Made Pasek Minta PSSI Seriusi Elite Pro Academy

Demikian disampaikan mantan pemain Timnas Indonesia, I Made Pasek Wijaya. Made Pasek tetap mengapresiasi apa yang dilakukan pemain dan pelatih di fase grup. Menurutnya tidak mudah mendapat dua poin, karena ada dua negara lain yang menjadi bulan-bulanan sampai kebobolan 10 gol dalam satu laga.

"Namun, jangan puas dulu. Secara permainan Indonesia belum bisa banyak bersaing di level dunia," kata Made Pasek, kepada bola.com.

Penampilan Timnas U-17 pun cukup baik dengan catatan menahan imbang 1-1 lawan Ekuador dan Panama, hingga akhirnya kalah 1-3 dari Maroko. Dari tiga laga di grup A itu, Indonesia gagal mendominasi permainan. Meski menahan Ekuador dan Panama, pertahanan Indonesia lebih banyak ditekan.

"Dari kualitas pemain, belum bisa disetarakan dengan negara-negara itu. Pelatih pasti lebih tahu evaluasinya apa. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan lagi. Salah satunya dalam pemilihan pemain," ujar eks pemain Arema dan Pelita Jaya itu.

Untuk selanjutnya, Made Pasek berharap kompetisi Elite Pro Academy (EPA) yang beberapa tahun bergulir dapat dikembangkan. Misalnya, jumlah pertandingan dibuat lebih banyak, sehingga memantau pemain dapat lebih detail. Selain itu, kata Made Pasek, diharapkan dapat merata dalam pencarian pemain.

"Seperti di Papua, sepertinya masih banyak bakat yang bisa diambil, karena tidak ada klub yang ikut kompetisi, jadi tidak ada perwakilan tim Papua di EPA. Namun, saya yakin bakat pemain bagus masih banyak di sana," kata Made Pasek, yang eks bek Timnas Indonesia itu.

Terkait masukan untuk skuad U-17, Made Pasek berharap PSSI menerapkan promosi-degradasi. Jika ada pemain yang lebih layak, digunakan untuk mengganti pemain yang kurang berkembang. Selain itu, pemain juga diharapkan aktif di kompetisi. *