nusabali

Menyimak Pesan ‘Sura Kasuran’, Ogoh-Ogoh Banjar Merta Rauh Peraih Nominasi III se-Denpasar Utara

  • www.nusabali.com-menyimak-pesan-sura-kasuran-ogoh-ogoh-banjar-merta-rauh-peraih-nominasi-iii-se-denpasar-utara

DENPASAR, NusaBali.com - ST Eka Pramana, Banjar Merta Rauh, Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, menampilkan ogoh-ogoh dengan tema ‘Sura Kasuran’ pada tahun 2024. Karya ini berhasil meraih nominasi/juara 3 di Kecamatan Denpasar Utara dengan perolehan nilai 272.

"Tahun ini kami mengadopsi konsep ogoh-ogoh Sura Kasuran yang sebelumnya telah kami siapkan, karena tahun sebelumnya kami mengalami banyak kendala sehingga kurang matang untuk divisualisasikan," ungkap I Gede Bagus Pradnyanata (Degus), selaku penasehat serta konseptor ogoh-ogoh.

Konsep ogoh-ogoh ini merupakan cerita filosofis yang dikembangkan oleh ST Eka Pramana dari tahun ke tahun. "Biasanya, kami membuat ogoh-ogoh dengan penokohan seperti Dewi Durga, Leak, dan lainnya, namun kami merasa hal itu monoton. Oleh karena itu, kami ingin mencoba hal baru," jelas Degus.

Kisah Sura Kasuran ini merupakan bagian dari sapta timira, yakni tujuh kegelapan. Ogoh-ogoh ini menggambarkan sosok pemimpin (raja) yang dikelilingi oleh sifat-sifat buruk, seperti kebimbangan akan ketampanan, kekayaan, dan ilmu.

"Di bawahnya, terdapat rakyat yang terinjak-injak, menggambarkan seorang pemimpin yang angkuh dan tidak mampu melindungi rakyatnya," kata Degus.

Ogoh-ogoh ini dirancang untuk dapat dibongkar-pasang pada bagian belakang raja (tokoh dengan sifat buruk). "Kerumitan dalam pembuatan ogoh-ogoh ini terletak pada penentuan komposisi atau tata letak karakter-karakter tersebut," ujarnya.

Meskipun tinggi ogoh-ogoh mencapai 4 meter, ST Eka Pramana mengakalinya dengan membuat ogoh-ogoh yang banyak karakternya dengan sistem bongkar-pasang.

"Pembuatan ogoh-ogoh dimulai sejak bulan November lalu, dengan segala suka duka, kendala waktu, dan keterbatasan SDM," imbuhnya.

Filosofi dan Makna Ogoh-ogoh Sura Kasuran

Tokoh di belakang raja digambarkan sebagai berikut:

Sosok yang tampan, melambangkan kebimbangan akan ketampanan.
Sosok yang dihiasi dengan pis bolong (uang kepeng), melambangkan kebimbangan akan kekuasaan dan kekayaan.
Sosok yang dihiasi dengan lontar, melambangkan kebimbangan akan kepintaran.

Harapan dan Pesan untuk Tahun Caka 1946

Menyambut tahun caka 1946, Degus berharap agar ST Eka Pramana, Banjar Merta Rauh dapat menjaga kekompakan dan terus menjaga tradisi dengan berkarya.

"Mari kita saling merangkul satu sama lain dan tidak berkecil hati jika karya ogoh-ogoh kami belum mendapatkan nominasi. Masih ada banyak waktu untuk dipelajari dan diperbaiki. Juara hanyalah bonus, yang penting dari karya ini adalah bagaimana kita menjalin kebersamaan bersama ST Eka Pramana Banjar Merta Rauh dan bagaimana kita bertanggung jawab untuk menyelesaikan karya ogoh-ogoh ini," pesannya. *m03

Komentar