nusabali

Tokoh Agama Bumikan Pancasila

  • www.nusabali.com-tokoh-agama-bumikan-pancasila

JAKARTA, NusaBali - Sejumlah tokoh agama hadir dalam Seminar Nasional Pembinaan Ideologi dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 bertajuk ‘Implementasi Pancasila dalam Perayaan Hari Raya Suci Agama-agama di Indonesia’, yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (31/3).

Acara tersebut merupakan kerja sama Panitia Dharma Santi Nasional dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Dalam sambutannya, Ketum Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, mengatakan melalui kegiatan tersebut tokoh agama bisa simakrama, serta berkolaborasi dalam membumikan Pancasila. Terlebih acara berlangsung dalam suasana bulan puasa bagi umat Muslim dan bertepatan dengan Hari Paskah untuk umat Nasrani.

“Kegiatan ini adalah kolaborasi kita bersama-sama untuk tunjukan kepada masyarakat luas, tokoh agama dengan pemerintah menyatu membumikan Pancasila. Saya ucapakan selamat berpuasa kepada umat Muslim dan selamat Paskah untuk umat Nasrani,” ujar Wisnu Bawa Tenaya.

Menurut Wisnu Bawa Tenaya, Indonesia memiliki keberagaman yang sangat luar biasa. Jika tidak dikelola dengan baik, ujung-ujungnya terjadi konflik. Sebaliknya kalau dikelola dengan baik menjadi kekuatan bangsa. Untuk itu, mantan Danjen Kopassus ini mengajak semua elemen masyarakat tidak melupakan sejarah.

Mulai dari sumpah palapa dari Patih Gajah Mada yang ingin menyatukan nusantara. Lalu gerakan Boedi Oetomo dan Sumpah Pemuda yang memiliki inspirasi satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu Indonesia. Lalu mengenai konsensus kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Kami bersyukur bisa selenggarakan seminar nasional mengenai ‘Implementasi Pancasila dalam Perayaan Hari Raya Suci Agama-agama di Indonesia’. Mari bumikan Pancasila di seluruh tanah air,” ucap Wisnu Bawa Tenaya yang juga selaku Sekretaris Dewan Pengarah BPIP.

Sementara Wakil Kepala BPIP Rima Agristina menyatakan, suatu keberkahan menyelenggarakan seminar bertepatan dengan Hari Paskah dan di bulan puasa. Lantaran itu juga bentuk implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Melalui seminar itu pula, komponen bangsa dapat bersilaturahmi. Serta memperlihatkan masyarakat Indonesia yang beragam, tapi solid. 

“Di Indonesia, keberagaman memperkokoh dan memperkuat kita,” ucap Rima. Apalagi, Bung Karno dalam pidato di sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 menyatakan tentang prinsip ketuhanan yang menjadi landasan masyarakat Indonesia hidup rukun dalam keragaman.

Seminar menghadirkan narasumber Ketum Pengurus Pusat Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Philip K Widjaja, Ketua MUI Bidang Kerukunan Yusnar Yusuf, Ketum Matakin Budi S Tanuwibowo, pengurus Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Emmanuel Josafat Tular, Ketum Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia (PWI) Pendeta Gomar Gultom, dan Ketua Bidang Ideologi dan Kesatuan Bangsa PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Putu Sastra Wingarta.

Putu Sastra menyatakan, dalam ajaran agama Hindu juga ada implementasi Pancasila. Oleh karena itu, mereka tidak hanya membicarakan mistikal (m), ideological (i), ritual (r), dan intelektual (i) saja. Melainkan sosial (s) pula. "Saya menyebutkan MIRIS, karena jika tidak melakukan tindakan sosial itu bukan implementasi dari Pancasila,” ucap Putu Sastra.

Dalam bentuk konkretnya, kata Putu Sastra, ketika umat Hindu merayakan hari raya semisal Hari Raya Galungan, mereka tidak hanya merayakan secara besar-besaran saja. Tapi, perlu memperhatikan kalangan terdekatnya seperti tetangga mereka apakah mampu atau tidak. 7 k22

Komentar