Dari Jepang, Gede Agastya Lanjutkan TC di Paris

"Di Paris, kami bertiga. Saya, Rani dan pelatih Bli Adesta. Kami di sini sudah sekitar dua minggu," ujar Agastsya, Sabtu (17/2). 

Agas mengatakan, Paris menjadi salah satu lokasi TC karena olahraga judo cukup bagus di Prancis. Bahkan, pejudo Prancis adalah peraih medali emas beregu campuran Olimpiade. Mereka juga meraih medali emas di sejumlah kejuaraan internasional. Selain itu, klub-klub judo di Prancis juga cukup banyak, sehingga Agastya pun dapat sparring dengan mereka.

"Di Institut du Judo banyak pejudo dari berbagai klub latihan di sini. Kami bisa sparring dengan mereka. Latihan berlangsung setiap hari. Pagi gym dan malamnya latihan judo," jelas peraih medali emas +100 kg SEA Games 2019 Filipina.

Latihan judo dilakukan malam hari, karena mereka masih ada yang kuliah dan bekerja. Agas menyatakan, saat sparring dengan mereka bisa lima hingga enam kali. Pasalnya, di sana banyak pejudo sehingga bisa latihan dengan orang berbeda-beda.

Dengan TC di Paris, kata Agas, dirinya dapat mempelajari style para pejudo Prancis berlaga. Menurut Agas, rata-rata style mereka cenderung ke power dan ketahanan. Untuk itu, Agastya berusaha mengimbangi mereka di bagian tersebut.

Salah satu caranya adalah dengan kumi kata. Yaitu, bagaimana pegangan pertama sebelum membanting lawan perlu kuat pula sehingga dapat mengimbangi lawan yang memiliki power besar. Setiap latihan, Agas pun terus melakukan evaluasi agar dapat memperbaikinya. 

"Kalau dari segi teknik, kami sama. Bedanya dengan di sini, dari power dan daya tahan saja. Oleh karena itu, style di sini dan style saat TC di Jepang akan dikombinasikan sehingga saat bertanding kelak mendapatkan hasil bagus," kata Agastya .

Agas sendiri belum mengetahui di Paris nanti, apakah akan mengikuti pertandingan untuk mencari poin ke Olimpiade 2024 Paris atau tidak. Dia masih menunggu info selanjutnya. Untuk itu, dia kini fokus latihan. k22