nusabali

Kasek SMKN 1 Bangli Menyambi Beternak Burung

  • www.nusabali.com-kasek-smkn-1-bangli-menyambi-beternak-burung

BANGLI, NusaBali - I Nyoman Susila adalah Kepala SMKN 1 Bangli. Dia juga menyambi beternak burung jenis Murai Batu Impor atau Murai Batu Ekor Panjang. Menyambi ini berawal dari hobi, namun hasilnya cukup menjanjikan.

Susila mengatakan saat ini memiliki 16 pasang indukan Murai Batu Impor. Selama 12 tahun berkecimpung di budidaya murai batu impor, sudah menghasilkan lebih dari 700 ekor anakan Murai Batu. Anakan ini terjual di seluruh Indonesia bahkan ke luar negeri. "Kebanyakan pembeli biasanya datang langsung kesini. Ada juga pengepul dari Jawa yang secara khusus beli di sini. Selanjutnya dijual lagi ke wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, bahkan ke Malaysia hingga Singapura. Kalau saya hanya fokus membudidayakan saja," ungkapnya Minggu (15/10). Diakui, usaha ini mampu menambah penghasilan rata-rata Rp 10 juta per bulan.

Pria asal Banjar Antugan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli, ini mengatakan jika dirinya sudah memelihara burung telah dilakoni sejak kecil. Hingga pada tahun 2009, ia mencoba membudidayakan sejumlah burung. Mulai dari Kenari, Love Bird hingga Murai Batu lokal.

Namun melihat peluang yang ada, akhirnya mengubah haluan tahun 2011. Dia fokus memelihara murai batu impor saja hingga saat ini. "Budidaya murai batu impor lebih mudah dibandingkan jenis burung lain. Disamping juga tinggi peminat," ujarnya.

Walaupun tergolong mudah membudidayakan burung ini, Nyoman Susila tidak menampik ada kendala. Misalnya pada musim kemarau, di mana terjadi penurunan produksi. "Kalau dulu 10 sampai 20 ekor sebulan. Sekarang hanya 7 ekor sebulan," sebutnya.

Harga Murai Batu Impor anakan usia 1 hingga 2 bulan berkisar Rp 5 juta sampai Rp 25 juta. Bahkan pada saat Covid-19, dirinya pernah jual anakan di harga Rp 39 juta. "Itu usia 2 bulan, kalau harga sekarang, itu harga anakan Rp 5 juta sampai Rp 15 juta," akunya.

Ditambahkan, pasca pandemi harga turun dikarenakan pola hidup masyarakat yang berubah. Pada saat pandemi di mana ada pembatasan aktivitas, banyak masyarakat memilih memelihara burung sebagai hiburan. Sebaliknya karena saat ini aktivitas masyarakat sudah kembali normal, permintaan pasar saat ini lebih banyak ke murai batu impor dewasa, yakni usia 6 sampai 7 bulan. Di usia ini, burung murai batu impor sudah mengeluarkan kicauan. "Harganya juga cenderung lebih stabil. Rata-rata berkisar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Tergantung panjang ekornya," imbuhnya.7esa

Komentar