nusabali

Usaba Kelod di Bugbug Bersamaan Ngaroras

  • www.nusabali.com-usaba-kelod-di-bugbug-bersamaan-ngaroras
  • www.nusabali.com-usaba-kelod-di-bugbug-bersamaan-ngaroras

AMLAPURA, NusaBali - Usaba Dalem atau Usaba Kelod di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem, di Pura Dalem, Banjar Bugbug Kelod, Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem, Buda Pahing Kuningan, Rabu (6/3) sore hingga malam. Usaba ini menjadi satu rangkaian dengan upacara pitra yadnya atau ngaroras.

Jro Mangku Gede Wayan Suarta, pamangku di Pura Dalem Desa Adat Bugbug yang mengoordinasikan rangkaian upacara, itu memaparkan upacara diawali pukul 18.00 Wita dengan ngaturang banten aci desa adat. Menyusul deha teruna perwakilan Desa Adat Bugbug ngaturang banten pangendek ke jro mangku pangayah. Prosesi ini ditandai dengan melaksanakan upacara tatabuhan, pertanda upacara pitra yadnya dimulai, disaksikan segenap jro mangku.

Usaba Kelod ini, katanya, hanya melibatkan 10 kuren (sepasang keluarga tinggal dalam satu pekarangan), untuk melaksanakan upacara nyumunin (baru pertama kali). Tiap kuren bisa memiliki beberapa sang pitara untuk mereka upacarai. 

Dari 10 kuren yang menggelar upacara mekarti (dengan ciri khas di upakaranya hiasan bunga serba putih dan kuning) sebanyak 1 kuren dan upacara biasa (seperti biasa pada umumnya) sebanyak 9 kuren. 10 kuren itulah wajib membawa seekor godel, sebagai perantara sang pitara menuju surga.

"Perbedaannya yang menggelar upacara tergolong mekarti, di bantennya ada banten pabangkit, yang kelompok biasa tidak ada banten pebangkit," kata Jro Mangku Gede Suarta.


Selanjutnya seluruh krama yang ikut upacara Pitra Yadnya ditandai ada sekah yang dibawa, melaksanakan upacara utarayana (keliling tiga kali di wawidangan Pura Dalem, ke arah kiri), masing-masing menyertakan seekor godel.

Sedangkan yang ikut upacara ngunyahin (warga yang sebelumnya telah ikut upacara Usaba Kelod) 13 kuren. Mereka yang mengikuti upacara mekarti 2 kuren dan upacara biasa 11 kuren. Hanya saja warga yang melaksanakan upacara ngunyahin tidak menyertakan godel (anaks api).

Baga Parahyangan I Wayan Artana mengatakan krama yang ikut upacara nyumunin wajib membawa seekor godel. "Bagi yang tidak punya godel bisa sewa godel, nanti pihak Desa Adat Bugbug memberikan bantuan Rp 1,5 juta untuk sewa godel," jelas I Wayan Artana.

Warga yang ikut upacara nyumunin juga katanya, dapat bantuan tiap kuren sebanyak Rp 1 juta untuk membeli keperluan beli beras. 

Rajeg Desa Adat Bugbug  I Ketut Sukra mengatakan, di tengah malam penutup upacara, ada ritual ngidergita (mengumandangkan nyanyian Tuhan), persembahan untuk Ida Bhatara Dalem.

Lanjutan upacaranya menggelar upacara wewayon Wraspati Pon Kuningan, Kamis (7/3), dan ngelemekin (nyineb) di Pura Dalem, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (9/3).7k16

Komentar