nusabali

Jembatan di Bengawan Solo Ambruk, 1 Tewas, 4 Luka

  • www.nusabali.com-jembatan-di-bengawan-solo-ambruk-1-tewas-4-luka

Jembatan di atas Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Kabupaten Lamongan (Jawa Timur)-Kabupaten Tuban (Jawa Timur) mendadak ambrol, Selasa (17/4) pagi pukul 10.45 WIB.

LAMONGAN, NusaBali

Dalam musibah ini, 3 truk dan 1 sepeda motor terjun ke sungai, hingga menyebabkan 1 korban tewas dan 4 terluka.Jembatan Widang jembatan lama yang berada di sisi barat---ambrol sepanjang 20 meter, dengan lebar 8 meter. Saat jembatan ambrol, terdengar suara gemuruh dengan ledakan keras, yang diawali tanah bergetar. "Mendadak horek (bergetar) dan ada ledakan keras seperti bom," ungkap Ahlisin, 50, seorang warga yang ru-mahnya berjarak 20 meter dari jembatan ambrol.

Saksi Ahlisin mengira ada kecelakaan di jembatan. Saat keluar rumah, dia baru sadar jembatan di Jalur Pantura Jawa Timur itu ambrol. Diketahui ada 3 Truk dan 1 motor tercebur ke Sungai Bengawan Solo. “Ada yang keluar dari reruntuhan jembatan dan minta tolong," cerita Ahlisin.

Paparan senada disampaikan Satlantas Polsek Babat, Kabupaten Tuban, Bripka Purnomo. Menurut Purnomo. ambrolnya Jembatan Widang ini menyebabkan sejumlah kendaraan bermotor yang kebetulan melintas di atasnya berjatuhan ke Sungai Bengawan Solo.

Kapolres Tuban, AKBP Sutrisno HR, dalam rilisnya menyebut ada 2 korban tewas dalam kejadian ini. Namun, setelah dilakukan evakuasi, ternyata hanya satu yang tewas, sementara korban terluka 4 orang. Menurut Kasat Lantas Polres Tuban, AKP Eko Iskandar, dari 4 korban terluka, 1 orang di antaranya luka berat dan 3 lagi luka ringan. "Korban sementara 5 orang," ujar AKP Eko Iskandar dilansir detikcom, Selasa kemarin.

Korban tewas dalam musibah jembatan ambrol in adalah Muhlisin, 49, sopir Truk warna hijau nopol W 9351 US asal Desa Banter, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur. Sedangkan korban luka berat asalah Samsul Arif, sopir Truk yang nopolnya belum diketahui. Sopir asal Dusun Lengkong, Desa Jambuwok, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur ini kemarin langsung dilarikan ke RSM Babat, Tuban untuk menjalani perawatan.

Sementara korban luka ringan masing-masing Saiful Arif, 35 (sopir Truk S 8569 UE asal Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur), Uba-idilah Masum (warga Rembes, Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Tuban, Jawa Timur yang kendarai motor Revo L-3466-DJ), dan M Riza Afifudin (warga Dusun Ploro, Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Lamongan, Jawa Timur yang duduk di boncengan sepeda motor Revo L 3466 DJ).

Kapolda Jatim, Irjen Machfud Arifin, mengatakan ambruknya Jembatan Widang di atas Sungai Bengawan Solo diduga terjadi karena beban kendaraan yang berat, selain juga usia jembatan yang sudah tua. "Jembatan ambrol karena ketidakmampuan lantaran usianya sudah tua, apalagi kendaraan-kendaraannya bawa muatan yang berat," jelas Irjen Machfud di Surabaya, Selasa kemarin. Menurut Irjen Machfud, ambruknya jembatan yang merupakan jalan negara itu tidak diprediksi.

Sedangkan Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Zarkasi, mengatakan pihaknya masih menunggu laporan lengkap dari tim yang telah diturunkan ke lokasi mengenai ambruknya Jembatan Widang. Menurut Iwan, ambrolnya jembatan ini sama seperti peristiwa ambruknya Jembatan Cipunagara di Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan, Subang, Jawa Barat tahun 2004.

"Itu kalau melihat beban yang ada dan sebagainya, kemungkinan besar memang overload, sama seperti kejadian di Cipunagara dulu juga overload. Tapi, ini perlu analisa lagi," kata Iwan.

Iwan menyebutkan, ambrolnya jembatan bukan karena kondisi cuaca yang bela-kangan cukup ekstrem. Jembatan Widang yang dibangun sejak tahun 1970 tersebut juga baru saja dilakukan perawatan setahun lalu. "Terakhir perawatan tahun lalu sekalian ada dicat dan sebagainya. (Musibah ambruknya jembatan, Red) Bukan karena cuaca," tegas Iwan.

Jembatan Widang sendiri sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, namun wujudnya belum seperti sekarang. Barulah tahun 1970-an, pemerintah membangun Jembatan Widang sebagai sarana transportasi utama yang menghubungkan tiga kabupaten di Jawa Timur: Lamongan-Tuban-Bojonegoro, serta lintasan kereta api jurusan Babat-Tuban. Menurut Iwan, jembatan yang akhirnya ambrol ini terakhir kali dilakukan perawatan tahun 2017 lalu. "Terakhir perawatan tahun lalu sekalian ada dicat dan sebagainya," jelas Iwan.

Iwan mengatakan, pihaknya akan segera melakukan penanganan dengan mengirim jembatan baru ke lokasi. Namun, belum dipastikan kapan tepatnya jembatan baru itu akan dikirim dan seperti apa penggunaannya. "Kita akan kirimkan jembatan baru kemudian dipasang di sana. Tapi, ini perlu waktu," katanya. *

Komentar