nusabali

Jenazah Bapak Ditemukan, Akan Diaben Langsung Ngeroras

  • www.nusabali.com-jenazah-bapak-ditemukan-akan-diaben-langsung-ngeroras

Musibah Bapak dan Anaknya Hilang Tenggelam di Pantai Petangahan

TABANAN, NusaBali

Akhirnya korban terseret arus di Pantai Petangahan, Banjar Surabrata, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, I Made Gunarta, 40, ditemukan tewas pada Sabtu (4/5) sekitar pukul 07.47 Wita. Dia ditemukan pada hari ketiga pascakejadian, dalam posisi telungkup mengambang di tengah laut atau berjarak sekitar 2 kilometer arah timur dari lokasi kejadian.

Kepala Kantor Basarnas Bali Hari Adi Purnomo didampingi Humas Basarnas Bali Gusti Ayu Wijayanti, menjelaskan korban Made Gunarta ditemukan Sabtu kemarin sekitar pukul 07.47 Wita. Korban ditemukan mengambang dengan posisi badan tertelungkup. “Iya, satu korban lagi sudah ditemukan setelah Jumat (3/5) siang satu korban sudah ditemukan terlebih dahulu,” ungkapnya.

Sesaat setelah ditemukan oleh petugas Basarnas Bali yang mencari menggunakan satu rubber boat, korban Made Gunarta langsung dibawa ke Puskesmas Selemadeg Barat untuk dilakukan pemeriksaan luar. “Kami mulai pencarian pukul 06.00 Wita, karena Jumat malam sempat dihentikan lantaran hari sudah gelap dan itu sudah sesuai dengan prosedur,” imbuh Purnomo.

Diakui selama proses pencarian Jumat pagi ombak di Pantai Petangahan lumayan besar. Akan tetapi hambatan tersebut bisa dilewati. Selama proses pencarian selain Basarnas Bali, Polisi Sabhara Tabanan, BPBD Tabanan, Rapi Selemadeg dan masyarakat ikut terlibat. “Kondisi jenazah korban saat ditemukan sudah kembung dan ada kulit di beberapa bagian tubuhnya telah mengelupas,” tegas Purnomo.

Sementara itu, Kapolsek Selemadeg Barat AKP I Wayan Sugita menerangkan setelah dilakukan visum jenazah Made Gunarta langsung dibawa ke rumah duka di Banjar Daren, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat. Tidak ditemukan tanda kekerasan, namun kulit di beberapa bagian tubuh korban telah mengelupas mulai dari wajah, perut, dan kaki. “Bagian punggung, tangan, paha juga mengelupas,” tuturnya.

Dari hasil visum luar yang dilakukan diprediksi kematian korbam karena tenggelam dan air laut masuk ke paru-paru korban. “Sementara pihak keluarga sudah menolak otopsi karena sudah menerima sebagai musibah,” tegas AKP Sugita.

Kelian Dinas Banjar Daren I Gede Sudiarta mengatakan jenazah kedua korban sudah di rumahnya Banjar Daren, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat. Untuk proses selanjutnya, jenazah I Made Mei Artana dan ayahnya I Made Gunarta segera dilakukan upacara ngaben (dibakar).

Upacara ngaben akan dilangsungkan pada Anggara Paing Watugunung, Selasa (7/5) dan langsung dilakukan upacara Ngeroras (menyucikan). “Jadi keluarga memutuskan upacara dilangsungkan sekali langsung selesai,” ungkap Sugita.

Untuk kondisi istri korban Ni Made Sukerti, menurut Sugita, masih shock atas kepergian suami dan anak keduanya tersebut. Namun keluarga sudah menenangkan agar Ni Made Sukerti bisa ikhlas.

Dan atas nama keluarga, Sugita mengucapkan terima kasih kepada seluruh petugas yang telah membantu proses pencarian dan evakuasi. “Lewat NusaBali kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dari awal hingga keluarga kami ditemukan,” ucapnya.

Peristiwa maut ini bermula ketika bocah Made Mei Artana dan adik sepupunya, Kadek Jogani Lutra, mandi di pinggir Pantai Petangahan. Sedangkan korban Made Gunarta, saat itu menjaring ikan agak ke tengah laut bersama dua adik kandungnya, I Ketut Gunadiasa (ayah dari Kadek Jogani) dan I Wayan Guna Wijaya.

Ketika dua bocah bersaudara sepupu itu tengah asyik mandi, tiba-tiba datang ombak besar menerjang dan menggulung mereka. Melihat kejadian tersebut, korban Made Gunarta dan adiknya berniat menolong anak mereka yang sudah terseret arus. Namun naas, Made Gunarta justru ikut terseret, lalu hilang tenggelam bersama anak kandungnya, Made Mei Artana.

Sedangkan Ketut Gunadiasa dan Wayan Guna Wijaya berhasil menyelamatkan bocah Kadek Jogani Lutra. Kemudian, bocah selamat yang baru berusia 9 tahun ini dibawa ke bibir pantai. Bocah Kadek Jogani selamat dari maut tanpa luka sedikit pun.

Sehari setelah kejadian, atau Jumat (3/5), Made Mei Artana pertama kali ditemukan tak jauh dari lokasi kejadian atau berjarak sekitar 100 meter arah timur dalam keadaan tewas sekitar pukul 12.35 Wita. Saat ditemukan tak bernyawa, bocah ini masih mengenakan celana warna merah corak hitam, dalam kondisi beberapa bagian tubuhnya sudah mengelupas.

Selanjutnya, jasad bocah kelas VI SD ini dibawa ke Puskesmas Selemadeg Barat untuk dilakukan pemeriksaan luar. *des

Komentar