nusabali

Ujian Pertama Gubernur Baru, Tampil di Pertemuan IMF-World Bank

  • www.nusabali.com-ujian-pertama-gubernur-baru-tampil-di-pertemuan-imf-world-bank
  • www.nusabali.com-ujian-pertama-gubernur-baru-tampil-di-pertemuan-imf-world-bank

Simakrama ‘Mencari Gubernur dan Wakil Gubernur Bali 2018–2023’

DENPASAR, NusaBali

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan calon pemimpin pengganti dirinya harus menyiapkan konsep yang matang dalam menghadapi perubahan yang terjadi dengan cepat dan kompleks.

“Kita tidak boleh pesimistis dalam menyikapi perubahan, kita harus selalu optimistis. Pemimpin ke depan harus sudah memikirkan tentang perubahan yang akan terjadi pada masa yang akan datang,” kata Pastika dalam simakrama bertema ‘Mencari Gubernur–Wakil Gubernur Bali 2018–2023’ di Wantilan DPRD Bali di Niti Mandala Denpasar, Sabtu (3/3).

Menurut dia, apa yang menjadi konsep dalam menghadapi perubahan tersebut, bisa belajar dari masa lalu dan menyiapkan diri untuk masa yang akan datang. Pastika juga mengingatkan perubahan itu sebagai akibat perkembangan dari transportasi dan teknologi, yang akan membawa perubahan pada hampir semua lini kehidupan.

“Untuk itu kita harus siap menghadapinya, di mana salah satunya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, serta jaminan sosial,” ujarnya di simakrama yang dipandu Plt Kepala Bappeda Bali I Ketut Lihadnyana, ratusan warga, serta OPD Pemprov Bali.

Berbagai aspirasi disampaikan masyarakat. Salah satunya, I Made Nariana, warga Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Menurutnya, Pilgub 2018 mendatang bukan lagi urusan gubernur dari Bali Utara atau Bali Selatan. Namun bagaimana kualitas Gubernur Bali yang dihasilkan pada Pilkada serentak 27 Juni 2018 nanti. Nariana berharap Gubernur Bali yang akan terpilih nanti sosok yang sama dengan Mangku Pastika. “Gampang diajak komunikasi, kalau wartawan bilang gampang diwawancara, diajak ngomong nyambung, cerdas,” ujar Nariana yang kemarin berbicara selaku praktisi media.

Nariana juga berharap Gubernur Bali nanti bisa meniru Mangku Pastika yang menyediakan saluran aspirasi bagi masyarakat. “Simakrama ini hanya ada satu-satunya di dunia. Kalau Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) satu-satunya di Indonesia,” kata Nariana.

Pastika sepakat bahwa Gubernur Bali terpilih nanti sosoknya harus komunikatif. “Minimal gubernur-nya gampang diajak ngomong, gampang ditemui masyarakat. Sekarang apa sih yang bisa ditutupi? Undang-Undang tentang keterbukaan informasi sudah ada, Ombudsman sudah ada, media cetak, media online, televisi sudah lengkap. Disorot itu ke mana-man. Jadi kontrolnya luar biasa. Nggak bisa aneh-aneh dan disembunyikan. Kalau tidak komunikatif saluran itu bisa meledak,” ujar mantan Kapolda Bali, ini.

Pastika mengatakan begitu ada Gubernur Bali terpilih nanti sudah siap berbagi pengalaman, dalam masa transisi nanti. Dia berharap gubernur yang akan terpilih sudah siap. Karena Bali akan menghadapi event internasional di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, yakni, Annual Meeting International Monetary Fund (IMF) – World Bank pada 8–14 Oktober 2018.  Event ini akan dihadiri 15 ribu orang dari 189 negara di dunia.

“Gubernur Bali nanti minimal bisa menunjukkan Bali itu hebat. Karena Gubernur Bali akan tampil dalam pembukaan (pertemuan tahunan IMF–World Bank, Red). Minimal ketika memberikan welcome speech (kata sambutan) bagus. Jangan sampai kelabakan. Maka harus mampu komunikasi. Kan kasihan kalau welcome speech-nya nggak bagus,” tuturnya.

Bagi Pastika, menjadi Gubernur Bali berbeda dengan menjadi gubernur di daerah lain. Di Bali itu selalu berhadapan dengan pemimpin internasional. “Jadi beda dengan gubernur di daerah lain, maaf saja ini. Bali itu berhubungan dengan orang asing. Itu baru masalah komunikasi. Belum lagi Gubernur Bali menghadapi demo-demo dan protes lainnya. Jadi harus siap itu sejak sekarang. Gubernur Bali belajar sejak awal. Ujian pertama itu adalah 8 Oktober dengan kegiatan IMF di Nusa Dua,” tandas Pastika.

Sementara seorang petani I Ketut Marja Abas alias Manohara, mengatakan pada pemilihan gubernur 27 Juni 2018 mendatang sebenarnya banyak yang berharap Made Mangku Pastika ada pengganti yang sepadan dari sisi kemampuan. “Kalau aturan membolehkan pilih Mangku Pastika ketiga periode, saya lebih cocok Pak Mangku Pastika terpilih lagi, tetapi aturan tidak bisa begitu,” tutur Marja Abas.

Namun demikian Marja Abas menegaskan pengganti Mangku Pastika yang lahir dalam Pilgub Bali 2018 mendatang minimal setara kemampuannya. Terutama di dunia internasional yang mana Bali banyak dikenal dunia karena sosok Mangku Pastika. “Jadi sosok Gubernur Bali nanti setidaknya setara lah dengan Mangku Pastika. Dari sisi kepemimpinan yang paling terutama, agar sepadan,” ujar pria asal Kabupaten Bangli, ini.

Atas pendapat-pendapat masyarakat tersebut Mangku Pastika menyerahkan sepenuhnya pada proses demokrasi yang akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018 mendatang. “Karena begitu pukul 14.00 Wita, pada 27 Juni 2018 kita sudah tahu siapa Gubernur Bali. Kita serahkan kepada masyarakat untuk menentukan pilihan,” ujar Pastika.

Simakrama juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Bali I Gusti Bagus Alit Putra, Bendesa Agung Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Bali Jero Gede Suwena Putus Upadesha, Nyonya Ayu Pastika, kepala OPD, pejabat eselon III di lingkungan Pemprov Bali, dan pemimpin media massa, serta masyarakat umum. *nat

Komentar