nusabali

Sekretaris TKD Prabowo–Gibran Meninggal

I Ketut Ridet Lakalantas di Kintamani, Mobil Masuk Jurang

  • www.nusabali.com-sekretaris-tkd-prabowo-gibran-meninggal

Polisi menyebut, kendaraan yang dikemudikan Ketut Ridet tidak kuat menanjak dan melaju mundur, hingga mobil terjatuh ke jurang di Banjar Kayupadi, Desa Songan, Kintamani.

DENPASAR, NusaBali
Politisi senior DPD Demokrat Bali sekaligus Sekretaris Tim Kampanye Daerah (TKD) Capres–Cawapres Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka Provinsi Bali, I Ketut Ridet meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan di wilayah Banjar Kayupadi, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Sabtu (6/1) sekitar pukul 15.30 Wita. Ridet yang menjabat Ketua Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (BPOKK) DPD Demokrat Bali juga tercatat sebagai Caleg DPRD Bali Daerah Pemilihan (Dapil) Bangli di Pemilu 2024.

Informasi yang dihimpun dari beberapa kader Demokrat Bali, Sabtu sore kemarin, Ridet mengalami kecelakaan usai menghadiri kegiatan di desa kelahirannya, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Sebelum kejadian, mantan Cabup Bangli di Pilkada 2015 yang sudah lama menetap di Denpasar ini, sempat mengunggah kegiatannya bersama masyarakat di Kintamani, Sabtu siang, di status medsos (media sosial).

Rencana jenazah akan diupacarai pada Wraspati Paing Kulantir, Kamis (11/1/2024). Untuk sementara jenazah pria kelahiran 1972 itu rencananya bakal dititip di RSUD Wangaya, Denpasar.

Keponakan Ketut Ridet, Gede Ariana dan I Wayan Setop Adiputra, saat ditemui di RSU Bangli, mengatakan almarhum Ketut Ridet berencana menghadiri upacara pernikahan keponakan di Banjar Kayupadi, Desa Songan.

Seperti diketahui Ridet tinggal di Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Badung. Awalnya berangkat dari rumah dan menuju lokasi upacara pernikahan. Saat itu dirinya berangkat seorang diri, sedangkan istri dan anaknya menyusul.

“Pagi itu sudah sempat ke lokasi upacara. Kemudian akan menjemput istri dan anak di Banjar Ulun Danu. Dari lokasi (Kayupadi) ke Ulun Danu,” kata Gede Ariana.

Sekitar pukul 15.00 Wita, Ridet tiba di rumah kerabat di Banjar Ulun Danu. Saat itu dirinya sempat menghubungi istrinya, disebutkan posisinya masih ada di wilayah Payangan. Lantaran masih jauh, maka diputuskan untuk berangkat kembali ke tempat acara.

“Karena jarak masih jauh maka diputuskan ditinggal dan nanti akan dijemput kembali,” ucap Gede Ariana. Dari Ulun Danu berangkat 9 orang yang terdiri dari 8 orang dewasa dan 1 anak-anak. Rombongan ini terbagi dalam dua kendaraan. Ridet bersama 3 orang lainnya mengendarai mobil Hardtop dan 5 orang di mobil Jeep Katana.

Adapun yang bersama Ridet yakni I Kadek Suarnawa, Komang Gede, dan Ni Wayan Muneng. “Kami berangkat beriringan, mobil almarhum berada di depan. Sekitar 1 kilometer berjalan sempat berhenti karena tukaran mengemudi. Awalnya mobil dikemudikan Kadek Suarnawa, kemudian digantikan oleh almarhum. Kami tidak tahu alasan sampai ganti pengemudi,” sebut Gede Ariana.

Lantas rombongan Gede Ariana menyalip sehingga mendahului mobil Ridet. Tak berapa lama, Wayan Ariawan mendapat telepon dari Kadek Suarnawa jika dirinya mengalami kecelakaan. Mendapat informasi tersebut, Gede Ariana memutar kendaraan menuju TKP. “Saat tiba di lokasi, keluarga kami 4 orang ini sudah tergeletak di jalan. Sedangkan mobil sudah masuk jurang,” ujarnya.

Akibat kejadian tersebut, hanya Kadek Suarnawa yang kondisinya masih sadar sedangkan lainnya tidak. Selanjutnya para korban dilarikan ke Puskesmas IV Kintamani. Namun akhirnya dirujuk ke RSU Bangli.

Setiba di RSU Bangli, Ridet dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan Kadek Suarnawa mengalami luka di bagian kepala dan kaki, Komang Gede mengalami luka pada bagian wajah, dan Ni Wayan Muneng mengalami luka pada kaki dan wajah. “Almarhum tidak ada luka terbuka, tetapi saat di rumah sakit terlihat keluar darah dari telinga,” bebernya.

Lebih lanjut, jenazah Ridet rencananya bakal dititip sementara di RSUD Wangaya, Denpasar. Rencana jenazah bapak tiga orang anak ini akan diupacarai ngaben pada Wraspati Paing Kulantir, Kamis (11/1/2024) dan upacara nyekah pada Sukra Pon Kulantir, Jumat (12/1/2024).

Foto: Kerabat I Ketut Ridet saat menunggu di areal ruang jenazah RSU Bangli, Sabtu (6/1) malam. -EKA SRI

Disinggung terkait firasat, baik Wayan Setop maupun Gede Ariana mengaku tidak ada firasat apapun. Sebelum berangkat mereka ngobrol banyak hal, salah satunya politik.

Di sisi lain, rekan politisi maupun rekan bisnis, ramai melayat di RSU Bangli, salah satunya politisi Demokrat I Made Sudiasa. Politisi asal Desa Undisan, Kecamatan Tembuku ini menyampaikan bela sungkawa. Dirinya merasa kehilangan sosok Ketut Ridet.

Ridet dikenal sebagai sosok yang totalitas tinggi di Partai Demokrat. Dari awal di Demokrat hingga kini. “Beliau merupakan pekerja keras. Beliau betul betul totalitas di partai. Sikap yang jujur pada diri sendiri dan juga pada partai,” kata Sudiasa.

Menurut Sudiasa, Ridet selalu siap menjalankan tugas partai termasuk saat menjadi calon wakil bupati. “Kami hadir saat ini untuk bertemu terakhir kali, mendoakan beliau nyujur sunia loka,” ungkanya.

Terpisah, Kapolsek Kintamani Kompol I Nengah Sukerna saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya telah turun ke TKP. Dari hasil olah TKP, kecelakaan yang melibatkan politisi Demokrat tersebut merupakan kecelakaan tunggal.

“Kendaraan Hardtop yang membawa Ketut Ridet saat melalui jalan tanjakan tidak kuat menanjak dan melaju mundur. Karena tidak dapat mengendalikan kendaraan, mobil terjatuh ke jurang,” kata Kompol Sukerna.

Lakalantas yang merenggut nyawa Ridet membawa duka bagi DPD Demokrat Bali. Meninggalnya pria kelahiran 1972 ini juga viral di group WhatsApp TKD Bali. Ucapan duka cita mengalir dari sejumlah koleganya. Sebab Ridet adalah Sekretaris TKD Capres-Cawapres Prabowo-Gibran Provinsi Bali. Prabowo-Gibran diusung Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Partai Gelora, dan Partai Garuda.

Kolega Ridet yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD Demokrat Bali I Dewa Nyoman Sukrawan, dihubungi NusaBali mengatakan, meninggalnya Ridet membuat Demokrat Bali sangat kehilangan. Sebab Ridet menjabat BPOKK selama tiga periode berturut-turut yakni pada 2011-2016, 2016-2021, dan 2021-sekarang. Dia merupakan gerbong pada kepemimpinan Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta yang juga sudah berjalan tiga periode.

“Pak Ridet orang yang aktif dan penguasa dapur organisasi. Jalannya organisasi dia yang paling paham, orangnya memang pekerja keras untuk urusan organisasi. Jadi satu saja jarum jatuh untuk urusan organisasi dia tahu dan paham,” ujar Sukrawan.

Sukrawan menyebutkan, Ridet juga sosok kader yang setia dengan Demokrat dalam segala cuaca. “Orangnya kan gembira terus, bekerja keras, dan setia mengabdi pada organisasi tempat bernaung,” tegas politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng ini.

Sementara soal jabatan di TKD Prabowo-Gibran Bali, menurut Sukrawan belum diputuskan Demokrat. “Apakah Ridet akan diganti oleh kader Demokrat atau luar Demokrat, kita tunggu saja. Karena Prabowo-Gibran diusung koalisi. Kita serahkan nanti ke TKD Bali. Kita masih berduka tidak pantas berbicara ganti mengganti,” ucap mantan Cawagub Bali di Pilkada 2013 ini.

Kepergian Ridet secara tragis juga menyisakan duka di kalangan eksternal kader Demokrat. Salah satu kader Golkar Anak Agung Susruta Ngurah Putra mengaku kaget atas meninggalnya Ridet. Tokoh Puri Gerenceng, Denpasar ini tahu meninggalnya Ridet dari sejumlah koleganya. “Ya nggak menyangka, saya tahu beliau (Ridet) meninggal dunia setelah dapat info dari salah satu teman. Informasinya lakalantas,” ujar Susruta.

Susruta yang pernah menjadi pengurus di DPD Demokrat Bali mengatakan sosok Ridet adalah aktivis di Demokrat. “Orangnya sangat aktif urusan organisasi. Saya cukup lama kenal Pak Ridet,” kata mantan Wakil Sekretaris DPD Demokrat Bali yang menyeberang ke Partai Golkar dan mendapatkan tiket Caleg DPRD Denpasar di Pemilu 2024 ini.
7 nat, esa

Komentar