nusabali

Selain Rampas 30 Senjata, Napi Teroris juga Kuasai Bom

  • www.nusabali.com-selain-rampas-30-senjata-napi-teroris-juga-kuasai-bom

Para napi teroris berjumlah 156 orang yang bikin rusuh di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5) hingga Kamis (10/5) pagi, sempat merebut 30 pucuk senjata dari polisi.

JAKARTA, NusaBali
Senjata-senjata itu dulunya disita polisi dari kelompok teroris dalam operasi antiteror. Bukan hanya itu, para napi teroris juga sempat menguasai bom.Menko Polhukam, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, mengatakan 145 dari 155 teroris (kecuali yang tewas dalam kerusuhan) telah menyerah tanpa syarat, Kamis dinihari. Mereka keluar dengan meninggalkan 30 pucuk senjata yang dirampas dari petugas kepolisian.

"Senjata ditinggal. Padahal, mereka juga sudah merampas senjata kurang lebih 30 pucuk. Bukan senjata organik militer atau kepolisian, itu itu senjata sitaan saat kepolisian melaksanakan operasi-operasi lawan teroris (antiteror)," ujar Wiranto dalam dalam konferensi pers di Kompleks Mako Brimob, Kamis kemarin.

Bukan hanya merampas 30 pucuk senjata sitaan, para napi teroris juga sempat menguasai bom saat penyanderaan di Rutan Mako Brimob. Hal ini diakui Komandan Korps (Dankor) Brimob, Irjen Rudy Sufahriadi, di tempat yang sama, Kamis kemarin.

Menurut Irjen Rudy, bom tersebut dipakai para napi teroris untuk ranjau. "Saya hanya melakukan penindakan. Bahwa saya akan melakukan penindakan. Jadi, tadi itu dilakukan penindakan. Suara ledakan itu adalah bridging untuk meledakkan tembok, untuk menjatuhkan tembok karena patut diduga dan mereka juga sudah sampaikan menyimpan bom-bom," kata Irjen Rudy.

"Bom-bom itu adalah barang bukti yang kemarin-kemarin disita (saat operasi antiteror, Red) dan belum sempat digudangkan oleh penyidik Densus di ruang pemeriksaan. Itu yang mereka ambil lagi, itu yang mereka rebut lagi. Itulah yang dijadikan bahan bom, buat ranjau nanti di sini dan sudah kita ledakkan semua," lanjut Irjen Rudy, seraya menyatakan ada cukup banyak bom yang direbut para napi teroris.

Sedakgkan Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan, para napi teroris sempat ada yang menguasai senjata api panjang yang jarak jangkau tembakannya sampai 800 meter. "Ada senjata panjang yang jarak tembaknya 500 meter sampai 800 meter, dan itu bisa menjangkau sampai ke jalan," jelas Komjen Syafruddin.

Makanya, polisi melarang masyarakat termasuk wartawan mendekat ke Mako Brimob, karena dikhawatirkan mereka bisa terkena peluru yang dilepaskan para napi teroris. "Karena situasinya sangat tidak aman," katanya.

Komjen Syafruddin mengatakan, para napi teroris tersebut melakukan penjebolan di dalam Rutan Mako Brimob. Mereka menggunakan berbagai barang yang ditemukan untuk menjebol sekat. "Senjata didapat dari mana-mana, kan mereka menjebol ini ke mana-mana. Dapat kaca dipecahkan, dapat besi, ini kan dijebol semua," ujarnya dilansir detikcom. "Ruang tahanan itu disekat semua, dijebol, jadi alat-alat, peralatan yang ada di ruang-ruang itu ada saja didapatkan."

Menurut Komjen Syafruddin, pihaknya masih menelusuri dalang rusuh di Rutan Mako Brimob. Dibutuhkan waktu 2-3 hari untuk mencari tahu sia[a dalang kerusuhan. "Ini masih investigasi, ini masih simpang siur sekarang siapa pelaku, siapa yang diam, siapa yang melakukan? Ini masih dalam proses, perlu waktu 2-3 hari," katanya.

Selain mencari tahu siapa otak pelaku, polisi juga  menyelidiki jaringan teroris mana yang terlibat dalam kerusuhan ini. "Ya, lagi diinvestigasi semua, seluruhnya 155 (napi teroris) itu," tegas Komjen Syafruddin.

Terkait lamanya penanganan terhadap napi teroris yang berlangsung selama 36 jam, menurut Komjen Syafruddin, karena terjadinya penyanderaan polisi. "Ini kan polisi disandera, kami ingin selamat sanderanya. Sampai tadi sandera baru selesai satu tadi pagi, baru kita bisa lakukan tindakan tegas."

Sementara itu, Presiden Jokowi menegaskan negara tidak takut terhadap terorisme. "Negara dan seluruh rakyat tidak pernah takut dan tidak akan pernah memberi ruang ke terorisme serta upaya-upaya yang mengganggu keamanan negara," tegas Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis kemarin.

Jokowi mengucapkan syukur karena seluruh napi teroris yang melakukan penyanderaan di Rutan Mako Brimob sudah menyerahkan diri. "Terima kasih sebesar-besarnya atas nama rakyat dan negara kepada seluruh aparat keamanan yang terlibat dalam menyelesaikan peristiwa ini," kata Jokowi. Presiden juga menyampaikan duka mendalam atas gugurnya 5 anggota Polri dalam peristiwa ini. "Semoga keluarganya diberi ketabahan," ujar Jokowi.

Lima anggota Polri yang gugur dalam penyendaraan oleh napi teroris di Rutan Mako Brimbob, masing-masing Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Brigadir Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.

Menurut Menko Polhukam, Wiranto, 5 polisi ini dibunuh sacara sadis dengan luka tusukan di sekujur tubuhnya. "Para pelaku melakukan kekejaman dengan merampas senjata, menyandera, menyiksa, bahkan membunuh petugas," ujar Wiranto. "Itu merupakan cara-cara yang kejam dan keji, di luar batas kemanusiaan," imbuhnya. *

Komentar