nusabali

Prita Kemal Gani

  • www.nusabali.com-prita-kemal-gani

Mulai dari masa PR belum diperhitungkan, hingga di era sekarang yang memberi ‘posisi tersendiri’ bagi seorang PR, tak kurang sudah 20.000 lulusan PR dicetak Prita Kemal Gani.

Dukungan Keluarga dan Komitmen terhadap Karyawan

MENGUTIP survei Ernst & Young, Prita Kemal Gani menyatakan bahwa perempuan di Asia, khususnya ASEAN, peluangnya 60-70 persen lebih besar dibanding perempuan di negara-negara barat seperti Eropa dan Amerika. Salah satu alasannya, karena perempuan di ASEAN mendapat dukungan keluarga, mulai dari orang tua, kakak, adik, sehingga mereka bisa fokus dalam pengembangan karier maupun bisnisnya. “Untuk mendapatkan pembantu, baby sitter, atau sopir tidak semahal di Amerika. Mereka baru bisa punya itu kalau posisinya sudah tinggi karena mahal sekali,” katanya.

Ini juga yang dirasakan Prita di masa-masa awal membangun London School of Public Relations setelah melepas kariernya di dunia kehumasan. Sebelum menikahi pria pujaannya, Kemal Effendi Gani, ia sempat berpikir bakal punya waktu bersama keluarga saat membuka usaha sendiri setelah menikah kelak. Tapi, kenyataannya, ia jauh lebih sibuk saat membangun usaha sendiri. “Kalau sebagai profesional, kita bekerja dari jam 9 sampai jam 5. Kalau ada pekerjaan tambahan kadang-kadang saja. Kalau menjadi entrepreneur, pulang kerja saja masih ada yang dipikirkan, bahkan sampai terbawa mimpi,” ujarnya.

Menurut Prita, kunci sukses dalam berbisnis adalah komitmen terhadap karyawan. Sama halnya dengan komitmen kepada pekerjaan sebagai seorang profesional. Jangan sampai usaha yang dirintis terus maju, tetapi nasib dan kesejahteraan karyawan tidak ikut membaik. Komitmen ini juga yang dipegangnya dengan teguh saat mengembangkan London School of Public Relations. “Saya punya komitmen dan tanggung jawab. Kalau punya usaha jangan sampai karyawan kita tidak maju. Karyawan kita juga punya keluarga, tidak mungkin tidak kita pikirkan,” ujarnya.

Selanjutnya, adalah komitmen sebagai seorang istri dan juga ibu untuk buah hati tercinta. Ia berusaha sebisa mungkin menyelesaikan urusan rumah tangga sehingga sang suami dan anak-anak tercinta betah di rumah. Inilah pentingnya fungsi dan peran keluarga dalam kehidupan sosial maupun bernegara. Sebagai seorang ibu, Prita juga tak menyerahkan sepenuhnya  pengasuhan anak pada pengasuh. “Hubungan ibu dan anak sangat erat. Komunikasi tak boleh putus. Saya juga harus terus memonitor apa kegiatan anak-anak di luar,” katanya. *


SELANJUTNYA . . .

Komentar