nusabali

Tim Voli Terganjal Anggaran

Siap Jalur Darat Ikuti Kualifikasi PON di Jakarta

  • www.nusabali.com-tim-voli-terganjal-anggaran

DENPASAR, NusaBali - Pengprov Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) terganjal anggaran untuk mengikuti kualifikasi PON pada pertengahan Oktober di Jakarta. Anggaran senilai Rp 75 yang diberikan KONI Bali dinilai sangat kurang dari kebutuhan tim voli Bali.

Untuk itu PBVSI Bali melakukan penggalian dana, baik patungan internal maupun swadaya yang melibatkan pihak swasta. Jika situasi anggarab mentok, maka PBVSI Bali akan menempuh jalur darat untuk mengikuti babak kualifikasi PON di Jakarta. 

Menurut Ketum Pengprov PBVSI Bali, I Nyoman Sukanada didampingi Sekum I Ketut Supardanayasa pada Minggu (10/9), grade anggaran tim voli informasinya hanya Rp 75 juta dari KONI Bali. Menurutnya, jumlah itu sangat minim dan karena sudah standar baku, harus menggali dana dari berbagai sumber. 

Menurut Sukanada, penggalan dana pertama ditutup sejumlah pengurus, upaya lain ke pihak swasta. Akibatnya, pengurus PBVSI Bali memiliki pekerjaan merangkap, selain melakukan pembinaan atlet, juga memikirkan dari sisi kebutuhan anggaran.
 
"Kendala anggaran membuat kita di internal harus melakukan berbagai langkah terobosan," tegas Sukanada. 

Ketut Supardanayasa pun iku menambahkan, aktif mencari solusi harus dilakukan saat ini. Salah satunya mengikuti pertandingan persahabatan sebagai salah satu upaya penggalian dana. 

"Berapapun anggaran yang diberikan KONI Bali kita terima, karena semua cabor juga diberlakukan seperti itu. Makanya jumlah atlet juga kita akan kaji kembali apakah ada penciutan atau tidak," kata Supardanayasa, yang juga mantan Binpres KONI Karangasem itu.

Supardanayasa mengakui opsi jalur darat menjadi pertimbangan terakhir saat berangkat menuju Jakarta untuk ikut babak kualifikasi PON. Terlepas nanti perjalanan jauh dan atlet akan sangat kelelahan saat tampil pada babak kualifikasi, kata Supardanayasa, tetap harus dilakukan jika segala upaya ditempuh dalam penggalian dana. 

Supardanayasa yang juga Kepala Sekolah di Badung itu mengakui, langkah  itu masuk opsi terakhir disaat penggalian anggaran tidak mencukupi berangkat menggunakan jalur udara ke Jakarta. Menurut dia, segala potensi yang ada dimaksimalkan dulu, dengan harapan atlet berangkat melalui jalur udara ke Jakarta. dek

Komentar