nusabali

Dueg Ajum: Kritik Pedas dari Banjar Lantang Bejuh Sesetan terhadap Kesombongan

  • www.nusabali.com-dueg-ajum-kritik-pedas-dari-banjar-lantang-bejuh-sesetan-terhadap-kesombongan

DENPASAR, NusaBali.com - ST Taman Sari, Banjar Lantang Bejuh, Sesetan, Denpasar Selatan, menghadirkan ogoh-ogoh dengan tema ‘Dueg Ajum"’untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1946. Tema ini mengangkat kritik pedas terhadap kesombongan dan kecerdasan semu yang sering mewarnai fenomena di media sosial.

Dueg Ajum memiliki arti ‘dueg’ yang berarti pandai atau pintar, dan ‘ajum’ memiliki arti sombong. 

Ogoh-ogoh ini menggambarkan sosok manusia setengah kuda dengan sayap dan tentakel gurita yang melambangkan kesombongan dan kecerdasan semu.

Ode Pratama, selaku Ketua Panitia Ogoh-Ogoh 2024 ST Taman Sari, menjelaskan bahwa tema ini dipilih karena melihat maraknya fenomena-fenomena seperti kekerasan, kerauhan, dan kasus-kasus tidak masuk akal yang viral di media sosial.

"Kami ingin mengingatkan bahwa di atas langit masih ada langit, dan jangan sampai kita terlena dengan kepintaran dan kesombongan," ungkap Ode.

Ogoh-ogoh ini menceritakan kisah dua murid dan seorang kakek yang merupakan guru di sebuah pasraman. Tokoh utama, manusia setengah kuda, menindas murid lain yang memiliki kekurangan. Kakek, sang guru, berusaha menengahi, namun diikat oleh tentakel gurita yang melambangkan kecerdasan semu.

Cerita ini merupakan kelanjutan dari ogoh-ogoh ST Taman Sari tahun 2023 yang berjudul ‘Ma'suluh’, yang berpesan agar manusia introspeksi diri sebelum menilai orang lain.

Ode berharap ogoh-ogoh ini dapat menjadi refleksi bagi masyarakat untuk tidak terlena dengan kesombongan dan selalu mengedepankan introspeksi diri.

Tantangan dan Harapan

Pembuatan ogoh-ogoh ‘Dueg Ajum’ menelan biaya sekitar Rp 30-40 juta. Bagian sayap dan tentakel menjadi bagian yang rumit dan sempat mengalami roboh, namun dapat segera diperbaiki.

Dek Guna, desainer ogoh-ogoh ini, berharap ST Taman Sari semakin kompak dan menjaga nama baik banjar.

Ode juga berharap lomba ogoh-ogoh di Denpasar dapat terus diadakan dan memberikan ruang bagi para yowana untuk berkarya.

Banjar Lantang Bejuh memiliki sejarah panjang dalam pembuatan ogoh-ogoh. Pada era 1990-an hingga 2000-an, ogoh-ogoh mereka menjadi legenda dan langganan juara.

Pada tahun 2018-2019, ST Taman Sari pernah dua kali masuk nominasi 8 besar lomba ogoh-ogoh di Denpasar dengan tema ‘Nyuh Brahma’ dan ‘Kali Sangara’.

Meskipun tidak selalu lolos ke tingkat kota, ogoh-ogoh Banjar Lantang Bejuh selalu menjadi juara di tingkat desa. Pada tahun 2023, ogoh-ogoh ‘Ma’suluh’ meraih juara harapan 1.

Dengan tema ‘Dueg Ajum’, ST Taman Sari kembali menghadirkan ogoh-ogoh yang sarat makna dan kritik sosial, sekaligus menunjukkan eksistensi mereka dalam tradisi ogoh-ogoh di Bali. *m03

Komentar