nusabali

El Nino Diprediksi hingga April 2024

  • www.nusabali.com-el-nino-diprediksi-hingga-april-2024

JAKARTA, NusaBali - Fenomena cuaca ekstrem atau El Nino diprediksi masih berlanjut pada tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) fenomena cuaca ekstrem itu akan berlanjut hingga April 2024.

"Hasil monitoring dan analisis yang dilakukan BMKG sejak Maret, April dan Mei 2023 telah terjadi El Nino lemah. BMKG dan beberapa badan klimatologi dunia memprediksi El Nino akan terjadi dengan kategori moderat dan dapat terus bertahan setidaknya hingga April 2024," jelas Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, seperti dilansir detikcom, Selasa (2/1).

Seperti diketahui, fenomena El Nino adalah cuaca ekstrem di mana berkurangnya curah hujan dan terjadi cuaca panas di berbagai wilayah. Hal ini menyebabkan kekeringan.

Fenomena ini telah berpengaruh kepada beberapa aspek kebutuhan masyarakat, salah satunya pangan. Untuk diketahui, akibat fenomena El Nino, produksi padi turun sehingga pasokan beras di pasaran juga berkurang

Sebelumnya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan kekeringan akibat El Nino bukan lagi kondisi biasa. Ia menyebut saat ini sudah terjadi gorila El Nino.

"Melakukan pertemuan dengan Dirjen Anggaran, nggak masalah, karena ini ada insentif El Nino ada kan BLT El Nino. Ini El Nino bukan El Nino biasa, bukan lagi super, tetapi sudah masuk gorila El Nino, ini terbesar," kata Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2023).

Fenomena El Nino ini juga telah menyebabkan produksi beras menurun, dari sebelumnya mencapai 31 juta ton, 2023 hanya 30 juta ton. Turunnya produksi, berdampak pada kenaikan harga beras hingga akhir 2023.

"Realitas produksi beras Nasional Indonesia dulu kita pernah swasembada sekarang terpaksa harus impor produksi beras nasional periode 2022-2023 mengalami penurunan akibat ancaman El Nino dan dari sebelumnya 31 juta ton dan diperkirakan turun menjadi 30 juta ton pada tahun 2023," kata Amran. 7

Komentar