nusabali

Wisatawan Trauma Erupsi Gunung Agung

  • www.nusabali.com-wisatawan-trauma-erupsi-gunung-agung

Dampak erupsi Gunung Agung terhadap sektor pariwisata Kabupaten Gianyar khususnya Ubud, masih terasa hingga kini.

GIANYAR, NusaBali
Jumlah kunjungan wisatawan belum sepenuhnya normal. Tingkat okupansi hotel maupun home stay pun masih pada kisaran 30 persen. Berbagai upaya pun dilakukan guna mengangkat kembali pariwisata yang tengah terpuruk salah satunya program recovery Ubud. Hal itu diungkapkan Kadisparda Gianyar AA Ari Brahmanta belum lama ini. Dia menyebutkan, tingkat hunian atau okupansi akomodasi pariwisata khususnya hotel dan homestay di Ubud dari Januari hingga pertengahan Maret rata-rata hanya 30 persen. Angka ini memang lebih tinggi dibandingkan saat erupsi Gunung Agung yang berimbas pada penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang hanya berkisar di angka 10 persen. ''Namun jika dibandingkan periode sebelumnya, angka 30 persen itu rendah. Normalnya dulu adalah 50-60 persen,'' jelasnya.

Okupansi khususnya homestay, sempat menyentuh angka 60 persen saat digelarnya palebon di Puri Ubud. Namun hanya bertahan beberapa hari, okupansi kembali anjlok. Fluktuasi kembali terjadi. Pada rangkaian hari raya Nyepi Tahun Caka 1940, terjadi peningkatan menjadi 50 persen. ''Tapi ya turun lagi,'' ungkapnya.

Masih cenderung rendahnya okupansi saat ini tidak terlepas dari misinformasi mengenai Gunung Agung. Tidak sedikit warga negara asing yang mendapatkan informasi tidak tepat, salah satunya menyangkut jarak Ubud dengan Gunung Agung. Alhasil, banyak yang akhirnya membatalkan kunjungan ke Bali khususnya Ubud. Menurut Ari Brahmanta, informasi yang tidak tepat yang masih beredar hingga kini, sangat merugikan pariwisata Ubud. ''Dampak penutupan airport selama beberapa hari saja masih dirasakan pelaku pariwisata. Sampai sekarang pariwisata belum pulih. Kita lihat saja dari sisi tenaga kerja. Banyak yang sampai sekarang masih dirumahkan,'' katanya.

Guna memulihkan pariwisata Ubud, Disparda Gianyar merancang sejumlah kegiatan dalam program recovery Ubud. Kegiatan dimaksud seperti Bali Kilo Run 2018 dan festival lampion yang akan dilangsungkan beberapa bulan ke depan. Selain itu, traditional event juga akan gencar dilaksanakan. ''Kita coba beberapa hal baru yang bisa mendatangkan wisatawan. Kita juga harapkan event IMF nanti bisa menjadi sarana efektif untuk menggenjot angka kunjungan wisatawan,'' jelasnya.

Pihaknya tidak menargetkan secara khusus kapan pariwisata Ubud akan pulih. Ari Brahmanta hanya menyatakan, diharapkan pariwisata Ubud secepatnya pulih. ''Impactnya mungkin setelah event-event itu digelar. Ya...enam bulan setelahnya. Tidak bisa langsung juga dirasakan dampaknya,'' ungkapnya.*nvi

Komentar