nusabali

KONI Diminta Tak Pukul Rata Anggaran

ISSI Bali Ajukan Rp 197 Juta, Disetujui Rp 75 Juta

  • www.nusabali.com-koni-diminta-tak-pukul-rata-anggaran

Kekurangannya dimana kita cari, masak kekurangan itu dibebankan kepada pengurus cabor. Ini kan kepentingan pemerintah, tidak ada kepentingan pribadi. Juga membawa nama baik Pemerintah Bali untuk mencari tiket PON.

DENPASAR, NusaBali 
KONI Bali selaku induk organisasi olahraga diminta tidak main 'pukul rata' dalam membagikan anggaran kepada Pengprov Cabang Olahraga. Mereka berharap KONI juga mempetimbangkan dan memperhitungkan anggaran secara proporsional terhadap cabor - cabor yang memang membutuhkan anggaran lebih banyak. 

Sedangkan anggaran Pengprov cabor balap sepeda (ISSI Bali) mengakui minus saat berlaga di babak kualifikasi PON. Dari dana Rp 197 juta yang diajukan kepada KONI Bali hanya disetujui Rp 75 juta. 

Ketum Pengprov ISSI Bali, I Wayan Mariyana Wandhira pada Rabu (6/9) meminta KONI Bali tidak mengeluarkan dana ayau anggaran kepada cabor tidak disamaratakan. Sebab, kata Wandhira, cabor balap sepeda bertanding tidak di satu tempat. Selain itu, sarana yang dibutuhkan jauh lebih banyak dan mungkin lebih mahal dibandingkan beberapa cabor lainnya. 

"Misalnya, kalau cabor silat bertanding di satu venue, kan gampang biaya operasional antar jemput atletnya saat bertanding," kata Wandhira, yang juga mantan atlet pencak silat Bali itu. 

Wandira mencontohkan balap sepeda kategori mountain bike lokasi bertanding di pegunungan. Begitu juga di kategori road bike, lokasi bertanding ada di jalan raya. Lalu nomor BMX Racing Tim, ini lain lagi lokasi tempat bertandingnya. 

“Jadi biasaya operasional untuk antar jemput atlet bertanding dengan nyaman itu cukup menguras anggaran. Saya akui anggaran yang kita terima selama ini jauh panggang dari api, bagaimana kita mampu berkreasi dengan anggaran yang sangat minim," kata Wandhira, yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar.

Wandhira mengatakan, saat mengajukan anggaran Rp 197 juta yang disetujui hanya Rp 75. Menurutnyam jumlah anggaran itu sangat jauh dari apa yang dibutuhkan cabor balap sepeda. 

"Kekurangan itu dimana kita cari, masak kekurangan itu dibebankan kepada cabor. Ini kepentingan pemerintah, tidak ada kepentingan pribadi, tapi membawa nama baik pemerintah untuk mencari tiket PON," kata Wandhira. 

Untuk itu, Wandhira pun berharap KONI Bali dapat melihat anggaran yang dibutuhkan cabor secara riil. Menurutnya, tiap cabor memiliki karakteristik tersendiri dan lokasi bertanding juga sangat berbeda. Apalagi cabor balap sepeda tiap kategori itu venue lokasi bertandingnya juga sangat berbeda. 

"Saya harap anggaran itu diberikan sesuai kebutuhan saja, masak cabor harus minta kesana kemari, belum harua berpikir tentang program pembinaan ke atlet lagi," kata Wandhira. dek

Komentar