nusabali

Kakak-Adik Lolos ke Kursi Legislatif

  • www.nusabali.com-kakak-adik-lolos-ke-kursi-legislatif

Selain sejumlah pasangan suami istri, ada pula caleg kakak adik yang lolos ke kursi legislatif level berbeda dalam Pileg 2019.

MANGUPURA, NusaBali

Dua caleg kakak adik ini adalah I Bagus Alit Sucipta alias Gus Bota (caleg DPRD Bali dari PDIP Dapil Badung) dan I Bagus Jagra Wibawa alias Gus Ari (caleg DPRD Kota Denpasar dari PDIP Dapil Denpasar Utara).

Si sulung Gus Bota bahkan lolos ke kursi DPRD Bali 2019-2024 dengan predikat sebagai peraih suara terbanyak se-Bali. Politisi PDIP asal Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung yang berstatus caleg new comer ini tembus DPRD Bali dengan koleksi 110.440 suara.

Gus Bota tembus DPRD Bali Dapil Badung bersama 3 caleg PDIP lainnya, masing-masing Ketut Tama Tanaya (incumbent yang memperoleh 21.937 sua-ra), I Nyoman Laka (incumbent yang meraih 14.697 suara), dan I Made Duama (new comer yang meraih 13.852 suara).

Sedangkan si bungsu Gus Ari, lolos ke kursi DPRD Denpasar dari PDIP Dapil Denpasar Utara dengan meraih 5.106 suara. Dengan suara tersebut, Gus Ari lolos sebagai peraih suara terbanyak ketiga internal caleg PDIP Dapil Denpasar Utara. Gus Ari sendiri selama ini dikenal sebagai Ketua Semeton GB (Gus Bota) Provinsi Bali.

Gus Ari mengucapkan syukur dan menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberinya amanah untuk duduk di kursi DPRD Denpasar 2019-2024. “Tentu saya bersyukur bisa lolos ke Dewan. Di sini saya akan ngayah seperti yang diajarkan orangtua,” ujar Gus Ari yang baru pertama kali tarung ke Pileg saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa (23/4).

Menurut Gus Ari, keberhasilannya lolos sebagai anggota legislatif tak terlepas berkat dukungan keluarga tercinta, termasuk sang kakak, Gus Bota, yang kini Wakil Ketua DPC PDIP Badung. Selain itu, Ketua DPC PDIP Badung yang kini menjabat Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, juga memberikan andil besar sekaligus mewarnai perjuangan Gus Ari.

Disinggung adakah strategi khusus selama masa kempanye Pileg 2019, menurut Gus Ari, dirinya hanya intens turun ke masyarakat. Jurus ini sama seperti kakaknya, Gus Bota, yang dikenal sebagai pentolan Ormas dengan massa besar. “Saya memang orang baru di dunia politik. Tapi, jauh sebelum terjun ke politik, saya sudah terbiasa turun ke masyarakat. Hal itu yang terus saya lakukan. Astungkara saya punya basis (dukungan, Red) juga,” tandas Gus Ari.

Setelah lolos ke kursi DPRD Denpasar, Gus Ari berjanji akan menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai anggota Dewan: legislasi, budgetting, dan controlling. “Jauh daripada itu, saya ingin membangun desa supaya semakin maju. Makanya, saya akan maksimalkan menyerap aspirasi masyarakat. Kebutuhan masyarakat apa, itu yang akan saya perjuangankan,” papar Gus Ari.

Sedangkan sang kakak, Gus Bota, mengaku tak menyangka bisa meraih suara di atas 110.000. Target awal hanya meraih 35.000 suara. Seiring mendekati Pemilu dan melihat pemetaan di lapangan, target kemudian dinaikkan menjadi 45.000 suara, lalu 65.000 suara, hingga terakhir 100.000 suara.

“Astungkara, malah suara saya melebihi target. Sekarang mendapatkan 110.440 suara. Ini data yang berhasil direkap (secara internal) melalui penghitungan C1. Tapi, memang belum semua, karena ada beberapa data belum masuk. Artinya, suara masih bisa bertambah,” ungkap Gus Bota saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat (19/4) lalu.

Gus Bota mengakui melambungnya perolehan suara ini tidak terlepas dari kerja kerasnya. Selain itu, juga berkat dukungan penuh Bupati Badung yang kini Ketua DPC PDIP Badung, I Nyoman Giri Prasta. “Bapak Bupati Giri Prasta memberikan saya dorongan untuk bagaimana melayani masyarakat. Hasilnya nyata dapat terlihat sekarang,” jelas politisi yang juga Ketua Lembaga Dewan Pendekar PSPS Bakti Negara Bali ini.

Lantas, apa program yang diusung saat duduk di DPRD Bali 2014-2019 nanti? Menurut Gus Bota, dirinya akan memperjuangkan agar tanah milik Pemprov Bali yang ada di Badung bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat setempat. “Masyarakat yang ada di kawasan pesisir, kadang untuk membuat pos nelayan saja susah, karena itu wilayah provinsi. Makanya akan coba tiyang usulkan melalui Perda,” papar Gus Bota.

“Tiyang juga akan mengawal program Bupati Badung, karena bagaimana pun saya orang Badung. Ke depan, saya berharap diberikan kesempatan untuk ikut membangun Badung,” imbuhnya

Sementara itu, seumlah pasangan suami istri (pasutri) juga lolos ke kursi legislatif level berbeda dalam Pileg 2019. Dua pasutri di antaranya asal Karangasem, yakni pasangan I Wayan Suastika-Ni Kadek Darmini (dari PDIP) dan I Nyoman Suyasa-Ni Kadek Weisya Kusmia Dewi (dari Gerindra).

Ni Kadek Darmini, yang merupakan caleg incumbent DPRD Bali dari PDIP Dapil Karangasem, kembali lolos ke DPRD Bali 2019-2024 hasil Pileg 2019. Srikandi PDIP asal Lingkungan Belong, Kelurahan/Kecamatan Karangasem ini lolos dengan predikat sebagai peraih suara terbanyak DPRD Bali Dapil Karangasem, koleksi 30.920 suara.

Sementara sang suami, I Wayan Suastika, kembali lolos ke kursi DPRD Karangasem dari PDIP Dapil Kecamatan Selat, dengan koleksi 5.212 suara. Ini untuk ketiga kalinya bagi Wayan Suastika lolos DPRD Karangasem, setelah periode 2009-2014 dan 2014-2019 (ketika lolos dengan raihan 3.879 suara).

Sebaliknya, Nyoman Suyasa yang kini menjabat Ketua DPC Gerindra Karang-asem kembali lolos ke kursi DPRD Bali dari Gerindra Dapil Karangasem. Poli-tisi asal Desa Pertima, Kecamatan Karangasem ini lolos ke DPRD Bali dengan raihan 17.700 suara, naik tajam dibandingkan Pemilu 2014 ketika Nyoman Suyasa hanya memperoleh 7.031 suara. Saat ini, Suyasa masih menjabat Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra (menggantikan Jro Gde Komang Swastika alias Jro Jangol yang ditangkap polisi akibat kasus narkoba).

Sedangkan sang istri, Ni Kadek Weisya Kusmia Dewi, lolos ke kursi DPRD Karangasem dari Dapil Kecamatan Karangasem. Lolos dengan perolehan 1.421 suara, Kadek Weisya berhasil mengalahkan rekan separtainya berpredikat caleg incumbent, I Wayan Putra Tanaya, yang hanya kebagian 1.366 suara. *asa

Komentar