nusabali

Pihak Keluarga Tiap Malam Mekemit di Sekitar Pantai Pering

Upaya Pencarian Hari Ketiga Korban Hilang Tenggelam di Pantai Pering Belum Membuahkan Hasil

  • www.nusabali.com-pihak-keluarga-tiap-malam-mekemit-di-sekitar-pantai-pering

Berdasarkan petunjuk orang pintar, jasad korban Made Sadra masih nyangkut di karang pejeng. Keluarga korban diminta nunas ica kepada Ida Sang Hyang Baruna, agar korban segera dilepas dan muncul ke permukaan laut`

GIANYAR, NusaBali
Pencarian I Made Sadra, 65, petani asal Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar yang hilang tenggelam diduga terseret ombak di Pantai Pering, Senin (9/8), masih terus dilakukan. Hingga Rabu (11/8) malam, upaya pencarian belum membuahkan hasil. Pihak keluarga pun sampai makemit (jaga malam) di pantai.

Upaya pencarian hari ketiga korban hilang tenggelam di Pantai Pering, Rabu kemarin, melibatkan tim gabungan dari Basarnas, Balawista, BPBD Gianyar, dan Sat Pol Air Polres Gianyar. Mereka melakukan penyisiran menggunakan rubber boat bukan hanya di perairan Pantai Pering, namun juga di Pantai Saba (sisi barat) dan Pantai Keramas hinga Pantai Masceti (sisi timur).

Selain petugas gabungan, masyarakat dan keluarga korban juga ikut melakukan pencarian. Hanya saja, hingga tadi malam, upaya pencarian belum membuahkan hasil. "Sejauh ini upaya pencarian belum ada hasilnya. Tolong didoakan biar korban cepat ditemukan," ujar Kepala BPBD Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba.

Sementara, keluarga korban dan krama Banjar Sema, Desa Pering sampai mekemit di Pantai Pering dan sekitarnya. Mereka makemit tiap malam pada Senin, Selasa, hingga Rabu. Keluarga siaga 24 jam di pantai sembari berharap-harap korban Made Sadra muncul ke permukaan laut.

"Nggih benar keluarga mekemit. Ada saja krama banjar yang datang ikut jaga-jaga di pantai. Bahkan, banyak dari mereka yang ikut di pantai semalam penuh sampai pagi," ujar salah seorang keponakan korban, I Nyoman Watra Yasa, kepada NusaBali, Rabu sore.

Menurut Watra Yasa, pihak keluarga siaga di depan Pura Candi Bang yang berlokasi di Pantai Keramas, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, beberapa meter sebelah timur dari lokasi TKP tenggelam. Selain itu, keluarga juga sudah menempuh jalur niskala melalui persembahyangan di sejumlah pura kawasan pesisir pantai.

Watra Yasa menyebutkan, pihak keluarga, antara lain, sembahyang di Pura Sukaluwih, Pura Segara Wilis, Pura Tasik, Pura Candi Bang, dan Pura Masceti. "Kami penuh harap, semoga kapaica kerahayuan dan orangtua kami cepat ditemukan," papar pria berusia 40 tahun yang kesehariannya bekerja sebagai sopir ini.

Selain itu, kata Watra Yasa, pihak keluarga juga sudah nunas baos (mohon petunjuk niskala) kepada orang pintar terkait musibah maut yang menimpa Made Sadra. Berdasarkan petunjuk niskala dari Jro Mangku Pura Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, kata Watra Yasa, diberi batas waktu maksimal sampai 7 hari bagi korban untuk untuk muncul ke permukaan laut.

“Jasad paman saya katanya masih nyangkut di karang pejeng. Beliau menangis, keluyarga disuruh nunas ica ring Ida Sang Hyang Baruna (penguasa laut, Red) agar segera dilepas,” cerita Watra Yasa.

Korban Made Sadra sendiri hilang tenggelam pasca terseret ombak saat mandi di Pantai Pering, Senin siang. Menurut salah satu anak korban, I Komang Arta, ayahnya memang biasa mandi ke Pantai Pering sepulang dari sawah. Bahkan, ayahnya pernah sampai 3 kali dalam sehari ke pantai untuk terapi pasir hitam, kemudian mandi, karena punya riwayat sakit rematik.

Menurut Komang Arta, pihak keluarga mulanya tidak menaruh curiga ayahnya sampai hilang terseret harus. Seperti biasa, korban Made Sadra awalnya berangkat ke sawah, Senin pagi pukul 07.00 Wita, dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Crypton hitam DK 3080 KN, lengkap membawa sabit. Sawah yang digarap korban lokasinya di sebelah utara Jalan Bypass Prof Dr IB Mantra wilayah Desa Pering.

Pihak keluarga, kata Komang Arta, baru khawatir ketika korban Made Sadra belum kunjung pulang hingga Senin siang pukul 11.00 Wita. "Biasanya, siang jam segitu bapak pasti sudah pulang, lalu sorenya kembali ke sawah. Kemarin (Senin) tumben bapak belum kunjung pulang," kenang Komang Arta saat ditemui di Pantai Keramas, Selasa (10/8).

Karena sampai pukul 11.00 Wita korban belum pulang, keluarga pun melakukan pencarian di sekitar rumah maupun sawah garapannya. Namun, upaya pencarian tidak membuahkan hasil. Keluarga lantas curiga kalau korban Made Sadra masih berada di Pantai Pering.

Akhirnya, Komang Arta bersama beberapa anggota keluarga mencari bapaknya ke Pantai Pering sekitar pukul 12.30 Wita. Mereka menyusuri pesisir dari Pantai Keramas di sisi timur sampai ke Pantai Saba di sisi barat.

Dalam penelusuran itulah pihak keluarga menemukan pakaian korban Made Sadra di bawah pohon kelapa di Pantai Pering. Selain pakaian berupa baju kaos lengan pendek tanpa krah warna abu, celana training warna hitam strip putih berisikan tembakau dan uang Rp 300.000, dan topi, juga ditemukan sabitnya. Demikian pula motor korban ditemukan terparkir dekat warung di Pantai Pering. *nvi

Komentar