer (kini Plt Ketua DPD I Golkar Bali), Nyoman Sugawa Korry (masih menjabat Sekretaris DPD I Golkar Bali), dan Wayan Geredeg (mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem). Mereka akan berebut jabatan dalam Musda Golkar Dipercepat, untuk mengisi kekosongan setelah Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, diberangus dari jabatannya, 4 Desember 2018 lalu, karena terseret sebagai tersangka kasus dugaan penipuan jual beli tanah Rp 150 miliar.

Demer adalah politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini fungsionaris DPP Golkar dan sekaligus merangkap Plt Ketua DPD I Golkar Bali. Demer sudah tiga periode duduk di Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, dan kini kembali lolos ke Senayan melalui Pileg 2019.

Sedangkan Sugawa Korry adalah politisi senior asal Desa Bayuatis, Keca-matan Banjar, Buleleng yang kini menjabat Sekretaris DPD I Golkar Bali. Mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng ini juga masih menjabat Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019 dari Fraksi Golkar. Sugawa Korry baru memastikan lolos lagi ke kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng hasil Pileg 2019 buat periode ketiga secara beruntun.

Sebaliknya, Wayan Geredeg adalah politisi senior Golkar asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang notabene mantan Bupati Karangasem dua kali periode (2005-2010, 2010-2015). Mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem ini sempat duduk di DPP Golkar era Setya Novanto. Wayan Geredeg yang notabene ayah dari anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Karangasem, Ni Putu Yuli Artini, baru saja gagal berebut kursi DPR RI dari Golkar Dapil Bali di Pileg 2019. Geredeg kalah bersaing dengan Demer dan AA Bagus Adhi Mahendra Putra. *nat

Komentar