nusabali

Jalan Putus, 3 Orang Tewas, 3 Luka-luka

Peristiwa di Kelurahan Cempaga, Kecamatan/Kabupaten Bangli

  • www.nusabali.com-jalan-putus-3-orang-tewas-3-luka-luka

Untuk evakuasi korban dari dalam Terios, petugas terpaksa membongkar kap atas mobil. Ketika ditemukan, kedua korban dalam posisi terhimpit di bangku depan.

BANGLI, NusaBali
Ruas Jalan Airlangga, Kelurahan Cempaga, Kecamatan/Kabupaten Bangli putus pada Sabtu (8/10). Putusnya jalan jurusan Bangli – Tembuku tersebut mengakibatkan 3 orang kehilangan nyawa di lokasi kejadian, dan 3 orang luka-luka.

Informasi yang terhimpun, jalan putus terjadi sekitar pukul 00.30 Wita. Pada saat itu melintas sejumlah kendaraan, masing-masing Daihatsu Terios DK 1929 AAT, pick up DK 8602 PW, serta Honda Vario.

Dalam mobil Terios terdapat dua orang, Gita Savitri, 35, yang beralamat di Jalan Sentanu IV, Banjar Bonbiu, Desa Peguyangan, Denpasar Barat, dan pengemudi Terios, Hosdianto Gunawan, 38, seorang trader, alamat Perumahan Cempaka Mas, Kuta Utara. Korban Gita Savitri diketahui bekerja di bank di Sanur. Hosdianto Gunawan dan Gita Savitri meninggal di lokasi kejadian.

Sedangkan di mobil pick up terdapat 3 orang, yakni, I Ketut Pageh, 34, Ni Nyoman Lestari, 30, dan Kadek Wahyu Putra, 5, asal Banjar Kedui, Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Bangli. Serta pengendara sepeda motor Vario, Putu Rian Sasmara, 25, asal Banjar/Lingkungan Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Bangli. Putu Rian Sasmara juga meninggal di lokasi kejadian.

Kapolsek Bangli Kompol Made Puja Dwi Rimbawa mengatakan mobil Terios kemungkinan datang dari arah Barat (Bangli) menuju Timur (Tembuku). Sedangkan pick up datang dari arah Timur menuju Barat. Begitu juga pengendara sepeda motor. “Pengendara sepeda motor mau pulang ke rumah di wilayah LC Bukal, yang bersangkutan datang dari rumah kerabatnya,” kata Kompol Dwi Puja. Penumpang pick up rencana akan berjualan ke pasar, dan penumpang Terios belum diketahui pasti tujuannya.

Para korban sudah berhasil dievakuasi sedangkan untuk kendaraan masih berada di TKP. Kedalaman jalan putus mencapai belasan meter. Karena kondisi tanah masih labil, terlebih di bawah saluran pembuangan air, maka evakuasi kendaraan ditunda. “Hasil koordinasi Dinas Perhubungan dan Dinas PU, kemungkinan besok (Minggu) dilakukan evakuasi,” ungkapnya.

Koordinator Lapangan (Korlap) Basarnas Denpasar Made Eka Setiawan, mengatakan sekitar pukul 03.00 Wita pihaknya menerima laporan dari BPBD Bangli. Sekira pukul 05.00 Wita, petugas tiba di lokasi kejadian. Sekira pukul 07.30 Wita petugas berhasil mengevakuasi pengendara sepeda motor, Putu Rian. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban ditemukan di bibir terowongan.

Menurut Made Eka, medan di TKP cukup berat dan ditambah lagi kondisi tanah yang labil sehingga diperlukan kehati-hatian dalam proses evakuasi. Selanjutnya korban kedua yang berhasil dievakuasi adalah Hosdianto Gunawan, pada pukul 09.09 Wita. Kemudian selang beberapa menit berhasil dievakuasi korban ketiga, Gita Savitri.

“Untuk mengevakuasi dua korban di dalam mobil Terios warna hitam tersebut perlu waktu lama. Posisi mobil tertimbun material tanah dan aspal yang longsor,” jelasnya.

Agar bisa mengevakuasi korban dari dalam mobil, petugas terpaksa membongkar kap atas mobil tersebut. Ketika ditemukan, kedua korban dalam posisi terhimpit di bangku depan. Sementara kendaraan masih di TKP, karena tanah masih labil, sehingga petugas belum berani melakukan evakuasi.

Di sisi lain, penumpang mobil pick up seluruhnya dalam kondisi selamat, namun mengalami sejumlah luka-luka.  Pengemudi pick up, I Ketut Pageh saat di RS Bangli menuturkan dirinya bersama anak dan istri bermaksud jualan di pasar. Sekira pukul 01.20 Wita tiba di lokasi. Karena jalan yang gelap tidak menyadari kalau jalan telah putus. Akhirnya mobil terperosok ke jalan yang putus tersebut.

Ketut Pageh berteriak meminta pertolongan, sembari mengangkat anaknya. Dia berupaya naik ke atas dengan membawa anaknya. Beberapa menit kemudian datang warga memberi pertolongan dan berhasil mengevakuasi istrinya. Warga lantas membawa Ketut Pageh bersama anak dan istri ke RS Bangli.

“Kami bersyukur karena masih bisa selamat dalam kejadian yang mengerikan tersebut,” ujarnya. Dari hasil pemeriksaan tim medis, dirinya bersama istri harus jalan rawat inap karena mengalami patah tulang bahu kanan. Sedangkan anaknya sudah bisa pulang karena hanya alami luka lecet saja. Ketut Pageh mengaku saat di lokasi juga melihat mobil Terios yang tergenang air dan tertimbun material longsor tersebut.

Di sisi lain, paman Putu Rian Sasmara yakni Nyoman Laharta mengaku baru tahu musibah yang menimpa keponakannya sekitar pukul 07.00 Wita. Informasi tersebut didapat dari WA group. Disebutkannya, keluarga masih akan berkoordinasi dengan pihak adat terkait upacara pemakaman. Hal itu karena sedang berlangsung piodalan di Pura Masceti Sidembunut. “Kami masih lakukan koordinasi dengan pihak adat terkait prosesi penguburan,” ucap Laharta.

Humas RS Bangli Sang Kompiang Ari Wijaya mengatakan untuk evakuasi korban jalan jebol di ruas jalan Bangli – Tembuku, pihak RS Bangli mengerahkan beberapa unit ambulans. Sebanyak tiga korban meninggal dunia dan 3 korban alami luka-luka dalam musibah tersebut. Sedangkan tiga korban luka-luka, dua korban masih menjalani perawatan di RS Bangli dan satu korban lagi sudah bisa dipulangkan. “Korban yang mengalami luka-luka sudah dapat penanganan medis dan kondisi dalam keadaan sadar,” kata Kompiang Ari Wijaya.

Sementara itu, Krisna Wijaya yang merupakan adik kandung korban Gita Savitri, mengaku baru mengetahui insiden yang dialami sang kakak itu pada Sabtu pagi pukul 06.30 Wita. Saat itu, dia yang baru bangun mendapat telepon dari rekan sang kakak dan memberi tahu kejadian tersebut. Tanpa berpikir panjang, dia langsung memberitahu kejadian itu ke keluarga besarnya. Setelah itu, beberapa keluarga langsung menuju Bangli untuk melihat kondisi sang kakak.

“Saya sangat shock mendengar kabar itu. Memang banyak WhatsApp dari subuh itu, tapi tidak dilihat karena masih tidur. Baru tadi pagi (Sabtu pagi kemarin) lihat HP dan sudah banyak yang telepon, termasuk dari rekannya itu,” kata Krisna Wijaya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu malam.

Saat kejadian naas itu, dia tidak memiliki firasat apapun, begitu juga dengan keluarga besarnya. Apalagi, selama ini almarhumah sudah menetap di rumah sendiri yang ada di Jalan Antasura, Denpasar Utara. Disinggung tujuan almarhum Gita Savitri bersama dua rekannya menuju Bangli, Krisna

Wijaya tidak mengetahui pasti. Karena tidak ada informasi apapun yang diterimanya. Selama ini, kakaknya yang bekerja di salah satu bank itu sering jalan-jalan dan mendaki gunung.

“Informasi tujuannya sama sekali tidak tahu. Tiba-tiba dengar kabar kejadian itu,” urai Krisna Wijaya.

Saat ini, jenazah Gita Savitri masih dititip di Rumah Sakit Bangli. Sesuai rembuk awal bersama keluarga besarnya, rencana kremasi akan dilakukan pada 12 Oktober mendatang. Namun, lokasi dan jam kremasi masih menunggu kesepakatan bersama. “Ini masih kami bahas. Jenazah almarhum masih dititipkan di Rumah Sakit Bangli,” ucapnya seraya mengaku kalau sang kakak sudah menikah, namun sudah pisah dan belum memiliki anak.

Secara terpisah, Ida Bagus Komang Suastika—biasa disapa Gus Ajik—  yang merupakan kerabat dari Hosdianto Gunawan, salah satu korban tewas dalam musibah maut itu mengaku mendapat telepon terkait kejadian tersebut pada Sabtu pagi pukul 08.30 Wita. Dia dihubungi oleh rekan almarhum Hosdianto Gunawan, dan diberitahu ihwal musibah mobil nyemplung ke dalam jalan yang putus itu. Setelah mendapat penjelasan, dia dan beberapa kerabatnya langsung menuju Bangli untuk memeriksa kebenarannya. “Saya pastikan dan mendatangi lokasi, karena almarhum memang tidak memberitahu apapun mau jalan ke mana saat malam itu,” kata Gus Ajik.

Setelah dipastikan, memang salah satu korban tak lain adalah kerabatnya, Hosdianto Gunawan. Disebutkannya, selama ini almarhum sering jalan-jalan saat malam. Pun saat keluar tidak memberitahu ke mana hendak pergi. “Memang sering ke luar malam, banyak temannya yang ajak ke luar malam-malam dan tidak tahu ke mana. Begitu pun saat musibah semalam itu,” katanya seraya mengakui almarhum Hosdianto Gunawan merupakan trader.

Dituturkan Gus Ajik, jenazah Hosdianto Gunawan sudah dibawa ke Rumah Duka Kerta Semadi untuk dilakukan proses kremasi. Namun, dia belum mendapat waktu pasti dilakukan prosessi tersebut lantaran masih rembuk keluarga besar. “Jenazah sudah dibawa ke rumah duka. Dari RS Bangli berangkat pukul 17.00 Wita. Saat ini masih disemayamkan di rumah duka. Kalau waktunya (kremasi) belum tahu,” ujar Gus Ajik.

Kepala Pelaksana BPBD Bangli I Wayan Wardana, mengungkapkan ruas jalan Bangli –Tembuku merupakan jalur provinsi. Selain di jalur provinsi tersebut, sesuai data sementara hujan deras yang terjadi sejak Jumat (7/10) malam mengakibatkan bencana di beberapa titik. Jalan putus juga terjadi di jalur Banjar Bengang – Banjar Payuk, serta di Banjar Dinas Sekaan, Desa Peninjoan Tembuku. Selain itu juga dilaporkan pohon tumbang yang menutup akses jalan. Kejadian ini dilaporkan di dua titik, yakni jalur Bangli – Karangasem tempatnya di Desa Bangbang, Tembuku dan di wilayah Desa Sulahan, Kecamatan Susut.

Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta langsung meninjau titik bencana. Dikatakannya, hujan deras mengakibatkan musibah longsor dan pohon tumbang di beberapa titik. Namun peristiwa yang paling tragis terjadi di ruas Jalan Airlangga, hingga mengakibatkan 3 korban meninggal dunia dan 3 korban lagi luka- luka. Menindaklanjuti jebolnya Jalan Airlangga, Bupati Sedana Arta akan berkoordinasi dengan pihak provinsi, karena status jalan adalah jalan provinsi. “Kami segera akan lakukan rapat terkait penanganan pasca jebolnya jalan ini, apalagi mobilitas kendaraan cukup padat pada jalur ini,” kata politisi PDIP ini.

Sebelum ada perbaikan, pengguna jalan bisa melintasi beberapa jalan alternatif yakni lewat ruas jalan Tamansari tembus Kelurahan Kubu atau ruas jalan Tambahan Desa Jehem tembus Tegalalang, Kelurahan Kawan, Bangli. *esa, dar

Komentar