nusabali

Atasi Kekroditan, Pintu Masuk DTW Kawasan Luar Pura Uluwatu Diubah

  • www.nusabali.com-atasi-kekroditan-pintu-masuk-dtw-kawasan-luar-pura-uluwatu-diubah

MANGUPURA, NusaBali.com - Menghadapi tantangan kekroditan pada jam-jam sibuk, Pengelola DTW Kawasan Luar Pura Uluwatu bersama Desa Adat Pecatu melakukan serangkaian inovasi untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas dan kenyamanan pengunjung. Salah satu langkah yang akan diambil adalah melakukan perubahan signifikan pada gate pintu masuk DTW Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu.

Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan rapat bersama dengan konsultan DTW untuk membahas penataan kawasan tersebut. Yang mana, penataan itu direncanakan akan mulai digarap pada tahun 2024 dengan waktu kerja selama satu tahun anggaran.

“Kami melakukan rapat kali ini untuk melakukan penyempurnaan lewat penambahan-penambahan kebutuhan di DTW termasuk kekroditan di jam-sam sibuk,” ungkapnya belum lama ini.

Gate pintu masuk yang baru itu kata Sumerta, dipindahkan sekitar 60 meter ke sebelah kiri dari posisi akses masuk yang ada saat ini. Setelah gate, rencananya akan dibangun meeting point, rest area, tempat bermain anak, parkir bus, mobil kecil, dan sepeda motor.

Gate pintu masuk baru itu juga direncanakan memiliki 5 jalur, dengan 3 jalur untuk kendaraan besar dan mobil, 1 jalur untuk sepeda motor, dan 1 jalur khusus atau jalur VIP maupun emergency. Sementara jalur khusus tersebut akan disiapkan untuk kegiatan upacara atau sulinggih agar tidak bercampur dengan kendaraan umum.

Sumerta menegaskan bahwa perubahan gate masuk ini juga akan menyertakan penyiapan pintu keluar khusus untuk jalur masuk yang sudah ada saat ini. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat mengatasi kemacetan yang sering terjadi di akses masuk DTW.

“Kami berharap dengan perubahan ini, dapat menciptakan suasana yang lebih tertata dan nyaman bagi pengunjung. Selain itu, kami ingin memaksimalkan pemanfaatan lahan yang ada,” tambah Sumerta.

Perubahan lain yang diusulkan adalah pembangunan parkir bertingkat untuk sepeda motor dan mobil. Usulan ini disertai dengan rencana menghilangkan sistem karcis parkir manual yang digantikan oleh sistem otomatis, mirip dengan yang digunakan di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

“Khusus untuk parkir sepeda motor, kami mengusulkan konsep seperti di bandara dengan lantai satu dan basement, mengingat adanya hewan monyet di sekitar kawasan. Kami juga menyarankan parkir bertingkat untuk mobil agar tidak merusak estetika,” jelasnya.

Sementara disinggung soal dana yang akan dikeluarkan, Sumerta membeberkan kurang lebih akan menghabiskan dana puluhan miliar. Meski tidak mengetahui angka pastinya, namun Sumerta berharap pemerintah Kabupaten Badung memiliki komitmen untuk meningkatkan DTW yang premium.

Selain itu, rencana penataan juga mencakup penyesuaian posisi warung atau kios yang ada saat ini, penambahan tempat ibadah, penggunaan teknologi otomatis untuk mempermudah pengelolaan parkir, dan perubahan pada utilitas seperti penempatan kabel di bawah tanah untuk menghindari gangguan dari hewan monyet di sekitar kawasan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pihak Desa Adat Pecatu telah berhasil membeli sebidang lahan seluas kurang lebih 2 hektare dari krama setempat. Namun ujar Sumerta pihaknya menambah 1 hektare tanah lagi di sebelah selatan kantor DTW.

“Sekarang total 3 hektare lahan parkir milik desa adat yang akan dikembangkan, maka harus disesuaikan lagi posisi dan penataannya. Kami berharap bahwa langkah-langkah inovatif ini dapat memberikan solusi efektif terhadap kemacetan di jam-jam sibuk dan meningkatkan pengalaman kunjungan bagi para pengunjung DTW Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu,” pungkasnya. *ris

Komentar