nusabali

Bapak Sedang Ngecat Rumah, Anak Tewas Kecebur Sumur

  • www.nusabali.com-bapak-sedang-ngecat-rumah-anak-tewas-kecebur-sumur

Seorang bocah bernama Mohamad Farid Ali ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam sumur berkedalaman 12 meter, Jumat (28/4) sekitar pukul 20.30 Wita.

DENPASAR, NusaBali

Sumur tersebut terletak di dalam rumahnya di Jalan WR Supratman, Gang Sambex, Banjar Bugbugan, Denpasar Timur. Dugaan awal, bocah usia 3 tahun 6 bulan itu tersebut terpeleset dan jatuh ke dalam sumur yang tidak memiliki pembatas pengaman.

Insiden tewasnya anak pertama dari pasangan Muhamad Kosim, 28, dan Yuliana, 25, ini pertama kali diketahui oleh sang ayah yang menaruh curiga dengan keberadaan putra semata wayangnya tersebut yang hilang dari pantauannya. Saat kejadian, ayah korban sedang mengecat tembok rumahnya, Jumat sekitar pukul 19.30 Wita.

Saat itu Kosim baru menyadari putranya tersebut menghilang. Karenanya, Kosim yang asal Madura, Jawa Timur, yang kala itu sedang mengecat tembok rumahnya mencari anaknya di dalam dan di luar rumah. Bahkan, pria yang keseharian bekerja sebagai tukang ini berulang kali memanggil nama anaknya. Tapi upayanya itu tidak membuahkan hasil.

Seorang rekan kerja Kosim, Sahedi, 37, yang juga menaruh curiga atas hilangnya Mohamad Farid Ali, turut melakukan pencarian. Nah, saat mencari selama sekitar satu jam, saksi Sahedi menemukan sandal korban berada di dekat sumur. Kemudian saksi Sahedi membuka papan penutup sumur. Dia melihat korban Farid Ali berada di sumur dalam kondisi tengadah. Mendapati hal itu, saksi Sahedi kemudian memanggil ayah dan ibu korban, dan menceritakan perihal korban Farid Ali yang ada di dalam sumur yang berdiameter 1 meter dan kedalaman sekitar 12 meter tersebut.

Kedua orangtua korban yang shock mendengar penuturan Sahedi, mencoba melakukan penanganan awal untuk evakuasi. Namun, upaya mereka sia-sia dan terkendala peralatan. Orangtua korban kian panik dan histeris. Warga di seputaran lokasi kejadian berdatangan untuk membantu mengevakuasi korban. Sementara warga lain menghubungi pihak kepolisian dan diteruskan ke pihak SAR. Petugas yang datang ke lokasi melakukan evakuasi menggunakan seutas tali dan dipasang besi kail untuk mengangkat korban ke permukaan.

“Korban sudah dalam keadaan tewas di dalam sumur itu. Rentan waktu korban jatuh dan ditemukan itu sekitar 1 jam. Makanya saat berhasil dievakuasi sudah tak bernyawa,” jelas Kapolsek Denpasar Timur Kompol Indrajaya, Sabtu (29/4) siang.

Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban langsung dievakuasi ke RS Sanglah untuk divisum. Sementara, petugas kepolisian yang datang ke TKP melakukan pemeriksaan sejumlah saksi dan membuat garis polisi. Dijelaskannya, posisi sumur tempat korban terjatuh itu berada di dalam rumah bagian belakang. Sumur yang kedalaman 12 meter itu kondisinya tidak ada pengaman alias rata dengan tanah dan hanya ditutupi oleh papan bagian atasnya. Namun, saat korban terpeleset dan jatuh itu, bocah Farid Ali jatuh tepat di sela-sela lubang papan. “Badan anak ini kan kecil. Nah, pas terpeleset dan jatuh, dia langsung masuk ke dalam sumur yang tidak tertutup rapat. Apesnya lagi, tidak ada yang mendengar bunyi percikan air,” ungkap Kompol Indrajaya.

Sementara salah seorang warga, Ni Luh Sari, 46, yang ditemui di lokasi kejadian menerangkan, orangtua korban saat insiden tersebut sedang bekerja. Kala itu, sang ayahnya berada di dalam rumah, sementara sang ibu berada di luar rumah. Rumah permanen yang baru dibangun sekitar sebulan yang lalu tersebut masih dalam proses perampungan yang dikerjakan sendiri oleh orangtua korban bersama rekan mereka.

“Kalau mereka (orangtua korban) baru sekitar 3 tahunan tinggal di sini. Ya, rumahnya memang baru dibangun, dan mereka juga belum sepenuhnya tinggal di rumah ini. Mereka masih menempati kos-kosan,” tutur Ni Luh Sari.

Diakuinya, jenazah korban ini pada pukul 00.30 Wita malam kemarin langsung diberangkatkan ke Desa Angsokah, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, Jatim, menggunakan ambulans. “Tadi malam (kemarin) sudah langsung dibawa ke Madura untuk dimakamkan di kampung ayahnya,” ucap Ni Luh Sari. * dar

Komentar