nusabali

Jadi Satu-satunya Wilayah Zona Hijau di Denpasar, Serangan Terapkan Kebijakan Sekala Niskala

  • www.nusabali.com-jadi-satu-satunya-wilayah-zona-hijau-di-denpasar-serangan-terapkan-kebijakan-sekala-niskala

DENPASAR, NusaBali.com - Kelurahan Serangan merupakan satu-satunya wilayah kelurahan/desa yang paling konsisten mendapatkan status zona hijau peta risiko Covid-19 di Kota Denpasar sejak awal pandemi.

Kelurahan yang terletak di Kecamatan Denpasar Selatan mendapatkan status zona hijau karena jumlah kasus positif/terkonfirmasi positif berjumlah kurang dari tiga orang.  Nyatanya menurut laporan per Rabu (25/8/2021), saat ini tidak ada kasus positif Covid-19 pada masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Serangan.

Lurah Serangan, I Wayan Karma, mengatakan segala upaya dilakukan masyarakat Serangan dalam mengendalikan penularan Covid-19 di kelurahan yang berada di Pulau Serangan.

“Edukasi, sosialisasi, termasuk penyemprotan disinfektan, dan vaksinasi. Setiap ada kegiatan juga kita selalu mengadakan penyemprotan disinfektan dan disiplin protokol kesehatan. Kegiatan-kegiatan yang diadakan juga tetap koordinasi di sini (kelurahan), jika tidak sanggup menerapkan prokes tidak kita izinkan,” terang Lurah Serangan terkait apa yang dilakukan pihaknya untuk mengendalikan penularan Covid-19 di wilayah kerjanya, Kamis (26/8/2021).

Wayan Karma yang juga putra asli Pulau Serangan menambahkan, selain melakukan langkah-langkah sekala seperti disebutkan, pihaknya juga bersinergi dengan pihak Desa Adat untuk melaksanakan ritual-ritual niskala demi menghindarkan krama Serangan dari serangan virus corona.

Diungkapnya, krama Serangan nunas pica (memohon anugerah) dengan mengaturkan sesajen, mulang pakelem ayam/bebek ke tengah laut, mintar Ida Bathara Sesuhunan dengan mengelilingi desa untuk menghilangkan byuta (kekotoran niskala), juga nyejerang daksina (pejati) di masing-masing sanggah keluarga.

“Sampai saat ini masih (nyejerang daksina), sejak rahina Purnama kemarin. Setiap ada rahinan seperti Kajeng Kliwon itu rutin dilakukan. Artinya kita eling (ingat) Ida Bathara Sesuhunan,” ungkap Wayan Karma.   

Dengan melakukan ritual demikian, Wayan Karma mengatakan bukan hanya krama Serangan yang diharapkan mendapat kerahayuan (keselamatan). Melainkan diharapkan agar krama di luar Serangan juga mendapat keselamatan, bahkan di seluruh Bali, di Indonesia, hingga seluruh Dunia. Wayan Karma mengharapkan pandemi ini segera berakhir, sehingga kehidupan manusia dapat berjalan lebih baik.

Sebelumnya ritual serupa juga telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar dengan harapan pandemi Covid-19 segera berakhir. Pemkot Denpasar menggelar upacara Peneduh Jagat, Pamlepeh, dan Mepakelem di Pantai Mertasari Sanur pada tanggal 23 Juli 2021. Ritual tersebut dipersembahkan kepada Sang Hyang Druwa Rsi, sesuai Lontar Roga Sanggara Bumi yang berkaitan dengan keberadaan Sasap Merana Gering Agung Covid-19. *adi

TONTON JUGA:
Aliansi BEM se-Bali Kritisi Penanganan Pandemi yang Dilakukan Pemerintah

Komentar