nusabali

ST Dharma Subhiksa Banjar Sasih Panjer Mulai Garap Ogoh-Ogoh Menyambut Tahun Baru Caka 1946

  • www.nusabali.com-st-dharma-subhiksa-banjar-sasih-panjer-mulai-garap-ogoh-ogoh-menyambut-tahun-baru-caka-1946

DENPASAR, NusaBali.com - Memasuki akhir tahun 2023, semangat yowana/sekaa truna di Kota Denpasar dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1946 mendatang sangatlah besar. Salah satunya Banjar Sasih Panjer yang berlokasi di Jalan Ijo Gading No.21 Desa Adat Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan.

ST Dharma Subhiksa, Banjar Sasih Panjer merupakan salah satu banjar yang mendapatkan nominasi terbaik ketiga di Kecamatan Denpasar Selatan dan nominasi terbaik ketiga di Kota Denpasar dalam lomba ogoh-ogoh pada tahun Caka 1945 (pada bulan Maret lalu). Pada akhir tahun 2023 ini, ST Dharma Subhiksa memulai menggarap karya ogoh-ogoh lagi untuk persiapan menyambut tahun baru Caka 1946.

Made Suandika, atau yang biasa dipanggil Ega selaku Ketua ST Dharma Subhiksa Banjar Sasih Panjer mengatakan bahwa proyek penggarapan ogoh-ogoh ini dimulai pada saat hari purnama tepatnya pada akhir bulan November lalu. Dimulai dengan nuasen (awalan-persiapan) dengan melaksanakan matur piuning dan sembahyang bersama di pura.

Untuk saat ini, proses penggarapan ogoh-ogoh yang dirancang memiliki ketinggian 4 meter ini masih kisaran 10-15 persen. Baru dibentuk bakalan (bentuk awal) dengan ulatan yang terbuat dari rotan/penyalin, dengan enam karakter tokoh. 

“Karakter ogoh-ogoh ini rencananya akan memvisualisasikan seorang dewa, dewi, dan siluman berwujud binatang. Akan tetapi, untuk tema atau judul belum 100 persen final karena masih fokus menganyam/ngulat bagian ogoh-ogoh serta mengelas besi sebagai rangka konstruksi ogoh-ogoh,” kata Ega saat ditemui Senin (11/12/2023).

Untuk tahun 2024, ST Dharma Subhiksa mencanangkan siap mengikuti ajang perlombaan  tingkat Kota Denpasar. Maka dari itu, mereka siap untuk menampilkan hasil karya terbaik.

Adapun anggaran biaya pembuatan ogoh-ogoh ini dari awal hingga finish nanti sesuai RAB kurang lebih Rp 35 juta. Dan untuk saat ini baru menghabiskan biaya sebesar Rp 5 juta untuk membeli rotan, besi, dan bahan lainnya.

Terkait dengan suasana tahun politik saat ini, Ega menilai  tidak ada sangkut pautnya. Ia berharap kreativitas tetap berjalan untuk menjaga dan melestarikan seni dan budaya Bali tanpa harus mencampuri politik.

"Harapan saya bagi ST terutama bagi anak muda kita hidup di zaman yang serba canggih ini haruslah mampu berpikir kreatif dalam berkarya, dalam memilah informasi agar tidak mudah salah paham atau terpengaruh oleh isu-isu yang bersifat menjatuhkan. Khususnya dalam pembuatan ogoh-ogoh, saya berharap seni ini bisa mewadahi anak-anak muda dalam mengembangkan kreativitasnya, membangun sebuah rasa kebersamaan, tanggung jawab, dan untuk tidak takut dalam mengeluarkan pendapat dalam berkarya," tuntas Ega. *m03 

Komentar