Nedunang Pratima Ida Bhatara di Pura Besakih Diguyur Hujan

Pantauan di lokasi, mendung tebal menyelimuti langit Desa Besakih dan sekitarnya, sejak pagi, menyusul turun hujan, menyebabkan persembahyangan terhambat. Usai ngalinggihang Ida Bhatara di Bale Pasamuan Agung, pamedek memilih berteduh di Bale Gong, Bale Gajah, dan Bale Pasucian. Pamedek lebih banyak mengenakan payung dan jas hujan. Pelataran Pura Penataran Agung Besakih pun tergenang air.

Menurut Ketua I Panitia I Gusti Mangku Jana, pentingnya nedunang Ida Bhatara Kabeh akan menggelar upacara melasti ke Tegal Suci, Banjar Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem, Sukra Pon Medangsia, Jumat (22/3), sedangkan puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh, Purnama Kadasa, Redite Kliwon Pujut, Minggu (24/3).

Ida Sri Begawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun, dari Geria Kedatuan Kawista, Banjar Munduk Ngandang, Desa Blatungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, muput upacara tersebut. Prosesi upacara itu, dikoordinasikan I Gusti Mangku Jana,  yang juga pamangku di Pura Penataran Agung Besakih.

Pratima Ida Bhatara Kabeh yang diusung ke Pura Penataran Agung Besakih dipersatukan dan dilinggihang (distanakan) di Bale Pesamuan Agung Pura Penataran Agung Besakih atau di belakang linggih Padma Tiga. Sedangkan pralingga Ida Bhatara dihias.

"Sebenarnya tiap tahun nedunang Ida Bhatara Kabeh, jelang upacara melasti. Kali ini melasti di Tegal Suci, Desa Adat Tegenan, Kecamatan Rendang," jelas Gusti Mangku Jana. 

Seluruh pralingga dan pratima Ida Bhatara dihadirkan di Pura Penataran Agung Besakih masing-masing dari: Pura Catur Lawa (Pura Pasek, Pura Pande, Pura Penyarikan dan Pura Dukuh), 11 Pura pedharman, Pura Catur Loka Pala (Pura Gelap, Pura Ulun Kulkul, Pura Batumadeg dan Pura Kiduling Kreteg), dan yang lain-lainnya.

Setelah seluruh pratima Ida Bhatara dilinggihang di Bale Pesamuan Agung  berlanjut melaksanakan pamuspaan bersama yang dikoordinasikan pamangku di Pura Penataran Agung Besakih, I Gusti Mangku Jana, dengan muspa tujuh kali: muspa puyung (tangan kosong), Ida Bhatara Surya, Ida Bhatara Tri Purusa, Ida Bhatara Padma Tiga, Ida Bhatara Kabeh, Ida Bhatara Samudaya, dan terakhir kembali muspa puyung.

I Gusti Mangku Jana mengatakan, jelang Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, melaksanakan melasti, di tahun genap, melasti di Tegal Suci, Desa Adat Tegenan yang merupakan pusat mata air. Saat tahun ganjil melasti di Mata Air Toya Sah, Banjar Susut, Desa Muncan, Kecamatan Selat.

Bertindak sebagai pangrajeg karya Jro Mangku Widiartha, Yajamana Ida Pedanda Putra Tembau dari Geria Gde Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan  Klungkung, Ida Pedanda Gde Swabawa Karang Adnyana dari Geria Karang, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa dari Geria Kedatun Kawista, Desa Blatungan, Tabanan) dan Ida Dalem Semarapura dari Puri Agung Klungkung.

Sedangkan wiku tapini, Ida Pedanda Istri Kania dari Geria Kanginan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem dan Ida Pedanda Istri Wayan Jelantik Dwaja dari Geria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling).

Hadir, Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, Sekprov I Dewa Made Indra, Bupati Karanfasem I Gede Dana, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, Sekda I Ketut Sedana Mertha, Ketua WHDI Karangasem Dr Ni Nyoman Supadmi dan undangan lainnya.7k16