nusabali

Sekaa Teruna Banjar Melanting Bikin Ogoh-ogoh dari Tulang Babi

  • www.nusabali.com-sekaa-teruna-banjar-melanting-bikin-ogoh-ogoh-dari-tulang-babi

SINGARAJA, NusaBali - Sekaa Teruna Banjar Dinas Melanting, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng, membuat Ogoh-ogoh dengan tema Sato Megaang untuk memeriahkan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946. Menariknya, Ogoh-ogoh tersebut dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan. Salah satunya dengan kerangka tulang babi.

Salah satu pembuat Ogoh-ogoh, Ida Bagus Kade Santun Pribadi mengatakan, dalam pembuatan Ogoh-ogoh, ia bersama teman-temannya berusaha menggunakan bahan ramah lingkungan. Seperti bambu dan kayu, juga koran, tisu, dan kertas bekas untuk pembentukan anatomi.  

Kata dia, selama proses pengerjaan tidak menemui kendala berarti. Hanya saja mereka harus bekerja ekstra dalam membentuk anatomi kulit manusia agar semirip mungkin. Bahkan gigi Ogoh-ogoh dibuatnya dari tulang babi. Sedangkan untuk mata, mereka memanfaatkan bola lampu berwarna putih.

“Giginya kami buat dari tulang babi. Ada usul dari salah satu teman, kemudian kami kreasikan gunakan tulang babi. Tulang babinya diberi oleh teman,” ungkapnya, Jumat (1/3) di Desa Banjar, Buleleng.

Adapun secara visual sekilas, Ogoh-ogoh ini tidak jauh beda dengan Ogoh-ogoh yang dibuat Sekaa Teruna (ST) Sentana Luhur, Banjar Kelodan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar pada Nyepi 1945 di tahun 2023 lalu. Meski nyaris serupa tetapi ia bersama teruna-teruni Banjar Melanting juga tetap memberikan sentuhan ala mereka.

Dirinya juga tak menampik bila Ogoh-ogoh ini memang terinspirasi dari Ogoh-ogoh buatan ST Sentana Luhur. “Ogoh-ogoh ini kami ambil dari sastra ajaran Hindu, juga melihat dari salah satu ST di Tampaksiring yang dibuat tahun lalu. Serupa tapi tak sama, kami tonjolkan anatomi berupa otot-ototnya,” jelasnya.

Pria yang akrab disapa Gusade itu menyebutkan anggaran yang dihabiskan untuk membuat Ogoh-ogoh ini sebesar Rp 15 juta. Pengerjaan pun telah mereka lakukan sejak tanggal 23 Januari lalu hingga saat ini. Ogoh-ogoh dengan tinggi total 5 meter dan lebar 1,5 meter dengan berat sekitar 250 kilogram ini pun pengerjaannya sudah 90 persen. “Tinggal pasang sanan dan tikar untuk penutup alas Ogoh-ogoh,” lanjut dia.

Meskipun berhasil mengkreasikan Ogoh-ogoh Sato Megaang, tetapi teruna-teruni Banjar Melanting mengeluhkan tidak bisa digunakannya balai banjar untuk pembuatan Ogoh-ogoh.  Lantaran sudah tiga kali mereka meminjam rumah warga untuk menjadi pusat pembuatan Ogoh-ogoh, karena balai banjar yang masih dalam proses perbaikan.7 mzk

Komentar