nusabali

Bule Dievakuasi dari Gunung Agung

  • www.nusabali.com-bule-dievakuasi-dari-gunung-agung

Koban Alexander (asal Rusia) menghilang ketika nekat mendaki Gunung Agung bersama Alvis (asal Prancis), Sergey (asal Ukraina), dan Jhon (asal Ukraina)

Nekat Mendaki Diam-diam, Tersesat di Ketinggian 2.000 Meter

AMLAPURA, NusaBali
Empat wisatawan asing asal Rusia, Prancis, dan Ukraina diam-diam nekat me-ndaki Gunung Agung di Karangasem yang dalam status Siaga (Level III), Kamis (24/1) pagi. Satu dari mereka, Alexander, 28, asal Rusia, justru tersesat pada ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut (Dpl). Tim gabungan pun terpaksa naik ke Gunung Agung untuk menyelamatkan dan mengevakuasi bule berusia 28 tahun ini, Jumat (25/1). Korban berhasil dibawa ke bawah kemarin petang pukul 18.30 Wita, setelah proses evakuasi selama 17,5 jam.

Korban Alexander diam-diam mendaki Gunung Agung, Kamis pagi sekitar pukul 10.00 Wita, bersama tiga rekannya: Alvis, 27 (wisatawan asal Prancis), Sergey, 30 (asal Ukraina), dan Jhon, 32 (asal Ukraina). Mereka nekat mendaki di tengah larangan melintas pada radius 4 kilometer dari kawah puncak, sehubungan Gunung Agung dalam status Siaga). Alexander bersama Alvis dan Jhon diketahui menginap di Ubud Hotel, Desa/Kecamatan Ubud, Gianyar. Sedangkan Sergey menginap di Canggu Capoline Quest House, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung.

Sebelum nekat mendaki Gunung Agung, keempat bule Eropa ini sempat berkun-jung ke Pura Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatran Rendang, Karanga-sem, Kamis pagi pukul 09.00 Wita. Dari Pura Besakih, mereka lanjut mendaki Gunung Agung melalui jalur Pura Pengubengan Besakih, Kamis pukul 10.00 Wi-ta. Namanuya juga nekat dan diam-diam, mereka mendaki tanpa didampingi pemandu wisata Gunung Agung.

Menurut keterangan Alvis, mereka berempat berhasil mencapai puncak Gunung Agung. Setelah mencapai puncak, mereka kemudian balik dan berjalan beriringan, di mana korban Alexander dalam posisi paling belakang. Di ketinggian 2.000 meter, korban Alexander mengalami masalah di mana lutut dan lengan kirinya terkilir, sehingga makin tertinggal jauh dari rekan-rekannya. Ternyata, korban hanya mutar-mutar di lokasi tersebut, karena tak kuat jalan.

Sayangnya, masalah yang dihadapi Alexander tidak diketahui oleh ketiga rekan-nya, yang terus melaju dalam perjalanan turun melalui jalur tenggara di Banjar Temukus, Desa Besakih, yang sejatinya bukan jalur pendakian. Setelah tiga rekannya lama berada di bawah, korban Alexander tidak kunjung muncul. Saat itu barulah tiga rekannya sadar kalau korban ada masalah.

Maka, Alvis bersama Sergey dan John melaporkan kasus ini ke Polsek Rendang. Laporan baru diterima Kapolsek Rendang, Kompol I Nengah Merta, Kamis malam sekitar pukul 22.00 Wita. Laporan tersebut kemudian diteruskan ke Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem. Selanjutnya, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Wayan Suwena, meneruskan laporan ini ke Pos Pencarian dan Pertolongan Kelas II Denpasar. Maka, diterjunkanlah 17 petugas yang dikoordinasikan Kasi Operasi dan Siaga Pos Pencarian dan Pertolongan Kelas II Denpasar, Ida Bagus Surya Wirawan, untuk mencari dan mengevakuasi korban Alexander.

Namun, sebelum 17 petugas dari Pos Pencarian dan Pertolongan bergerak, Rela-wan Pasebaya Agung Karangasem yang dipimpin I Gede Pawana berinisiatif mendahului melakukan pencarian korban, Kamis malam pukul 22.30 Wita. Relawan Pasebaya Agung Karangasem yang lakukan pencarian malam itu, antara lain, Jro Mangkuk Kayun, I Wayan David, I Wayan Blenging, dan I Wayan Surni. 

Para pemandu lokal ini melakukan pencarian dengan didampingi salah satu rekan korban, Alvis. Upaya para pemandu lokal ini membuahkan hasil ketika mereka berhasil menemukan korban Alexander, Jumat dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. Bule Rusia ini ditemukan pada ketinggian 2.000 meter Dpl, dalam kondisi terduduk lemas dan lutut terkilir.

Selanjutnya, korban Alexander dituntun menuruni Gunung Agung, dengan melintasi semak-semak tanpa jalur evakuasi yang jelas. Sebab, yang dilewati bukan jalur pendakian. Kemudian, Tim II dari petugas Pos Pencarian dan Pertolongan naik ke Gunung Agung, Jumat pagi pukul 07.00 Wita, bersama sejumlah relawan beranggotakan 10 orang. Sedangkan Tim III Pos Pencarian dan Pertolongan naik ke Gunung Agung, Jumat pagi 09.15 Wita. Dalam rombongan Tim II berjumlah 17 orang ini termasuk di antaranya relawan I Ketut Mudi, I Nengah Karta, dan I Wayan Sudana.

Karena cuaca kurang mendukung di mana situasi di Gunung Agung berkabut tebal dengan jarak jarak pandang hanya 5-8 meter, rombongan Tim I yang menemukan korban Alexander, Tim II, dan Tim III baru bisa bertemu di lereng Gunung Agung, Jumat sore pukul 16.00 Wita. Barulah setelah ketiga rombongan bertemu, evakuasi dilanjutkan. Korban Alexander dipapah petugas dan relawan secara bergantian. 

Korban akhirnya tiba di bawah yakni kawasan Banjar Temukus, Desa Besakih, Jumat petang pukul 18.30 Wita. Korban langsung dimasukkan ke dalam ambulans untuk selanjutnya diantar ke Puskesmas Rendang yang berjarak sekitar 7 kilometer, buat mendapatkan perawatan medis. Hingga berita ini ditulis, bule Rusia yang tangannya terkilir masih bverada di Puskesmas Rendang.

Sementara itu, relawan Pasebaya Agung Karangasem yang merupakan pemandu wisata lokal, I Wayan David, mengatakan upaya evakuasi korban Alexander menelan waktu cukup lama, karena jalurnya bukanlah jalur pendakian. “Tidak ada jalan di sana, semuanya sama menerobos semak-semak. Lagipula, medannya licin dan sangat membahayakan,” ungkap Wayan David kepada NusaBali.

Paparan senada disampaikan Kasi Operasi dan Siaga Pos Pencarian dan Pertolongan Kelas II Denpasar, Ida Bagus Surya Wirawan. Menurut dia, upaya evakuasi korban Alexander memakan waktu sekitar 17,5 jam, karena medannya memang sulit. “Medan yang dilalui bukan jalur pendakian. Selain itu, Gunung Agung berkabut dan diguyur hujan. Syukurnya, bule Rusia itu masih bisa jalan,” jelas Surya Wirawan.

Sedangkan Kapolsek Rendang, Kompol I Nengah Merta, mengaku awalnya tidak mengetahui ada wisatawan nekat mendaki Gunung Agung. Tiba-tiba saja muncul laporan ada wisatawan tersesat di Gunung Agung. “Kalau saja minta izin hendak mendaki Gunung Agung, pasti tidak kami izinkan,” papar Kompol Merta. *k16

Komentar