nusabali

BKSDA Beri Waktu hingga Usai Nyepi

  • www.nusabali.com-bksda-beri-waktu-hingga-usai-nyepi

Wacana penataan wisata selfie puncak Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng yang selama ini menjamur, segera akan dilakukan.

Penataan Wisata Selfie di Puncak Wanagiri

SINGARAJA, NusaBali
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali yang mewilayahi kawasan hutan di sekitar Danau Buyan dan Tamblingan memberi batas waktu terakhir hingga usai Nyepi mendatang.

Hal tersebut menyusul perkembangan wisata selfie di daerah itu yang menjual panorama pemandangan danau dari atas semakin menjamur. Sehingga dikhawatirkan akan merusak alam. Apalagi tujuh wisata selfie yang ada di kawasan puncak Wanagiri itu berada di wilayah konservasi.

Kepala Seksi Wilayah I, BKSDA Bali, Made Mastra belum lama ini menjelaskan penataan wisata selfi di kawasan Wanagiri memang sudah dilakukan sejak akhir tahun 2017 lalu. Namun sempat berjalan alot terkait penetapan wisata selfie mana saja yang akan dipertahankan. Dari hasil kajian BKSDA hanya membijaksanai empat wisata selfie.

Menurut Mastra dari koordinasi sebelumnya bersama pihak desa dinas dan desa pakraman sudah disepakati empat titik saja, yakni satu dimasing-masing banjar ada. Namun dari banyaknya jumlah titik yang ada mebuat BKSDA kembali mengirimkan surat pada bulan Januari lalu. Dari surat tersebut Desa Pakraman Wanagiri mengaku sudah menyepakati, wisata selfie mana saja yang akan dipertahankan.

Hanya saja pihak desa masih meminta kelonggaran waktu hingga usai hari raya Nyepi yang jatuh pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (17/3). “Mereka minta waktu sampai habis Nyepi, untuk penggalangan dana ogogh-ogoh. Tapi kalau misalnya setelah itu tidak ada pembongkaran, terpaksa kami tertibkan,” kata dia.

Setelah proses penataan selesai pihaknya pun beharap pengelola wisata selfi puncak Wanagiri kedepannya memikirkan ketersediaan fasilitas pendukung lainnya. Seperti bak sampah, untuk tetap menjaga lingkungan bersih dan asri, serta tempat parkir yang selama ini juga dinilai mengganggu arus lalulintas, Denpasar-Singaraja via Banyuatis.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna juga mengaku sedang melakukan pengawasan ketat terkait wisata selfi yang terus menjamur di Buleleng. Menurut data Dinas Pariwisata Buleleng, tempat selfi yang sudah terdaftar ada 7 titik. Diantaranya wisata selfi Wanagiri, Selat, di Kecamatan Sukasada, Tanjung Dalem Pemuteran, Batu Kursi di Kecamatan Gerokgak, Desa Les dan madenan di Kecamatan Tejakula, Lovina Kecamatan Buleleng dan Lemukih di Kecamatan Sawan.

Masing-masing titik pun menawarkan potensi yang berbeda, namun masih berbasis wisata alam. “Kami memang terus pantau perkembangannya di masing-masing desa. Begitu ada laporan spot baru, tim kami langsung turun mengecek dan melakukan pembinaan,” kata dia.

Dalam pembinaan itu Dispar menggandeng Kelompok Sadar Wisata (darwis), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Desa Pakraman. Sehingga dalam pembinaan ada perbaikan ke arah yang lebih bagus. Tim terpadu disebutnya memeriksa detail bahan dan lokasi bangunan wisata selfie. “Kalau memang ada potensi kami akan dorong, tetapi jika sangat berbahya dan tidak aman kami tidak akan berikan rekomendasi,” imbuh mantan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng ini.

Seluruh pengawasan dan pembinaan khusus untuk tempat wisata selfi menurutnya sudah diatur sesuai dengan protap yang ada. Jika ditemukan ada spot baru, pihaknya langsung akan melakukan pendekatan kepada pengelola. Sejauh ini wisata selfie di Buleleng sangat diminati terutama oleh wisatawan lokal. Spot wisata selfiyang biasanya dibangun di ketinggian menawarkan keindahan pemandangan bagian Buleleng di bagian bawah. Selain memanjakan mata, wisatawan juga dapat berfoto dengan situasi yang ekstrim melalui teknik pengambilan gambar.*k23

Komentar