nusabali

5.312 Siswa SMK Ikut UNBK

  • www.nusabali.com-5312-siswa-smk-ikut-unbk

Ujian Negara Berbasis Komputer (UNBK) jenjang SMK di Gianyar diikuti 5.132 siswa.

GIANYAR, NusaBali
Pada hari ketiga ujian, Rabu (4/4), seorang siswa dilaporkan absen lantaran sakit. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Provinsi Bali wilayah Gianyar, Wayan Adi Sucita mengatakan, seorang siswa sakit dan  sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Sukawati.

Namun, menurut Adi Sucita, secara keseluruhan pelaksanaan UNBK jenjang SMK di Gianyar berlangsung lancar. Segalanya sudah terencana dengan baik, menyangkut kesiapan sarana pra sarana di seluruh sekolah SMK di Gianyar. “Sempat ada gangguan teknis dari pusat, tapi sudah segera diatasi” ucapnya, Rabu (4/4).

Dia menjelaskan, UNBK SMK berlangsung 2 - 5 April 2018. Ada empat mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan. Ada 29 SMK di tujuh kecamatan. Namun, belum semua SMK memiliki sarana komputer. Sehingga, ujian digabung dan harus meminjam beberapa tempat di luar SMK. Yakni di SMPN 1 Gianyar, SMAN 1 Payangan, dan SMK SMSR Ubud. “Koordinasi antar sekolah sangat baik,” ujarnya.

Pejabat asal Desa Nongan, Karangasem itu melanjutkan, terkait kelulusan ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing. Namun, siswa wajib mengikuti Ujian Sekolah Berbasis Nasional dan UNBK untuk memastikan kelulusan. Karena, jika siswa tidak mengikuti salah satu dari ujian tersebut, maka siswa dinyatakan tidak lulus. Adapun, ujian susulan dilaksanakan pada 17 dan 18 April 2018. “Hasil ujian diumumkan 2 Mei mendatang,” ungkap dia.

Sucita menilai, prospek lulusan SMK di Gianyar relatif bagus. Karena peluang kerja, khususnya di bidang pariwisata di Gianyar masih menjanjikan. Namun, siswa SMK di Gianyar kebanyakan dari luar Kabupaten Gianyar. Misal, SMK di Kecamatan Ubud, kabanyakan dari Bangli dan Karangasem. Sedangkan siswa asal Ubud condong mencari SMA negeri. ”Mungkin ini, karena pengaruh ekonomi,” katanya.

Sucita berharap, SMK swasta sebagai penyumbang lulusan lebih banyak, dibandingkan SMKN, mesti jeli melihat pangsa pasar tenaga kerja. Saat ini, minat siswa masih cenderung bertumpu pada bidang akomodasi perhotelan (AP). “Tentu hal ini menjadi bahan evaluasi ke depan. Efeknya, permintaan kerja di AP membeludak. Dampaknya, banyak lulusan menganggur. Sebab, tidak semua bisa langsung diterima. Padahal, jurusan jasa boga (JB) tidak kalah menjanjikan. Jika lulusan JB belum mendapatkan pekerjaan, maka, mereka akan bisa menghasilkan peluang sendiri melalui wirausaha mandiri. ‘’Tetapi, peminatnya masih sedikit saat ini. Ke depannya, kami akan terus coba arahkan ke jurusan JB,” jelas Adi Sucita. *nvi

Komentar