nusabali

6 Sindikat Pencopet di Areal Pura Dicokok

  • www.nusabali.com-6-sindikat-pencopet-di-areal-pura-dicokok

Enam (6) anggota sindikat pencopet di areal pura dengan menyasar wisatawan China berhasil diringkus pecalang Desa Pakraman Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, bersama petugas Polsek Sukawati, Minggu (25/2) siang.

Para Korban Khusus Turis China yang Kunjungi Pura Desa Pakraman Batuan

GIANYAR, NusaBali
Kawanan pencopet yang terdiri dari 3 pria dan 3 perempuan ini langsung diringkus saat beraksi di Pura Desa Pakraman Batuan. Penangkapan kawanan pencopet beranggotakan 6 orang, Minggu siang sekitar pukul 12.15 Wita, dilakukan berdasarkan hasil pemantauan rekaman CCTV di areal Pura Desa Pakraman Batuan. Adalah Wakil Bendesa Pakraman Batuan, I Ketut Wastika, yang pertama kali memastikan aksi kawanan pencopetan tersebut saat terekam CCTV. Kala itu, Ketut Wastika memantau rekaman CCTV dari dalam ruangan.

Begitu memastikan ada sindikat pencopet beraksi dengan menyasar wisatawan China, Ketut Wastika pun langsung mengontak pecalang Desa Pakraman Batuan melalui Handy Talky (HT). Berdasarkan ciri-ciri pelaku dalam rekaman, Ketut Wastika memerintahkan pecalang untuk bersiap mengamankan pelaku.

Menurut Wastika, pihaknya meminta pecalang agar pertama-tama mengamankan dua mobil yang digunakan para pelaku. Di dalam dua mobil itu, masing-masing ditunggui sopir di mana mesin kendaraannya masih menyala. Setelah 2 sopir diamankan, 2 pelaku lainnya yang terdiri dari seorang perempuan dan seorang laki-laki juga diamankan. Keduanya pura-pura bertindak sebagai guide, lengkap memakai udeng.

Setelah itu, ada 2 pelaku lagi yang keduanya perempuan yang ditangkap pecalang. Kedua perempuan jaringan sindikat pencopet menyasar wisatawan China ini diringkus ketika pura-pura berbelanja di ACK sebelah barat Pura Desa Pakraman Batuan. "Jadi, pecalang berhasil amankan 6 orang yang terdiri dari 3 cowok dan 3 cewek," jelas Wastika.

Wastika enggan merinci 6 anggota sindikat pencopet di areal pura ini. Yang jelas, 4 dari 6 orang itu disebutkan masing-masing bernama Herman, Tutik, Maya, dan Hariani. Menurut Wastika, berdasakan hasil penelusuran, anggota jaringan ini lebih dari 8 orang. Hal itu baru diketahui ketika 6 orang ini sudah diinterogasi di Mapolsek Sukawati. "Saya juga langsung cek kembali rekanman CCTV. Ternyata ketika ramai di parkir barat, ada 2 orang yang terlihat jalan kaki kabur ke arah timur,” katanya.

Ada pun modus kejahatan yang dilakukan sindikat ini, menurut Wstika, adalah dengan cara memepet korban wisatawan China di areal Pura Desa Pakraman Batuan. Pintu masuk pura yang sempit dijadikan kesempatan bagi pelaku untuk memepet korban.

“Ada pelaku yang berada di depan yang sengaja mencoba membuat kemacetan saat masuk pura. Lalu, dua pelaku lainnya ikut berdesakan masuk. Sementara pelaku yang berada di belakang, membuka tas korban, lalu mengambil dompetnya. Korban tidak sadar bahwa tasnya dibuka,” jelas Wastika. “Sasaran pencopetan dominan tamu yang membawa tas punggung. Selain saat masuk areal pura, tamu yang diincar barangnya adalah ketika mereka yang lengah saat asyik selfie."

Wastika memaparkan, selama ini pihaknya cukup sering mendapat keluhan dari guide maupun wisatawan Cina yang mengaku kehilangan barang dan uang saat berkunjung ke objek wisata Pura Desa Pakraman Batuan. Itu sebabnya, sejak 3 hari terakhir, Wastika selaku Wakil Bendesa Pakraman Batuan sengaja memantau langsung rekaman CCTV di areal pura yang tiap harinya ramai dikunjungi wisatawan asing ini.

Dari situ, didapatlah rekaman sejumlah orang yang berpura-pura sebagai wisatawan dan melakukan aksi pencopetan di areal Pura Desa Pakraman Batuan. Setiap kali beraksi, pelaku berjumlah 8 orang selalu menggunakan 2 unit mobil. Masing-masing punya tugas berbeda: ada yang memepet korban, ada mengambil barang korban, ada yang memantau situasi, ada yang membawa kabur barang hasil pencopetan. “mereka sangat profesional, beraksi layaknya wisatawan yang sedang berlibur. "Mereka pura-pura jadi wisatawan," papar Wastika.

Menurut Wastika, laporan kehilangan terakhir diterimanya, 20 Februari 2018 lalu.  Sejak saat itulah pihaknya berjanji akan memantau rekaman CCTV di areal Pura Desa Pakraman Batuan. “Saya sendiri yang pantau rekaman CCTV dari pagi pukul 10.000 Wita sampai sore pukul 16.00 Wita. Kencing pun saya tahan," katanya.

Nah, Minggu kemarin, sindikat pencopet khusus menyasar wisatawan China ini kembali memasuki areal Pura Desa Pakraman Batuan. Komplotan pencopet bermobil beranggotanan 8 orang itu kemarin dua kali terekam datang ke Pura Desa Pakraman Batuan. Kedatangan pertama, untuk cek lokasi. Kedatangan kedua, langsung beraksi. Mereka naik 2 mobil warna hitam sewaan, masing-masing  Suzuki APV DK 168 SW dan Toyota Rush B 1039 NRJ.

“Ketika datang kedua kalinya, posisi anggota sindikat ini menyebar. Maka, pecalang dikerahkan untuk mengamankan mereka. Tim Buser Polsek Sukawati pun dikontak. Semua pintu masuk saya perintahkan untuk ditutup. Akhirnya, 6 orang berhasil kita amankan,” papar Wastika.

Sementara itu, 6 pelaku yang berhasil diamankan kemarin siang langsung dibawa ke Mapolsek Sukawati, untuk menghindari amuk massa. Minggu sore sekitar pukul 17.11 Wita, kawanan pencopet di areal pura ini digiring ke hotel tempatnya menginap yakni Hotel Viking di Jalan Diponegoro Denpasar, untuk dilakukan penggeledahan kamarnya.

Sebelum digelandang ke hotel, enam pelaku yang terdiri dari 3 pria dan 3 perempuan di ruang terpisah. Kanit Reskrim Polsek Sukawati, AKP IB Mas Kencana, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus ini. "Identitas pelaku belum lengkap. Masih kita dalami. Termasuk di mana saja mereka pernah beraksi dan apa saja yang berhasil dicopet, masih didalami," papar AKP IB Mas Kencana ketika dikonfirmasi NusaBali, tadi malam. *nvi

Komentar