nusabali

6 Vila Diterjang Gelombang Pasang

  • www.nusabali.com-6-vila-diterjang-gelombang-pasang

BMKG perkirakan ombak besar yang dipicu rambatan gelombang Swell Wave di sebelah barat Australia akan terjadi hingga akhir Juli ini

Belasan Warung di Pantai Kelating-Yeh Gangga Porakporanda


AMLAPURA, NusaBali
Gelombang pasang yang menerjang kawasan pantai di Bali, Rabu (25/7) pagi, bikin petaka di sejumlah titik. Bahkan, ada 6 vila di Pantai Biaslantang Kaler, Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, Karangasem yang diterjang gelombang pasang. Petaka juga terjadi di Pantai Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan di mana 12 warung permanen milik desa yang disewakan ke warga porak-poranda.

Enam (6) vila di Pantai Biaslantang Kaler, Desa Purwekerti diterjang gelombang pasang, Rabu pagi pukul 05.30 Wita. Akibatnya, air laut masuk ke beberapa kamar vila. Wisman yang terjebak di dalam kamarnya pun dievakuasi dengan menerobos air laut setinggi lutut orang dewasa. Vila-vila yang jadi korban amuk gelombang setinggi 5 meter itu, masing-masing Mlasti Beach Bungalow, Vila Saraswati, Vila Damai, Vila Agung, Asling Villa, dan Vila Felix.

Pantauan NusaBali di lapangan, Mlasti Beach Bungalow yang terdiri dari 2 kamar dihuni 6 wisman. Untungnya, seluruh kamar selamat tanpa kemasukan air laut, karena vila didesain dengan tiang tinggi. Sedangkan kondisi di Vila Saraswati, bagian tembok depannya yang berhadapan ke laut arah timur jebol diterjang gelombang. Akibatnya, air laut masuk ke halaman vila. Sementara di Vila Agung, bangunan sakapat roboh hingga halaman tergenang air laut.

Kondisi paling parah terjadi di Asling Villa, yang berisi 2 kamar. Pintu kedua kamar vila ini jebol diterjang air laut. Bahkan, kamar tamu dan dapur di vila ini sampai roboh. Sementara kolam di depan bangunan vila ini tertimbun pasir laut. Air meluber ke halaman vila, setelah tembok baja jebol diterjang ombak. Seluruh wisatawan yang menginap di Asling Villa telah dievakuasi. "Saya mau pindah ke penginapan lain," ujar seorang wisman, Khanu.

Pemilik Mlasti Beach Bungalow, I Nyoman Asih, menuturkan biasanya air laut pasang terjadi setiap tahun. "Kali ini air laut pasang paling besar, sampai masuk halaman dan kamar vila. Bisa saja air laut pasang akan terjadi hingga beberapa hari ke depan," keluh Nyoman Asih kepada NusaBali.

Sedangkan Perbekel Purwekerti, I Nengah Karyawan, mengatakan biasanya air laut pasang terjadi setiap Februari. Namun, kali ini justru terjadi bulan Juli dan sangat dahsyat hingga merusak bangunan villa. "Kami tidak tahu entah sampai kapan air laut pasang ini. Vila yang rusak hanya terjadi di sepanjang pantai Banjar Biaslantang Kaler, sedangkan di Pantai Amed dan sekitarnya, masih aman," papar Perbekel Nengah Karyawan.

Sementara itu, amuk gelombang pasang di Pantai Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan terjadi Rabu pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Ombak setinggi 6 meter menerjang selama 2 jam hingga siang pukul 11.00 Wita. Air laut terhempas hingga ke jalan raya sejuah 30 meter dari tepi laut. Setidaknya, 12 unit warung di Pantai Kelating luluhlantak dihantam gelombang pasang. Beruntung, tidak ada korban nyawa maupun terluka, karena warung belum buka pemiliknya saat kejadian.

Kepala Desa (Perbekel) Kelating, I Made Suamba, mengatakan dari 12 warung yang porak-poranda tersebut ada yang cuma pintunya terlihat masih utuh. Pemilik warung pun sudah mengevakuasi seluruh barang dagangan dan peralatan yang masih bisa diselamatkan. “Tadi saya hitung 12 warung yang rusak diterjang gelombang," jelas Perbekel Made Suamba di lokasi bencana, Rabu kemarin.

Belasan bangunan warung yang dihantam gelombang pasang itu, antara lain, disewa oleh I Komang Srinadi, 50, I Gusti Ayu Putu Sukariati, 48, Ni Ketut Muliani, 43, I Ketut Artana, 45, Ibu Nanda, 43, I Made Sujendri, 50, I Made Nurada, 42, dan Sagung Suryadi, 50.

Salah satu korban, IGA Putu Sukariati, mengaku sangat panik ketika mengetahui bahwa keadaan warungnya porakporanda akibat diterjang ombak besar. "Ketika saya tiba di sini (Pantai Kelating), semua barang dagangan saya sudah hanyut. Saya panik sekali," tutur penyewa warung asal Banjar Sangging, Desa Kelating ini.

Bukan hanya hanya 12 bangunan warung di Pantai Kelating yang jadi korban amuk gelombang pasang. Kantor Badan Pengelola Pariwisata Desa (Bapperdes) Kelating juga rusak, di mana pintu bagian depannya jebol dihantam gelombang. Akibatnya, sejumlah berkas di kantor ini basah kuyup.

Gelaombang pasang pada hari yang sama, Rabu kemarin, juga porak-porandakan sejumlah warung di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan. Menurut Kelian Dinas Banjar Yeh Gangga, I Ketut Pinda, setidaknya ada 3 unit warung milik warga yang hancur. "Pintu warung rusak, barang dagangannya juga porak-poranda," jelas Ketut Pinda.

Bukan hanya itu, gelombang pasang juga mengamuk di DTW Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan. Ombak sempat membubung setinggi natar Pura Luhur Tanah Lot. Nanum untungnya, deburan ombak yidak sampau mengganggu aktivitas pariwisata di Tanah Lot. Hanya saja, wisatawan dilarang untuk turun ke bibir pantai.

"Penjagaan sudah kami ketatkan, pintu-pintu masuk menuju pantai kami tutup," ungkap Manajer DTW Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana. Menurut Toya Adnyana, tinggi gelombang di Tanah Lot kemarin pagi pukul 09.00 Wita mencapai 6 meter. Pihaknya sudah tahu akan ada gelombang tinggi dari life guard Tanah Lot, atas informasi BMKG.

"Sekarang airnya sudah surut, tapi penjagaan di Pantai Tanah Lot masih diketatkan," tandas Toya Adnyana sembari menyebutkan tidak ada ke-rusakan parah baik di areal wisata maupun Pura Tanah Lot yang berada di tengah laut.

Di sisi lain, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan, I Putu Trisna Widiatmika, mengatakan pihaknya sudah lakukan pengecekan ke sejumlah pantai di Tabanan. “Dari hasil pengecekan, kerusakan hanya terjadi di Pantai Yeh Gangga dan Pantai Kelating," papar Putu Trisna.

Sementara, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar memperkirakan kondisi ini terjadi karena rambatan gelombang Swell Wave di sebelah barat Australia. Menurut Prakirawan BMKG Wilayah III Denpasar, I Wayan Wirata, tekanan angin di perairan barat Australia cukup tinggi, sehingga terjadi gelom-bang tinggi yang penjalarannya sangat luas ke arah utara hingga sampai Indonesia. "Karena pergerakanya ke utara, wilayah perairan Indonesia pun kena rambatan gelombang. Yang terimbas adalah Jawa, Bali, NTB, NTT," jelas Wayan Wirata saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Rabu siang.

Wayan Wirata megatakan, gelombang tinggi ini akan terus terjadi hingga akhir Juli 2018 nanti. Hal itu tergantung dari gelombang sewell atau alun laut yang ada di barat Australia dan kondisi angin di Indonesia. Untuk di Bali, kata Wirata, yang perlu diatensi adalah perairan selatan dengan tinggi gelombang 5 meter. "Sesuai dengan hasil data pemodelan cuaca dari BMKG, gelombang tinggi akan terjadi hingga akhir bulan ini. Gelombang tinggi ini sebagian besar dipengaruhi oleh swell wave di Australia."

Masyarakat pun diibau agar tidak beraktivitas di laut dan selalu memerhatikan update informasi cuaca dari BMKG. "Kami terus memberikan informasi, terutama para agen travel yang memiliki usaha penyeberangan. Kami berharap mereka memperhatikan informasi dari kami. Tujuannya untuk menghindari risiko, karena tinggi gelombang 5 meter itu sudah ekstrim," tandas Wirata. *k16,d,p

Komentar