nusabali

Bapak dan Anak Masuk Kandidat Cawali

DPP Sudah Inventaris 5 Kader Senior Golkar Denpasar

  • www.nusabali.com-bapak-dan-anak-masuk-kandidat-cawali

Lima kader Golkar yang diinventarisasi untuk Pilkada Denpasar 2024 adalah I Ketut Suwandhi, Putu Oka Mahendra, I Wayan Mariyana Wandira, Ida Bagus Gde Udiyana, dan I Wayan Subawa.

DENPASAR, NusaBali
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar sudah menginventarisasi serta memanggil 5 bakal calon (balon) Walikota/Wakil Walikota Denpasar untuk Pilkada 2024, Selasa (21/11) lalu. Dari 5 kandidat, dua di antaranya adalah kader senior, I Ketut Suwandhi, 77, dan Putu Oka Mahendra, 51, yang merupakan bapak dan anak.

Suwandhi dan Oka Mahendra, politisi asal Banjar Belaluan Sadmerta, Desa Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara. Suwandhi saat ini menyandang predikat sebagai anggota dewan selama 7 periode berturut-turut. Mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar ini, kini duduk di Komisi II DPRD Bali periode 2019-2024. Suwandhi yang dijuluki ‘Jenderal Kota’ juga berstatus DCT (Daftar Calon Tetap) di Pileg 2024. Sebaliknya, sang anak, Oka Mahendra adalah Sekretaris DPD II Golkar Denpasar yang saat ini menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Denpasar periode 2019-2024. Oka Mahendra juga DCT DPRD Denpasar untuk Pileg 2024.

Selain Suwandhi dan Oka Mahendra, dalam Surat DPP Golkar Nomor 308/Golkar/XI/2023 tersebut, 3 kandidat lainnya yang masuk daftar calon adalah Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira, Ida Bagus Gde Udiyana alias Gus De, dan I Wayan Subawa.

Wandira politisi asal Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan yang sudah 4 periode duduk di DPRD Denpasar. Wandira saat ini menjabat Wakil Ketua DPRD Denpasar.

Sementara Gus De adalah politisi asal Geriya Taman, Kelurahan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan yang merupakan fungsionaris DPD Golkar Bali. Dia pengalaman sebagai anggota DPRD Denpasar periode 2004-2009, 2009-2014, dan anggota DPRD Bali periode 2014-2019. Gus De nyaleg ke DPRD Bali dari Dapil Denpasar pada Pileg 2019, namun gagal lolos.

Sebelumnya, Gus De juga pernah maju sebagai Calon Wakil Walikota Denpasar pada Pilkada Denpasar 2010 berpasangan dengan Calon Walikota I Wayan Subawa yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat. Paket ini ditumbangkan pasangan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra–I Gusti Ngurah Jaya Negara yang diusung PDI Perjuangan.    

Sementara Wayan Subawa yang juga masuk daftar kandidat di DPP Golkar adalah kader senior Golkar yang duduk di Dewan Pertimbangan DPD I Golkar Bali. Bendesa Adat Pagan, Desa Sumerta Kauh, Kecamatan Denpasar Timur ini pengalaman sebagai birokrat. Subawa tercatat pernah menjabat Sekda Badung dan Penjabat Bupati Badung pada 2005 silam.

Dari 5 kandidat calon yang diinventarisasi DPP Golkar, baru Suwandhi dan Oka Mahendra berhasil dikonfirmasi NusaBali. Suwandhi hanya membenarkan masuk daftar calon walikota/wakil walikota. “Istilah DPP calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Saya memang masuk daftar. Tetapi saya tidak banyak komentar dulu. Baru diinventaris saja,” ujar Wakil Ketua DPRD Bali periode 2009-2014 ini.

Suwandhi mengatakan, maju di Pilkada Denpasar tidak segampang membalikkan telapak tangan. Sebab yang dihadapi incumbent. Selain itu, dirinya masih fokus urusan Pileg 2024. “Lihat hasil Pileg dan Pilpres 2024 dulu. Selain itu, kita lihat penilaian masyarakat dengan incumbent di Denpasar. Nantilah saya bicara banyak, nggak sekarang,” kilah mantan Wakil Ketua DPRD Denpasar 2004-2009 ini.

Suwandhi menegaskan, hasil Pileg dan Pilpres 2024 akan menentukan langkah di Pilkada. “Karena semuanya harus dikalkulasi. Elektabilitas atau dukungan masyarakat, kekuatan lawan. Yang paling penting itu hasil Pileg,” tegas Suwandhi.

Sementara, Oka Mahendra yang merupakan anak sulung Suwandhi mengakui dirinya diinventarisasi DPP sebagai kandidat calon kepala daerah. Namun saat dipanggil ke DPP, Selasa (21/11/2023), dirinya tidak hadir, karena ada kegiatan persembahyangan di Denpasar.

Oka Mahendra mengatakan, dirinya hanya kader biasa. Sehingga yang lebih pantas maju sebagai Calon Walikota Denpasar adalah kader senior. “Kalau Pak Ketua (Mariyana Wandira) lebih pantas karena lebih senior. Kalau saya belum pantas. Sebagai DPRD Denpasar juga kelasnya masih jauh. Anggota dewan yang masih di gang kecil,” kelakar Oka Mahendra. 7 nat   

Komentar