nusabali

47 Krama Naur Sosod di Puncak Usaba Dimel

  • www.nusabali.com-47-krama-naur-sosod-di-puncak-usaba-dimel

AMLAPURA, NusaBali - 47 krama Naur Sosod (bayar kaul atau utang secara niskala) saat puncak Usaba Dimel, di Pura Dalem, Banjar Babakan, Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Karangasem, Redite Pon Julungwangi, Minggu (11/2).

Krama yang terdaftar Naur Sosod mempersembahkan kemasan Jajan Buntilan ukuran relatif besar (jajan uli dikemas dengan daun pinang). Persembahan ini dilengkapi dengan Banten Pengantar berupa Banten Papegatan, Peras, Prayascita, Pejati, dan Guling. Di antaranya oleh Jro Mangku.

Bendesa Adat Selat Jro Mangku Gede Mustika bersama Penyarikan Jro Mangku Gede Winata yang mengatur jadwal persembahyangan menjadi 11 shift. Tiap shift rata-rata berisikan 5 krama yang Naur Sosod. Itu artinya setiap shift  ada lima Jajan Buntilan yang diusung menuju jeroan Pura Dalem. Sebab kapasitas di jeroan Pura Dalem sebanyak itu.


Masing-masing krama yang Naur Sosod telah mengajak jro mangku yang mengantarkan persembahyangan, mulai dari melakukan pamuspaan dan Ngwacen Papegat. Tujuan Ngwacen Papegat usai naskah Papegatan dibacakan, maknanya utang niskala telah terbayar.

"Tiap Usaba Dimel, banyak krama yang naur sosod, mendapatkan pelayanan dari pukul 12.00 Wita hingga sore, tidak ada batasan jumlah krama yang naur sosod," jelas Bendesa Jro Mangku Gede Mustika.

Hanya saja, sebelum puncak Usaba Dimel, krama yang Naur Sosod wajib mendaftar di Desa Adat Selat, tujuannya agar pihak desa adat mengetahui jumlah krama Naur Sosod, sehingga mudah untuk mengatur jadwal persembahyangan.

Krama yang Naur Sosod itu setelah permohonannya terkabulkan, ada yang mohon agar mendapatkan keturunan, ada yang berharap sembuh dari penyakitnya, ada yang agar dapat pekerjaan dan lain-lain. 


Krama Ni Wayan Putu dari Banjar Yeha, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, naur sosod untuk cucunya I Komang Santika,9, karena sebelumnya menderita sakit di bagian perutnya sampai dioperasi hingga sempat pinsan. “Kejadiannya satu tahun lalu, setelah janji naur sosod dengan harapan agar sakitnya sembuh. Ternyata permohonan diberkati, sekarang saatnya bayar utang niskala,” jelas Ni Wayan Putu.

Naur Sosod kata Ni Wayan Putu, biayanya lumayan banyak, perhitungannya beli ketan (beras putih) per kilogram Rp 25.000 menghabiskan 37,5 kilogram beras 37 kilogram harga per kilogram Rp 16.000, ditambah guling, ayam panggang, jajan, dan pelengkapan lainnya sehingga habis sekitar Rp 8,5 juta.

Ada juga Naur Sosod kembar, satu kemasan berisi dua jajan uli besar tinggi 2 mete, milik I Gusti Lanang Agung Adi Kusuma  dan  I Gusti Agung Putra Lanang dari Banjar Dharma Sabha, Desa Adat Selat, satu lagi I Kadek Selamet dan I Komang Pica, dari Banjar Sila Dhrama.7k16

Komentar