nusabali

Balai Bahasa Provinsi Bali Sosialisasi 'Sicandi'

Cerita Anak Dikemas Dalam Bentuk Digital

  • www.nusabali.com-balai-bahasa-provinsi-bali-sosialisasi-sicandi

DENPASAR, NusaBali
Balai Bahasa Provinsi Bali mengadakan sosialisasi salah satu program layanannya Sicandi (Koleksi Cerita Anak Digital), pada Kamis (20/10), bertempat di Aula Saraswati Balai Bahasa Provinsi Bali, Denpasar.

Sicandi merupakan bagian dari optimalisasi program literasi yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Bali. Melalui Sicandi anak dapat mendapatkan puluhan buku digital cerita anak di website Balai Bahasa Provinsi Bali. Selain dalam bentuk buku digital, cerita anak juga tersedia dalam bentuk video cerita pada platform digital YouTube Balai Bahasa Provinsi Bali. Terakhir Balai Bahasa Provinsi Bali juga menghadirkan cerita anak melalui buku audio yang dapat dicari pada platform Spotify milik Balai Bahasa Provinsi Bali. Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali Dr Herawati SS MA mengatakan jumlah cerita anak yang disediakan akan terus ditambahkan seiring waktu.

Adapun cerita anak yang dihadirkan sebagian besar merupakan cerita rakyat yang tumbuh dan berkembang di Bali. Sebagian lagi adalah cerita yang dibuat baru untuk memperkenalkan anak-anak dengan STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematics) dengan cara yang menarik.

Kegiatan sosialisasi sendiri dihadiri perwakilan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Denpasar, dan puluhan guru dan siswa SD/SMP di wilayah Kota Denpasar.

"Program Sicandi ini adalah salah satu program yang ditujukan untuk mendukung program literasi, kebahasaan, dan kesastraan yang merupakan salah satu program prioritas Balai Bahasa Provinsi Bali," terang Dr Herawati dalam pemaparannya.

Dikatakan Indeks Literasi Membaca rata-rata di Indonesia masuk kategori literasi rendah dengan nilai 37,32. Sementara Bali sendiri berada pada urutan ke-5 di Indonesia dengan dengan nilai 44,50 dan masuk pada kategori literasi sedang. Sehingga optimalisasi program literasi terus dilakukan Balai Bahasa Provinsi Bali.

Dr Herawati mengatakan, peran buku cetak memang tidak bisa tergantikan oleh buku digital. Hanya saja kita juga harus berpikir seiring perkembangan zaman juga harus memikirkan langkah-langkah strategis yang adaptif yang bisa dilakukan untuk memudahkan pengguna menerima manfaat layanan Balai Bahasa.

Dengan cerita rakyat diharapkan dapat menumbuhkan budi pekerti anak-anak melalui nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerita, yang sesuai dengan jati diri bangsa. "Jangan sampai anak-anak kita lebih mengenal cinderela, putri salju, dan lain sebagainya," kata Dr Herawati. "Nilai-nilai moral yang ada di dalam cerita-cerita itu tentu sangat sesuai dengan karakter dan budaya kita sebagai orang Bali yang menjunjung tinggi konsep Tri Hita Karana," lanjutnya.  

Dr Herawati berharap kehadiran layanan Balai Bahasa Provinsi Bali Sicandi dapat ikut menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat Bali tentang pentingnya literasi kebahasaan dan kesastraan. Sicandi diharapkan menjadi media edukasi sekaligus media hiburan yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak atau pelajar dan mengikuti perkembangan zaman karena mudah diakses kapan dan di mana saja.

Salah satu guru yang hadir, I Ketut Serawan, SPd, memberikan apresiasi terhadap layanan baru yang dihadirkan Balai Bahasa Provinsi Bali. Menurutnya dinamika  perkembangan teknologi saat ini juga harus direspons dengan menghadirkan media pendidikan yang variatif.

"Dengan budaya yang serba digital, anak zaman sekarang kalau dikasih buku manual itu kayaknya kurang greget," ujarnya.

Ia juga berharap kehadiran layanan Sicandi bisa mengarahkan masyarakat untuk menuju budaya membaca yang lebih baik. *cr78

Komentar