nusabali

Perjalanan Gemilang Made's Warung sebagai Tempat Favorit yang Mempersatukan Berbagai Bangsa

  • www.nusabali.com-perjalanan-gemilang-mades-warung-sebagai-tempat-favorit-yang-mempersatukan-berbagai-bangsa
  • www.nusabali.com-perjalanan-gemilang-mades-warung-sebagai-tempat-favorit-yang-mempersatukan-berbagai-bangsa
  • www.nusabali.com-perjalanan-gemilang-mades-warung-sebagai-tempat-favorit-yang-mempersatukan-berbagai-bangsa
  • www.nusabali.com-perjalanan-gemilang-mades-warung-sebagai-tempat-favorit-yang-mempersatukan-berbagai-bangsa
  • www.nusabali.com-perjalanan-gemilang-mades-warung-sebagai-tempat-favorit-yang-mempersatukan-berbagai-bangsa
  • www.nusabali.com-perjalanan-gemilang-mades-warung-sebagai-tempat-favorit-yang-mempersatukan-berbagai-bangsa

MANGUPURA, NusaBali.com - Dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-54, Made's Warung menyuguhkan kisah panjang tentang bagaimana sebuah warung "tradisional" di Bali telah menjadi sebuah simbol persaudaraan antar bangsa yang bertahan kokoh selama lebih dari setengah abad.

Pada perayaan ulang tahun ke-54 yang mengusung tema "Flower Power Rendezvous," Made's Warung mencerminkan pertemuan lintas generasi di mana tempat ini terus berkembang dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Kisah ini bermula pada tahun 1969, ketika Ni Made Masih, yang akrab disapa Bu Made, mewarisi sebuah warung sederhana dari orangtuanya yang terletak dekat Pantai Kuta. Awalnya, menu yang ditawarkan tidak berbeda jauh dari warung-warung Bali lainnya, dengan hidangan seperti kopi, pisang goreng, tipat cantok, dan camilan sederhana.

Namun, melalui interaksi dengan para pengunjung, Warung Made mulai perlahan mengembangkan ragam menu mereka. Bu Made selalu memprioritaskan kepuasan pelanggan dan menciptakan pengalaman yang nyaman setiap kali mereka datang. Konsep sharing and making dalam kemitraan antara Ni Made Masih dan seorang wisatawan Belanda bernama Peter Steenbergen, yang kemudian menjadi suaminya, yang banyak memberikan berbagai ide dalam mengembangkan menu di Warung Made.

Foto: Made Raymond, generasi ketiga yang meneruskan usaha Made's Warung. -PUTU BUDI

Ditemui di sela-sela perayaan pada Sabtu (26/08/2023) malam, Made Raymond, yang merupakan generasi ketiga yang meneruskan tradisi, berharap agar Made's Warung dapat semakin dikenal oleh masyarakat lokal, nasional, bahkan internasional. Bersama dengan keluarganya, mereka berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas makanan dan layanan. Hingga pada tahun 1996, Warung Made mengubah namanya menjadi Made's Warung ketika membuka cabang barunya di Seminyak.

"Karena era terus berkembang, generasi berganti, dan selera orang Indonesia juga berubah, kami akan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas masakan serta layanan agar Made's Warung tetap eksis di tengah persaingan dengan restoran cepat saji maupun restoran asing," kata Made Raymond.

Selain menyajikan hidangan tradisional, Made's Warung juga menggelar pertunjukan seni khas Bali. Hal ini karena seni dan tarian Bali memiliki daya tarik yang kuat untuk menarik lebih banyak pengunjung ke Made's Warung.

Seiring berjalannya waktu, Made's Warung semakin berkembang dan menjadi ikon kuliner yang erat kaitannya dengan Bali, juga menjadi salah satu destinasi pilihan bagi pasangan yang ingin menikah di Bali. Bahkan, seluruh presiden Indonesia dari masa ke masa telah mengunjungi Made's Warung.

Foto: Peter Steenbergen dan Ni Made Masih. -PUTU BUDI

"Dari Presiden Soekarno, Soeharto, hingga Presiden Jokowi saat ini, semuanya pernah mengunjungi tempat ini," ungkap Raymond.

Sebagai generasi yang meneruskan warisan ini, saat ini Raymond mengelola 6 cabang Made's Waarung yang tersebar di Bali, Jakarta, dan Amsterdam, Belanda. Ia tetap mempertahankan cita rasa khas Bali sebagai ciri khas bisnisnya, tetapi juga menyajikan hidangan Eropa untuk menarik minat wisatawan asing.

Salah satu hidangan yang tetap populer sejak awal adalah puding ketan hitam, yang memiliki kisah menarik tentang pertemuan orang tua Raymond, Ni Made Masih, dan ayahnya Peter Steenbergen, yang memiliki kewarganegaraan Belanda. Keduanya bahkan menikah pada tahun 1974.

"Ada satu hidangan legendaris lagi yang kami sajikan, yaitu Jaffle, yakni roti panggang berisi pisang, meskipun saat ini menu tersebut belum kami tawarkan," kata Raymond.

Foto: Peter Steenbergen dan Amir salah satu pelanggan setia dan terlama Made's Warung. -PUTU BUDI

Salah satu pelanggan setia dan terlama Made’s Warung, Amir turut hadir diantara tamu-tamu undangan dalam perayaan malam itu. Amir, yang telah mengenal Bu Made sejak tahun 1967 itu berpendapat jarang sekali di dunia ini kita temukan restoran yang bisa bertahan selama 54 tahun.

"Dalam dunia bisnis kuliner, merawat dan menjaga restoran agar tetap berjalan hingga usianya mencapai 54 tahun adalah prestasi yang luar biasa. Jarang sekali di dunia ini kita temukan restoran yang bisa mencapai usia 54 tahun dan masih sehat," ungkapnya dengan kagum.

Sambil menunjuk cucu-cucu dari Made's Warung, Amir berkata, "Dan anak-anak ini adalah generasi penerus selanjutnya. Semoga mereka dapat mempertahankan tradisi ini selama bertahun-tahun lagi. Selamat Bu Made, semoga sehat selalu."

Pada perayaan ulang tahun Made's Warung yang dihadiri oleh lebih dari 1000 undangan, kemeriahan acara semakin bertambah dengan fashion show dari Arturro dan Elice Seymour, tarian klasik Bali dan tarian kontemporer, serta penampilan bintang tamu penyanyi Shanty, yang kini telah menetap tinggal di Bali.

Komentar