nusabali

Klarifikasi Pemberitaan Intoleransi Media Asing

  • www.nusabali.com-klarifikasi-pemberitaan-intoleransi-media-asing

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali menerima kunjungan delegasi Parlemen Uni Eropa, Minggu (30/7).

Delegasi Parlemen Uni Eropa Kunkjungi Klunbgkung


SEMARAPURA, NusaBali
Rombongan Delegasi Parlemen Uni Eropa dipimpin Martin Murray dan diantar oleh Ignatius dari Kedubes RI di Brussel ini, diterima di Puri Denbencingah Klungkung.

Kedatangan rombongan ini ke Bali, berkaitan dengan kunjungan dialog Kerukunan ke Indonesia, setelah Jakarta, Semarang, dan Jogjakarta. Rombongan diterima langsung Pangelingsir Puri Denbencingah Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, Forum Kerukunan Umat Beragama bersama Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama, Kanwil Agama, Kantor Agama Klungkung, Forpela dan Forgimala .

Turut hadir saat menyambut dan berdialog di Puri Denbencingah, antara lain Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama Feri Meldi, Kakanwil Agama Nyoman Lastra, Polres Klungkung, Kodim Klungkung. Sedangkan dari tokoh agama FKUB Bali adalah H Roichan Muchlis, Romo Venus, Pdt Eka Wiradarma, Pdt Adinata Lee, Nyoman Sudarsana, dan Mangku Pasek Swastika.

Dari Forpela hadir Agung Istri Sirikit, Dian, Nyoman Hartati, dari Forgimala hadir Ketuanya Putu Hendra, Made Taka, Dwi Kangge dan Almizan juga hadir Kepala RRI Denpasar Sophia Endang Widowati beserta kru peliputan. Delegasi Parlemen Uni Eropa yang juga hadir terdiri dari Kati Parn, Daniel Risnoveanu, Jeroen Naus, Kinga Bakos, Martin Russel, Alberto Turkstra, Laura Salich Di Francessca dan Prof Anna Potyrala.

Para tamu setelah melalui Pamedal Agung yang berkarpet merah, langsung disambut dengan alunan suara gamelan Smarapagulingan dan keramahan khas Puri Denbencingah. Dalam sambutannya, Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, yang juga adalah pendiri Yayasan Waturenggong, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet mengungkapkan rasa syukur dan bahagia serta berterimakasih atas kunjungan tamu-tamu sangat terhormat Delegasi Parlemen Uni Eropa. Ida Penglingsir memaparkan secara umum keadaan kerukunan terutama kerukunan antar umat beragama di Indonesia yang secara umum masih baik. Hal ini juga karena peran Negara dan Pemerintah RI yang selalu sungguh-sungguh membangun, memelihara dan menjaga kerukunan di Indonesia. Caranya, menekankan untuk saling menerima, saling menghormati, saling bertoleransi baik antar agama, antar suku, ras maupun antar golongan. Menurut Ida Pangelingsir Agung, hal ini terjadi di Indonesia karena segenap bangsa Indonesia sudah berkomitmen untuk mengikatkan diri dan setia kepada 4 Konsensus Dasar Bernegara
Indonesia yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini sangat didukung karakter bangsa Indonesia yang semuanya beragama dan yakin kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kearifan lokal yang dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia. Secara khusus  Ida Pangelingsir Agung menjelaskan kearifan lokal Bali yang sangat menjiwai kerukunan di Bali,  dan memperkenalkan Forum Kerukunan Umat beragama, Forpela san Forgimala dan bagaimana organisasi kerukunan ini bekerja.

Kakanwil Agama Nyoman Lastra lebih menekankan gambaran kerukunan di Bali, dan Bupati Klungkung disamping lebih menjelaskan kerukunan di Klungkung, juga lebih memperkenalkan Obyek Wisata Nusa Penida yang disebutnya sebagai ‘Raja Lima’ untuk membandingkan dengan Raja Empat di Papua.

Sedangkan pimpinan Delegasi Parlemen Uni Eropa Martin Murray menyampaikan rasa syukur dan bahagianya selama berkunjung di Indonesia. Karena mereka sudah diterima dengan sangat baik dan ramah. Dia sangat memuji dan  berterimakasih atas penyambutan yang luar biasa di Puri Denbencingah. Martin Murray memaparkan tujuan kunjungannya ke Indonesia untuk mendapatkan klarifikasi, melihat langsung dan mendengar langsung kondisi kerukunan antar agama di Indonesia. Dia juga menyampaikan rasa kagum dan bangganya kepada Pahlawan Ida Idewa Agung Istri Kania yang Raja Bali dalam perlawanannya terhadap penjajah Belanda sampai terjadinya Perang Puputan.

Dalam sesi dialog, atas pertanyaan dan pendapat dari sembilan anggota Delegasi Eropa, Ida Pangelingsir Agung menjelaskan filsafat Ketuhanan Hindu, khususnya Hindu Bali, tantangan-tantangan utama yang dihadapi didalam memelihara kerukunan, serta menjelaskan bahwa apa yang terjadi belakangan ini sebagai ekses Pilkada Jakarta. Hal ini semata mata dinamika dalam kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara yang sifatnya sesaat. Bahkan hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh kepentingan politik. Seperti halnya juga terjadi dan ada di seluruh negara di dunia, akan ada saja kelompok kecil radikalis atau bahkan serangan teror. Di Indonesia memang ada kelompok radikal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kerukunan dan persaudaraan. Tapi jumlahnya sangat kecil yang tidak dapat digambarkan sebagai gambaran umum Indonesia. ‘’Indonesia sudah tenang kembali lebih lebih dengan dikeluarkannya Perpu No 2 Tahun 2017, yang kalau ini akan menjadi Undang-undang maka akan menjadikan Indonesia lebih rukun, lebih aman dan lebih damai lagi, bahkan akan terbebas dari gerakan radikalisme,’’ ujar Ida Pangelingsir.

Sambutan dan sesi dialog dalam bahasa Inggris  berlangsung dengan hangat dan sangat baik. Setelah acara makan malam, saling bertukar cinderamata dan foto bersama, acara kemudian ditutup dengan pernyataan penutup oleh Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama Feri Meldi yang kembali mengklarifikasi bahwa pemberitaan-pemberitaan di Eropa yang banyak menggambarkan seolah olah toleransi  di Indonesia sudah sangat berkurang. Bahkan terjadi diskriminasi, adalah tidak benar. Hal ini sudah dilihat sendiri, didengar sendiri oleh para Delegasi Uni Eropa. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh MC RRI Paul dan MC dari Kementerian Agama, disemarakkan dengan hiburan Tari Sekar Jepun, Tari Baris oleh para cucu Ida Pangelingsir Agung. Kemudian Tari Joged yang mengajak semua delegasi ikut gembira menari, kemudian ditutup dengan Tari Barong. *nvi

Komentar