nusabali

Kadek Karya Dewi Bermodalkan 2 Emas Saat ASEAN Para Games

  • www.nusabali.com-kadek-karya-dewi-bermodalkan-2-emas-saat-asean-para-games

Dalam Asian Para Games IV di Jakarta, 6-13 Oktober 2018 nanti, Ni Kadek Karya Dewi akan turun dua nomor sepesialisasinya di cabang balap sepeda, yakni ITT dan road race

Sejumlah Atlet Difabel Asal Bali Dipercaya Tampil di Asian Para Games 2018, Ini Sebagian dari Mereka

JAKARTA, NusaBali
Ni Kadek Karya Dewi, 29, merupakan salah satu atlet difabel yang amat diandalkan kontingen Indonesia di cabang balap sepeda dalam pesta olahraga Asian Para Games (APG) IV di Jakarta, 6-13 Oktober 2018 nanti. Pembalap asal Bali ini akan turun di dua nomor spesialiasinya, yakni ITT dan road race. Kadek Karya Dewi terjun ke APG 2018 dengan modal sukses sabet 2 medali emas dalam pesta olahraga ASEAN Para Games 2017 di Malaysia.

Saat ASEAN Para Games 2017 lalu di Malaysia, Kadek Karya Dewi mampu meraih 2 medali emas, masing-masing nomor ITT dan road race. Nah, prestasi ASEAN Para Games 2017 itu akan coba diulangi atlet para cycling asal Banjar Ulun Kukul, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem ini di APG 2018. Kebetulan, Karya Dewi turun di dua nomor yang sama.

Meski demikian, Karya Dewi tidak secara khusus pasang target harus juara di APG 2018 nanti. Yang pasti, dia ingin tampil maksimal agar mampu mempersembahkan hasil terbaik bagi kontingen Merah Putih. "Saya tidak memasang target muluk-muluk, apalagi saya atlet baru di para cycling. Saya berusaha tampil makimal, karena nanti lawan-lawannya cukup berat," ujar Kkarya Dewi saat dihubungi NusaBali di Jakarta, beberapa hari lalu.

Menurut Karya Dewi, para atlet top dari berbagai negara Asia ikut tampil dalam APG 2018 nanti, termasuk China dan Korea Selatan. Alet balap sepeda dari dua negara belahan Asia Timur itu juga ikut turun saat Karya Dewi cs try out ke Italia, Agustus 2018 lalu.

“Mereka merupakan juara dunia, sehingga tidak mengherankan jika meraih gelar juara di Italia. Lagipula, mereka latihan dengan ditunjang peralatan yang lebih baik. Sebaliknya, saya pulang dari Italia tanpa meraih medali,” papar atlet para cycling kelahiran 31 Maret 1979 ini.

Sebelum try out ke Italia, Karya Dewi sempat mengikuti kejuaraan balap sepeda di Myanmar, Februari 2018 lalu. Di Mynamar, Karya Dewi suises memperoleh medali emas nomor kelas ITT. Karya Dewi merasa persiapannya sudah cukup untuk menghadapi APG 2018. Saat ini, dia tinggal fokus berlatih di Pelatnas yang berlangsung dua kali sehari.

"Di Pelatnas, ada 13 atlet para cycling. Saya satu-satunya dari Bali. Kami latihan sejak Januari 2018 lalu. Pada 3 bulan pertama, latihan di Jalan Tol Boyolali-Klaten. Saat ini Jalan Tol tersebut sudah beroperasi, sehingga kami latihan di Jalan Solo-Kertosono," cerita anak ke-10 dari 11 bersaudara keluarga pasangan Pande Gede Mawe dan Ni Luh Pande ini.

Karya Dewi menyebutkan, di nomor ITT, jarak tempuhnya sejauh 14 km. Sedangkan nomor road race menempuh jarak 40 km. Karena itu, setiap atlet dituntut punya daya tahan yang baik.

Karya Dewi sendiri dipanggil masuk Pelatnas APG 2018 berkat prestasinya dalam pesta ASEAN Para Games 2017 di Malaysia, ketika sukses sabet 2 medali emas. Keberhasilan Karya Dewi sabet dua emas di Malaysia terbilang mengejutkan. Sebab, dia sebetulnya baru menggeluti cabang balap sepeda.

Kisah bermula awal 2017 lalu, ketika teman bosnya mencari atlet para cycling ke Yayasan Bali Sport Foundation (BSF) di Denpasar. Maklum, BSF dikenal sebagai yayasan yang membina atlet-atlet difabel. Bosnya lantas merekomendasikan Karya Dewi sebagai atlet para cycling. Padahal, Karya Dewi sebelumnya menggeluti cabang olahraga rugby dan basket kursi roda.

Karya Dewi awalnya agak sulit pindah cabang olahraga. Terlebih, di para cycling harus hafal gir ketika jalan turunan dan tanjakan. "Kalau di rugby dan basket kursi roda kan hanya menerapkan strategi saja. Sementara di para cycling, saya harus hafal gir turun dan tanjakan bagaiman," kenang Karya Dewi.

Meski sulit, Karya Dewi tekun berlatih, hingga kemudian dipercaya tampil dalam ASEAN Para Games 2017 di Malaysia. Itulah kejuaraan pertama yang diikutinya sebagai atlet para cycling. Hebatnya, Karya Dewi langsung mempersembahkan dua medali emas dari nomor ITT dan road race dalam event perdananya. Berkat suksesnya itu, dia dipanggil masuk Pelatnas APG 2018.

Bukan hanya Karya Dewi yang dipanggil masuk Pelatnas APG 2018. Suami tercintanya, Lalu Idrus, juga dipanggil ke Pelatnas APG 2018. Bedanya, sang suami bertarung di cabang olahraga wheel chair basketball (basket kursi roda). Lokasi latihan pasutri atlet difabel ini berbeda, tapi mereka masih bisa komunikasi melalui telepon.

"Terkadang, suami yang ke tempat saya, karena jarak tempuh hanya 30 menit. Senang dan bersyukur bisa bersama suami dipanggil masuk Pelatnas barengan, walau kami beda tempat," cerita Karya Dewi.

Ni Kadek Karya Dewi sendiri menjadi difabel karena serangan polio saat usia 7 tahun. Berbagai pengobatan telah ditempuh kedua orangtuanya, tapi tidak membuahkan hasil. Karya Dewi pun harus beraktivitas dengan cara merangkak. Rasa kecewa sempat menghinggapinya, karena Karya Dewi merasa berbeda dengan anak yang lain.

Namun, Karya Dewi cukup bersyukur karena teman-teman, keluarga, dan saudaranya tidak ada yang mengucilkannya. Mereka tetap menganggap Karya Dewi sama dengan yang lain. Karya Dewi mulai menggunakan kursi roda sejak 2009, ketika usianya menginjak 20 tahun. Kemudian, Karya Dewi bekerja di yayasan sosial yang menangani difabel tahun 2011. Dia ditempatkan di bagian admin.

Setelah bekerja di yayasan sosial tersebut selama 6 tahun, Karya Dewi putuskan pindah ke BSF pada 2017. Dari BSF inilah dia mengenal sejumlah cabang olahraga untuk kaum difabel, hingga kemudian mengantarkannya Karya Dewi membela Indonesia ke ASEAN Para Games 2017 dan Asian Para Games 2018. *k22

Komentar