nusabali

‘Makara Wahana’ Antar ST Yowana Sawitra Terbaik di Denpasar Barat

  • www.nusabali.com-makara-wahana-antar-st-yowana-sawitra-terbaik-di-denpasar-barat

DENPASAR, NusaBali.com - ST Yowana Sawitra dari Banjar Abian Timbul, Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, berhasil meraih juara 1 lomba ogoh-ogoh tingkat Kecamatan Denpasar Barat dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1946.

Ogoh-ogoh berjudul ‘Makara Wahana’ ini memukau para juri dengan nilai 276. Tim juri terdiri dari Dr Komang Indra Wirawan SSN MFil H, I Putu Gede Sumardiana SSN MSN, dan Anak Agung Ketut Indra Sanjaya SKom.

Made Bayu Satya Wiguna, Bendahara ST Yowana Sawitra sekaligus pembuat sinopsis ogoh-ogoh, menjelaskan bahwa ‘Makara Wahana’ terinspirasi dari tahun politik dan sosok pemimpin yang diharapkan mampu melindungi rakyatnya.

"Makara adalah kendaraan Dewa Baruna yang kami gambarkan berkepala kambing, berbadan buaya, berekor ikan hiu, berkaki kijang, dan bersayap garuda. Terdapat juga tokoh Dewa Baruna ditambah dengan figur-figur seperti kura-kura, gurita, dan ikan hiu (biota laut)," jelas Bayu.

Bagian sayap ogoh-ogoh ini merupakan bagian tersulit dalam pembuatannya. Tim ST Yowana Sawitra harus teliti dalam menyusun rangkaian sisik sayap yang dibuat dari daun kras (daun pisang kering).

"Tinggi ogoh-ogoh ini mencapai 4 meter dengan rancangan bongkar pasang pada bagian sayap dan ditambah sistem gerak di bagian sayap, sirip kura-kura, serta pada Makara," kata Bayu.

Pembuatan ogoh-ogoh ini memakan waktu sekitar 2 bulan dengan anggaran sebesar Rp 70 juta.

"Kami merasa bangga berusaha menampilkan yang terbaik dan maksimal. Awalnya, kami ragu karena melihat konstruksi yang begitu ekstrim dan tingkat beban ogoh-ogoh. Proses pembuatan sayap memakan waktu cukup lama, sekitar sebulan kami memulainya dari bulan Januari lalu, dipotong oleh waktu libur," ujar Bayu.

Bayu berharap agar para pemuda di Bali tetap saling menghargai dan menjaga budaya Bali.

"Kami berharap agar para STT dapat saling menghormati, karena setiap karya seni harus kita apresiasi dan dukung untuk menjaga budaya Bali," ungkapnya.

"Pada konsep ogoh-ogoh ini, kami berharap di tahun politik ini terjadi perubahan baru, sejalan dengan konsep ogoh-ogoh kami di mana Dewa Baruna digambarkan sebagai sosok pemimpin yang tegas, berwawasan luas, dan dapat menjaga segala aspek di lautan. Makara sendiri sebagai wahana digambarkan sebagai pengayom yang dapat mengantarkan pemimpin dalam menjalani tugas dan perannya. 

"Dari hal ini, kami berharap agar masyarakat tidak salah paham bahwa karya kami bukan tentang sindiran, melainkan tentang harapan agar Indonesia maju, aman, tentram, dan tidak ada masalah yang menyebabkan kerugian bagi pihak manapun di tahun ini dan tahun-tahun berikutnya," papar Bayu.

Ogoh-ogoh ‘Makara Wahana’ memiliki makna yang mendalam. Dewa Baruna melambangkan pemimpin yang tegas dan berwawasan luas, sedangkan Makara melambangkan pengayom yang mengantarkan pemimpin dalam menjalankan tugasnya.

Di tahun politik ini, ST Yowana Sawitra berharap agar Indonesia memiliki pemimpin yang mampu melindungi rakyatnya dan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.

Semoga ogoh-ogoh ‘Makara Wahana’ dapat menjadi simbol harapan bagi terciptanya pemimpin yang adil dan bijaksana di Indonesia. *m03

Komentar