nusabali

Puluhan Babi Terserang Penyakit Berak Kapur

  • www.nusabali.com-puluhan-babi-terserang-penyakit-berak-kapur

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah peternak babi di Buleleng belakangan ini mengeluhkan hewan peliharaannya mati setelah mengalami berak kapur.

Kasus terbanyak tercatat di Kecamatan Gerokgak dan Tejakula. Rata-rata babi yang terserang penyakit berak kapur tersebut menyerang anakan babi jenis babi Bali.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta, mengatakan penyakit babi berak kapur menyerang peternak sejak dua pekan belakangan. Data yang dihimpun Dinas Pertanian tercatat ada puluhan babi yang mati setelah terserang penyakit tersebut. “Puncaknya dua minggu lalu, kalau sekarang sudah mereda. Memang merata hampir di setiap kecamatan ada laporan serangan penyakit berak kapur ini. Jumlahnya cukup banyak, tapi masih di bawah 50 ekor,” jelas Sumiarta, Senin (17/1).

Menyikapi laporan masyarakat, Dinas Pertanian bersama Balai Besar Veteriner Denpasar, telah turun dan mengambil beberapa sampel babi yang mati terserang penyakit tersebut. Saat ini sedang menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti kematian puluhan babi. “Kalau penyakit berak kapur ini biasanya disebabkan oleh kuman bakteri atau E-Coli yang menyebabkan ternak mengalami mencret putih. Yang rentan terserang adalah anak babi dan dapat menimbulkan kematian,” imbuh pejabat asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.

Sumiarta mengatakan kematian beberapa babi yang terserang penyakit berak kapur juga didukung oleh cuaca dan sanitasi kandang yang kurang bersih. Mengantisipasi serangan penyakit berak kapur meluas, Dinas Pertanian telah mengambil langkah komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada peternak. Peternak babi juga diberikan disinfektan untuk disemprotkan di sekitar kandang.

Selain menjaga kebersihan dan sanitasi kandang babi, peternak juga diimbau untuk tidak sembarangan membeli bibit babi. Terlebih saat ini, bibit babi sedang langka. “Jangan karena diberikan harga murah, lalu langsung dibeli. Kadang masyarakat tidak hati-hati dan kurang cermat. Saat beli bibit babi murah tetapi tidak dicek asal-usul dan kesehatan anak babinya,” ungkap Sumiarta.

Serangan penyakit berak putih pada babi Bali di Buleleng, menurut Sumiarta, berpotensi menyebabkan harga babi kembali meningkat. Terutama pada bibit babi yang saat ini satu ekornya mencapai Rp 1,3 juta dari sebelumnya Rp 800 ribu. Harga babi Bali tak dipungkiri terus meningkat, karena permintaan banyak sedangkan ketersediaan sedikit. *k23

Komentar