nusabali

Umat Hindu Jabodebabek Ikuti Entas-Entas

  • www.nusabali.com-umat-hindu-jabodebabek-ikuti-entas-entas
  • www.nusabali.com-umat-hindu-jabodebabek-ikuti-entas-entas
  • www.nusabali.com-umat-hindu-jabodebabek-ikuti-entas-entas

JAKARTA, NusaBali - Umat Hindu di wilayah Jabodebabek (Jakarta, Bogor, Depok, Banten, Bekasi) mengikuti upacara Entas-entas yang berlangsung di Halaman Parkir Pura Parahyangan Jagad Guru, Bumi Serpong Damai (BSD), Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten, Minggu (9/7).

Upacara digelar oleh Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Nusantara Jakarta bekerja sama dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Tangsel, Banjar Tangerang, Banjar Tangsel, Paguyuban Majapahid dan Yayasan Kertajaya Tangerang.

"Kami mengadakan kegiatan ini, untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui Tri Darma Perguruan Tinggi, terutama dalam hal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, kami menggelar upacara Entas-entas dengan melibatkan umat di sekitar Jabodebabek," ujar Ketua Panitia Upacara Entas-entas Untung Suhardi usai acara.

Menurut Untung, tradisi tersebut biasa dilaksanakan oleh masyarakat Hindu dari etnis Jawa dan Sunda. Namun, saat berlangsung di Halaman Parkir Pura Parahyangan Jagad Guru, ada pula dari Bali dan daerah lainnya. Upacara Entas-entas dipuput Romo Rsi Agung Hasto Dharmo Eka Telabah dengan pendamping Dewa K. Suratnaya, Nengah Dana, Tiwi Susanti dan 11 pinandita yang menjadi pendamping Romo memuja.

Sementara peserta berasal dari 54 KK (Kepala Keluarga), dengan total 224 swargi. Selain itu, ada pula swargi secara niskala yang ikut serta.

"Berdasarkan informasi dari Romo, ada 220.023 swargi secara niskala yang ikut," ucap pria yang juga Dosen Teknik Penyuluhan Agama Hindu di Prodi Ilmu Komunikasi STAH Dharma Nusantara Jakarta ini.

Tujuan upacara Entas-entas, lanjut Untung, untuk membantu umat melaksanakan tanggung jawabnya kepada leluhur. Dalam hal ini, menerangi jalan leluhur ke alam sunya agar menyatu dengan Brahman (Hyang Widi Wasa).

"Melalui upacara ini, kami mengajak mereka mendoakan leluhur secara niskala," jelas Untung.

Pendamping upacara Entas-entas Dewa K. Suratnaya menjelaskan, makna Entas-entas adalah penyempurnaan.

"Yang disempurnakan disini adalah roh leluhur," kata Dewa K. Suratnaya. Sementara pendamping upacara Entas-entas lainnya, Nengah Dana dalam sambutannya mengatakan, kunci Entas-entas adalah ketulusan dan keiklasan.

"Dengan ketulusan dan keiklasan, doa kita akan terpusat. Yang melakukan Entas-entas sudah melaksanakan yadnya tertinggi yaitu memuliakan, mengentaskan roh-roh di alam semesta ini, termasuk yang paling dekat dengan kita," kata Nengah Dana.

Sedangkan Ketua PHDI Provinsi Banten Ida Bagus Alit Wiratmaja bersyukur upacara tersebut berjalan sukses.

"Astungkara, ini berjalan dengan sukses. Entas-entas merupakan salah satu ritual wajib yang dilaksanakan umat Hindu agar roh leluhur menyatu dengan Brahman," terang Ida Bagus Alit Wiratmaja. k22

Komentar