nusabali

Jalan Amblas 10 Meter, Satu Keluarga Terisolasi

  • www.nusabali.com-jalan-amblas-10-meter-satu-keluarga-terisolasi

BPBD Badung rencananya akan buatkan akses jalan sementara berupa jembatan darurat agar keluarga Ketut Landra bisa beraktivitas kembali

Longsor di Banjar Pengadangan, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi

MANGUPURA, NusaBali
Satu keluarga di Banjar Pengadangan, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung terisolasi karena jalan masuk ke pekarangan rumahnya longsor, Minggu (20/1) subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Keluarga Ketut Landra, 60, yang terisolasi, kini kini kesulitan keluar masuk pekarangan rumah, karena jalan amblas tepat di depan angkul-angkul rumahnya.

Jalan menuju rumah keluarga Ketut Landra merupakan jalan kecil. Di sebelah timur rumah ini terdapat selokan selebar 0,6 meter untuk saluran irigasi, yang airnya kerap meluap saat musim hujan. Sedangkan di sebelah barat dengan jarak sekitar 3 meter dari rumah Ketut Landra terdapat sungai berkedalaman 7 meter. 

Nah, jalan di depan angkul-angkul rumah Ketut Landra amblas sepanjang 10 meter dengan lebar 2 meter, hingga membentuk tebing sedalam 4 meter. Karena jalan yang amblas ini merupakan satu-satunya akses jalan keluar masuk pekarangan rumah Ketut Landra, maka keluarganya kini praktis terisolasi. 

Ketut Landra terisolasi bersama keluarganya berjumlah 4 orang. Selain Ketut Landra, yang tinggal di rumah terisolasi ini masing-masing Ketut Nika, 29 (anak bungsu dari ketut Sulandra), sang menantu Rika Wulandari, 26 (istri dari Ketut Nika), dan cucunya yang masih berusia 6 bulan bernama Tri Rinka Cahya Dewi (anak dari pasutri Ketut Nika dan Rika Wulandari.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung telah terjun ke lokasi bencana, Minggu kemarin, untuk cek longsor di depan rumah keluar-ga Ketut Landra. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, dr Ni Nyoman Ermy Setiari, menyatakan amblasnya akses jalan masuk ke rumah keluarga Ketut Landra di Banjar Pengadangan, Desa Mengwitani terjadi karena struktur tanah yang labil karena diguyur hujan. 

Menurut Ermy Setiari, pihaknya kemarin lagi langsung terjun ke lokasi mengaku begitu menerima laporan. “Badan jalan yang amblas itu merupakan jalan pribadi menuju rumah keluarga Pak Ketut Landra. Menurut keterangan pemilik rumah, kejadiannya sekitar jam 5 pagi (pukul 05.00 Wit),” ujar Ermy Setiari saat dikonfirmasi NusaBali.

Karena bencana longsor tersebut, kata Ermy Setiari, Ketut Landra dan keluarnya kini kesulitan keluar masuk rumah. Sebab, seluruh badan jalan menuju rumahnya amblas. “Buat sementara, mereka terpaksa keluar masuk rumah rumah lewat samping,” jelas dokter lulusan Fakultas Kedokteran Unud ini.

Petugas BPBD Badung bersama aparat desa setempat, lanjut Ermy Setiari, sudah melakukan pendataan di papangan. Rencananya, keluarga Ketut Landra akan dibuatkan akses jalan darurat berupa jembatan. Hanya saja, pembangunan jalan darurat ini masih menunggu koordinasi pihak Desa Mengwitani. Masalahnya, jalan yang longsor lumayan panjang, yakni mencapai 10 meter dengan lebar 2 meter dan kedalaman 4 meter. Selain itu, sebuah palinggih (bangunan suci) Penumbak Rurung di depan rumah korban juga amblas.

Sementara itu, korban Ketut Landra mengatakan, sebelum akses jalan depan rumahnya longsor, kemarin subuh, hujan deras mengguyur wilayah Desa Mengwitani, sejak Sabtu (19/1) malam. Walhasil, saluran irigasi di sebelah timur meluap hingga ke depan rumah Ketut Landra hingga menyebabkan akses jalan amblas sepanjang 10 meter.

Korban Ketut Landra berharap pemerintah bantu menangani bencana longsor di rumahnya ini. “Mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah, supaya saya, anak saya, dan menantu bisa beraktivitas seperti biasa,” harap Ketut Landra saat ditemui NusaBali di rumahnya, tadi malam. “Tadi petugas dari BPBD, kepolisian, dan aparat desa sudah cek ke sini. Semoga lekas ada perbaikan,” lanjut pria yang kesehariannya bekerja sebagai sopir truk ini.

Ketut Landra mengatakan, karena akses jalan terputus, keluarganya praktis terisolasi. Buat sementara, motor milik Ketut Landra dan anaknya, Ketut Nika, terpaksa dititipkan di rumah saudara. “Motor saya titipkan ke rumah adik saya. Motor tesebut digotong ramai-ramai bersama warga yang yang datang membantu,” katanya. *asa

Komentar