nusabali

Meninggal Saat Makan di Warung Padang

  • www.nusabali.com-meninggal-saat-makan-di-warung-padang

Malam hari sebelum meninggal, korban ngebet beli sepatu baru untuk dipakai pelatihan di RSUP Sanglah.

TABANAN, NusaBali
Seorang perawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Bangli, I Wayan Subagia, 46, meregang nyawa saat menyantap makanan di Rumah Makan Padang Banjar Dinas Selabih Tengah, Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Kamis (15/10). Perawat asal Banjar/Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli ini diduga meninggal karena serangan jantung. 

Kapolsek Selemadeg Barat, AKP I Wayan Bayu Parwata saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dikatakan, berdasarkan keterangan saksi-saksi, sebelum kejadian, sekitar pukul 09.00 Wita korban datang dari arah timur (Denpasar) sendirian mengendarai Vario DK 4403 AO. Korban  masuk ke Rumah Makan Padang di Selabih untuk makan. Setelah disajikan makanan, sebelum sempat menghabiskan makanannya, korban mendadak kejang-kejang. 

Melihat korban tumbang, pembeli yang juga sedang makan beserta karyawan rumah makan memegang korban saat akan terjatuh. Mereka pun kemudian membaringkan korban di lantai. Setelah korban terlihat agak baikan kemudian saksi-saksi yang lainnya melanjutkan makan. Namun saat dilihat kembali ternyata korban kembali tumbang. Kejadian ini langsung dilaporkan ke Mapolsek Selemadeg Barat. 

Menurut Bayu Parwata, berdasarkan dari hasil pemeriksaaaan dokter Puskesmas Pembantu (Pustu) Selabih korban dinyatakan sudah meninggal. Dugaannya, korban mengalami serangan jantung. Indikasinya kuku pada jemari korban terlihat membiru. “Tak ada tanda-tanda kekerasan pada korban, dugaannya korban meninggal karena serangan jantung,” terang Bayu Parwata. 

Isak tangis mewarnai pemulangan jenazah I Wayan Subagia di rumah duka Banjar/Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli. Jenazah korban tiba sekitar pukul 17.30 Wita. Adik sepupu korban, I Wayan Budiasa, mengaku sangat kaget dan bingung dengan kematian korban yang mendadak. Padahal sebelum berangkat korban sempat pamitan pada keluarganya. “Kakak sepupu saya sempat berpamitan sama istri dan ibunya, bahwa Kamis ini dia mengambil cuti di tempat kerjanya (RSUD Bangli) dengan alasan akan mengikuti pelatihan di RSUP Sanglah,” ungkap Budiasa. 

Setelah dicek ke RSUP Sanglah, Kamis kemarin tidak ada jadwal pelatihan. Sehingga pihak keluarga bingung mengapa korban bisa berada di Tabanan. Ditambah dengan korban meninggal usai makan di salah satu warung makan. Budiasa mengatakan, selama ini korban tidak pernah mengeluhkan punya penyakit kronis, apalagi terindikasi mengidap penyakit jantung. 

Korban yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan I Nyoman Ada dan Ni Wayan Gasir ini terkenal rajin di rumahnya. Sepulang kerja, korban sering membantu ibunya yang bekerja sebagai pegawai asuransi untuk mengurus nasabah. Korban meninggalkan istri, I Dewa Ayu Nyoman Adi Putri serta anak satu-satunya I Putu Indra Kusuma yang kini tengah menempuh kuliah di Kampus Stikes Denpasar.

Budiasa, menyebutkan sehari sebelum meninggal, korban sempat menunjukkan gelagat mencurigakan. Korban tumben hampir seharian membersihkan seluruh halaman beserta kamar-kamar yang ada di rumahnya. Bahkan korban juga sempat menegur ibunya, supaya menjaga kebersihan. Anehnya lagi, saat malam hari, korban sangat ngebet beli sepatu baru untuk dipakai pelatihan di RSUP Sanglah. “Memang kakak saya tidak seperti biasanya bersikap seperti itu,” ujarnya.

Firasat buruk juga dirasakan ketika korban hendak berangkat Kamis kemarin, sekitar pukul 05.30 Wita. Saat itu, korban sempat bingung mencari helmnya yang biasa ditaruh di atas sepeda motornya. Jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka. Pihak keluarga dengan prajuru adat bakal menggelar rapat untuk keputusan penguburan atau diaben.

Komentar