nusabali

Dua Sapi di Banjar Peselatan Diduga Kena PMK

  • www.nusabali.com-dua-sapi-di-banjar-peselatan-diduga-kena-pmk

Sapi mengalami gejala panas, mulut berbusa berlebihan, hidung terluka, dan kaki bengkak.

BANGLI, NusaBali

Ternak sapi milik warga di Banjar Peselatan, Desa Suter, Kecamatan Kintamani, Bangli terindikasi kena penyakit mulut dan kuku (PMK). Petugas sudah turun mengambil sampel untuk diuji ke laboratorium. Kelian Bajar Dinas Peselatan, I Nengah Suradnya mengatakan, dua ekor sapi diduga terpapar PMK itu milik I Wayan Rasten dan Nyoman Sukarma.

Menurut Nengah Suradnya, sapi yang diduga kena PMK baru dipelihara sekitar 6 bulan. “Sapi itu dibeli di Karangasem sekitar 6 bulan lalu,” ungkap Nengah Suradnya, Jumat (22/7). Kasus ini telah dilaporkan ke Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli. Petugas telah turun melakukan pemeriksaan dan pengobatan. “Sapi mengalami gejala panas, mulut berbusa berlebihan, hidung terluka, dan kaki bengkak. Menurut petugas, kondisi ini hampir sama dengan PMK,” beber Nengah Suradnya.

Nengah Suradnya berharap segera ada vaksinasi. Sejak temuan kasus itu, banyak warga mendatanginya dan menyampaikan harapan vaksinasi untuk sapi. Humas Satgas Penanganan PMK Kabupaten Bangli I Wayan Dirgayusa saat dikonfirmasi membenarkan ada laporan sapi sakit diduga PMK. Tim telah turun ke lokasi untuk melakukan pengobatan dan mengambil sampel untuk dibawa ke lab. “Kami masih menunggu hasil lab untuk memastikan sapi itu kena PMK atau penyakit lain,” jelas Wayan Dirgayusa.

Berita sebelumnya, di Bangli ada delapan ekor sapi kena PMK. Sapi kena PMK itu tersebar di Desa Buahan dan Desa Demulih, Kecamatan Susut. Dua ekor sapi positif PMK di Banjar Tabih, Desa Buahan dipotong di tempat, Senin (11/7). Wayan Dirgayusa mengatakan, daging sapi yang terpapar PMK masih bisa dikonsumsi. Tidak boleh dikonsumsi yakni bagian kepala, kaki, dan jeroan. "Informasi dari Dinas PKP, daging yang dapat dikonsumsi agar dimasak dengan benar," jelas Wayan Dirgayusa. Terkait sapi terpapar PMK belum ada perhitungan kompensasi bagi peternak. Jika memanfaatkan anggaran BTT (belanja tidak terduga) harus ada penetapan status pandemi atau kebencanaan.

Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli, I Made Alit Parwata mengatakan pemotongan sapi di Desa Buahan berdasarkan permintaan peternak. Hal ini untuk mengurangi kerugian bagi peternak. Jika sapi dipelihara setidaknya perlu waktu dua tahun agar sapi steril dari PMK. Setelah melakukan pemotongan, kandang milik peternak langsung disemprot disinfektan. *esa

Komentar