nusabali

Insiden Maut Wanita (Panggilan) Tewas Dibunuh Teman Kencannya di Wisma Warta Puspita

  • www.nusabali.com-insiden-maut-wanita-panggilan-tewas-dibunuh-teman-kencannya-di-wisma-warta-puspita

Yang tersisa di kamar No 5 lantai 2 hanya AC dan TV. Karyawan wisma belum berani naik ke lantai 2 seorang diri.

Barang di Kamar No 5 Dibuang, Karyawan Dibayangi Ketakutan


DENPASAR, NusaBali
Pemilik Wisma Warta Puspita di Jalan Pidada VI, Ubung, Denpasar Utara, bakal menggelar pecaruan, setelah peristiwa pembunuhan terhadap Ni Luh Tety Ramuna, 24, di penginapan tersebut pada Rabu (20/7) pagi. Untuk sementara kamar No 5 di lantai 2 wisma itu dikosongkan, demi menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan sebelum pacaruan digelar pada Redite Kliwon Tolu, Minggu (24/7) pagi ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh karyawan Wisma Warta Puspita, Ni Putu Suarningsih, saat ditemui di tempat kerjanya, Sabtu (23/7). Menurutnya, saat ini situasi di penginapan berjalan seperti biasa. Penerimaan tamu berjalan normal setelah police line yang direntangkan di kamar No 5, kamar paling pojok di lantai 2, dibuka.

“Untuk tamu masih seperti biasa, hanya pas waktu kejadian polisi datang saja semua tamu langsung check out. Mungkin karena ada polisi, mereka (para tamu) takut,” tutur Suarningsih. “Dari awal kejadian sampai sekarang, tidak berpengaruh terhadap tamu yang datang. Seperti biasa,” tambahnya.

Kamar bekas pembunuhan itu untuk saat ini dikosongkan sementara lantaran akan dilakukan pacaruan kecil. Pihak pemilik juga membuang isi kamar tersebut untuk mengantisipasi ada hal negatif masih berada di kamar itu, sebelum nantinya kembali disewakan. “Kamar sekarang dikosongkan. Bed, bantal, seprei, dan meja rias juga dibuang. Soalnya (di kamar) itu bekas (terjadi kasus) pembunuhan, nanti takutnya kalau tamu ngaca terus muncul wajah ceweknya gimana? Kecuali AC dan TV masih ada,” kata Suarningsih.

Sehari setelah kejadian, lanjut Suarningsih, suasana sangat mencekam. Teman kerjanya yang bertugas pada malam hari sempat tidak bisa tidur, lantaran masih kepikiran peristiwa dimaksud. Hingga saat ini, Suarningsih mengungkapkan, dirinya tidak berani sendirian naik ke lantai 2, lantaran masih takut dan terbayang-bayang kejadian tragis itu. “Memang pas kejadian itu, teman saya Made Suardana katanya tidak bisa tidur. Setelah besoknya dilakukan pengulapan sama keluarganya, baru dia bisa tidur tenang. Sampai sekarang pun saya tidak berani ke atas (ke lantai 2) sendirian. Masih takut. Sedikit saja ada suara sudah merinding,” jelasnya.

Hingga kini wisma yang memiliki 10 kamar itu hanya disewakan 6 kamar di lantai 1. Sedangkan lantai 2 dengan 4 kamar masih belum bisa disewakan sebelum diupacarai. “Saya tidak menyangka kalau pelaku itu membunuh, soalnya wajahnya kalem, tidak pernah keluar kamar, makan juga selalu delivery. Keluar naik taksi. Waktu saya tanya, dia cuma bilang mau istirahat full karena akan berangkat ke Jakarta. Tapi dia tetap bayar yang Rp 600 ribu selama 4 hari,” beber Suarningsih.

Sementara itu, tewasnya Ni Luh Tety Ramuna, 24, di tangan teman kencannya Komang Arim Sujana, 23, di Wisma Warta Warta Puspita, Jalan Pidada VI, Ubung, Denpasar Utara pada Rabu (20/7) pagi masih menyisakan sejumlah tanda tanya. Meski penyidik Polsek Denpasar Barat sudah menggali keterangan termasuk melakukan konfrontasi dengan saksi-saksi, kepolisian masih belum mengetahui secara pasti waktu korban dihabisi. Dugaan aksi pembunuhan berencana pun mulai mencuat. Pasalnya, pelaku asal Banjar Tajun, Desa/Kecamatan Kintamani, Bangli, tersebut mengajak korban ke wisma tempatnya menginap dan langsung menggunakan uang dan perhiasan korban untuk membayar biaya penginapan dan taksi.

Mencuatnya pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pemuda pengangguran tersebut bermula saat dia mengajak korban untuk ‘mampir’ di kamar nomor 5, lantai 2 Wisma Warta Puspita usai indehoi di Hotel Diana yang juga berlokasi di Jalan Pidada, Ubung, tersebut. Namun, sesaat setelah tiba di lokasi kejadian, korban dan pelaku yang notabene sama-sama asal Bangli, ini masuk ke dalam kamar tersebut. Anehnya, tak lama berselang, pelaku kembali turun dan membawa uang sebesar Rp 300.000 untuk membayar sewa penginapan. Setelah itu, pelaku kembali masuk ke kamar. Tidak diketahui apa yang dilakukan pelaku. Tapi, lagi-lagi dia turun dan menggunakan taksi menuju Terminal Ubung.

“Emas dan uang tersebut merupakan milik korban Luh Tety. Dalihnya kepada sang sopir taksi waktu itu, mengambil emas dari kerabatnya di Ubung. Tapi, pengakuan sang sopir waktu diperiksa, pelaku hanya beberapa menit saja dia berjalan lalu kembali menemui sang sopir. Ya, dugaan emas korban sudah di tangannya (pelaku) kala itu,” beber sumber di kepolisian, Jumat (22/6) siang.

Setelah itu, korban kembali ke penginapan Wisma Warta Puspita dan menyerahkan emas kepada sang sopir. Lalu, sejak itulah pelaku ‘mengurung diri’ di dalam kamar dan tak pernah keluar. Begitu pun sebaliknya, korban tidak muncul hingga pagi saat ditemukan tewas.

Kejanggalan-kejanggalan yang muncul dalam pembuhunan wanita yang memiliki suami dan beranak satu, ini saat pelaku yang menginap sejak 12 Juli itu nunggak pembayaran wisma tempat ia menginap dan kerap mengelak saat ditagih oleh karyawan wisma tersebut. Selain itu, waktu pelaku indehoi di Hotel Diana, ia kembali meminta uang kepada sang sopir taksi untuk membayar sewa. “Janggal saja ketika pelaku mencari cewek, sama sekali tidak membawa uang,” ucap sumber tadi.

Sumber yang menolak namanya disebutkan itu, menilai jika aksi pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku Sujana itu sudah direncanakan sejak indehoi di Hotel Diana. Dugaan tersebut diperkuat saat korban meminta uang jasa pelayanan tersebut sebesar Rp 1.000.000 tidak diberi oleh pelaku. Pelaku menyatakan lupa membawa uang. Sehingga, korban dan pelaku sama-sama menuju Wisma Warta Pustita.

“Pengakuan pelaku, pertama, adalah nekat membunuh karena korban meminta bayaran lebih. Tapi, belakangan dia mengakui jika dirinya tidak memiliki uang sama sekali. Makanya diajaklah si korban ini untuk lanjut ke wisma (Wisma Warta Puspita) untuk mengambil uang jasanya itu. Tapi, itu hanya dalihnya dia saja,” tutur petugas tadi seraya mengatakan pelaku diduga sudah melihat kalung dan cicin korban.

Dikonfirmasi perihal mencuatnya dugaan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku Sujana tersebut, Kapolsek Denpasar Barat Kompol Wisnu Wardana mengaku masih mendalami semua kemungkinan tersebut. Selain itu, anggota penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap keterangan pelaku. “Masih kami dalami semua. Kami akan pelajari semua keterangannya. Dugaan awal korban dihabisi itu kan pas saat masuk pertamakali itu (sesaat setelah tiba usai dari Hotel Diana),” katanya.

Sementara, tim dari Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar kembali mendatangi lokasi tempat kejadian perkara Jumat pagi. Kata Kapolsek, kedatangan tim tersebut untuk mengambil sampel darah untuk memeriksa kepastian darah yang tercecer di tempat tidur. “Iya mereka (Labfor) ke lokasi tadi (Jumat pagi). Olah TKP internal dan ambil sampel darah,” ujar Kompol Wisnu Wardana. * cr63, da

Komentar