nusabali

Wanita Panggilan Dibunuh Teman Kencan

  • www.nusabali.com-wanita-panggilan-dibunuh-teman-kencan

Pelaku Komang Arim Sujana menginap di Wisma Warta Puspita sejak 12 Juli dengan tarif Rp 150.000 semalam, tapi baru bayar untuk tiga hari

DENPASAR, NusaBali
Seorang wanita 'panggilan' tewas dibunuh teman kencannya di dalam kamar Wisma Warta Puspita, Jalan Pidada VI Nomor 5 Kelurahan Ubung, Denpasar Utara, Rabu (20/7) pagi. Korban, Ni Luh Tety Ramuna, 24, diduga dihabisi teman kencannya, Komang Arim Sujana, 23, karena masalah bayaran untuk pelayanan di ranjang.

Korban Luh Tety Ramuna, perempuan bersuami berusia 24 tahun asal Desa Tiga, Keca-matan Susut, Bangli diduga dibunuh pelaku Komang Arim Sujana, Rabu pagi sekitar pukul 07.00 Wita. Namun, kematiannya baru terungkap 1 jam kemudian, sekitar pukul 08.00 Wita, setelah petugas security Wisma Warta Puspita, Ismail, 35, memeriksa kamar yang disewa Komang Arim Sujana (pemuda pengangguran asal Banjar Tajun, Desa/Kecamatan Kintamani, Bangli) sejak 12 Juli 2016 lalu. Korban ditemukan tewas tergeletak di bawah tempat tidur, dalam kondisi terluka gores di bagian tangan.

Terbongkarnya aksi pembunuhan yang menewaskan Luh Tety Ramuna, ibu muda dengan satu anak ini, berawal dari kecurigaan petugas security Wisma Warta Puspita, Ismail. Saksi Ismail curiga dengan gelagat pelaku yang terus mondar-mandir di Lantai I. Ismail pun menanyai pelaku, kenapa tegang dan cemas? Bahkan, Ismail sempat curiga kalau pelaku berniat kabur dari penginapannya, lantaran tidak memiliki uang untuk membayar sewa kamar.

Saat itu, pelaku Komang Atim Sujana sempat berpura-pura menanyakan perihal keberadaan wanita yang di-booking-nya sejak Selasa (19/7) malam pukul 21.00 Wita kepada Ismail. Namun, Ismail selaku petugas security balik menanyai pelaku soal keberadaan teman kencannya, Luh Tety Ramuna. Sebab, Ismail belum sempat melihat korban keluar dari kamarnya.

Saat ditanyai balik di pos jaga Wisma Warta Puspita itulah, pelaku Sujana semakin  panik dan ketakutan. Melihat situasi tersebut, Ismail langsung menghubungi pensiunan polisi yang kebetulan tinggal tak jauh dari lokasi. Kemudian, Ismail dan pensiunan polisi ini sama-sama memeriksa ke dalam kamar yang disewa pelaku di Lantai II Wisma Warta Puspita. Mereka terkejut, karena menemukan korban Luh Tety tewas tergeletak di kolong tempat tidur.

Selanjutnya, Ismail menghubungi petugas Polsek Denpasar Barat untuk mengamankan pelaku yang masih berada di Wisma Warta Puspita. Begitu dapat laporan, tim identifikasi dari Polsek Denpasar Barat langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saks-saksi. Jasad korban Luh Tety yang diketahui tinggal di Jalan Cargo Umasari II Denpasar pun langsung dievakuasi ke Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sedangkan pelaku Sujana saat itu langsung diamankan ke Mapolsek Denpasar Barat. Selain mengamankan pelaku, petugas juga mengamankan barang bukti berupa kain berisi bercak darah dan pisau silet yang ditemukan di Kamar Nomor 5 Lantai II wisma tersebut. Sebuh mobil Agya bernopol DK 1435 SF yang sebelumnya dikemudikan korban luh Tety saat datang ke Wsma Warta Puspita, juga diamankan polisi.

Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana, menyatakan dari hasil olah TKP dan pemeriksaan, terungkap korban Luh Tety tewas dengan luka lebam bekas cekikan di bagian leher. Di tangan kiri korban juga ditemukan luka bekas sayatan senjata tajam jenis silet. “Korban diduga tewas karena dicekik. Setelah tewas, tangannya lalu disayat,” jelas Kapolsek Wisnu Wardana.

Luka sayatan di tangan kiri itu, diduga sengaja dilakukan pelaku Sujana untuk me-ngelabui polisi. Tujuannya, agar korban seolah-olah tewas karena bunuh diri dengan me-lukai tangan sendiri. Hal itu diperkuat keterangan pelaku Sujana kepada polisi, yang sempat mengakui wanita teman kencannya bunuh diri.

“Di atas tempat tidur ditemukan ada bercak darah yang berasal dari luka bekas sayatan di tangan kiri korban. Tapi, saat ditemukan, korbannya justru tergeletak di kolong tempat tidur,” papar Kapolsek Wisnu Wardana.

Sementara itu, dalam pemeriksaan di Mapolsek Denpasar Barat, pelaku Komang Arim Sujana akhirnya mengakui terus terang aksi pembunuhan terhadap teman kencannya tersebut. Motif pembunuhan adalah masalah bayaran untuk jasa pelayanan di ranjang.

Kepada petugas, pelaku Sujana mengatakan korban Luh Tety ingkar dari kesepakatan awal. Semula, berdasarkan kesepakatan saat di-booking melalui BBM, korban Luh Tety meminta bayaran Rp 1 juta untuk 3 jam. Tapi, setelah indehoi di kamar Wisma Warta Puspita, korban malah minta bayaran Rp 5 juta. Akibatnya, pelaku dan korban terlibat cekcok mulut, yang berujung aksi pembunuhan.

Pelaku Komang Arim Sujana sendiri diketahui sudah sepekan lebih menginap di Wisma Warta Puspita, sejak Selasa (12/7) lalu. Pelaku menempati salah satu dari 4 kamar di Lantai II, dengan tarif Rp 150.000 per malam. Pelaku Sujana awalnya hanya menginap selama tiga hari. Tapi, pelaku kembali memperpanjang masa menginapnya hingga Senin (18/7) pagi.

Habis itu, pelaku Sujana untuk kedua kalinya memperpanjang masa menginap hingga Rabu kemarin. Kepada karyawan hotel, pelaku Sujana beralasan ingin menikmati kenyamanan dan ketenangan dulu, sebelum kembali bekerja di Ibukota Jakarta. Sehari sebelum check out, pelaku Sujana memesan wanita panggilan via BBM, Selasa (19/7).

Datanglah perempuan bernama Luh Tety Ramuna ke kamar yang ditempati pelaku Sujana, Selasa malam sekitar pukul 21.00 Wita. Menurut keterngan karyawan Wisma Warta Puspita, Ni Putu Suraningsih, 42, korban Luh Tety malam itu datang dengan mengemudikan mobil Agya DK 1435 SF. Sejak kedatangannya itu, korban tidak kunjung keluar kamar, sampai akhirnya ditemukan tewas dibunuh, Rabu pagi pukul 08.00 Wita.

Menurut kesaksian Putu Suraningsih, selama sepekan lebih menginap di Wisma Warta Puspita, pelaku Sujana jarang keluar kamar. Pelaku Sujana juga diketahui jarang menmgganti pakaian. Pelaku kerap memesan makanan via online yang diantar langsung ke dalam kamarnya. Saksi Suraningsih sendiri mengaku sempat dua kali menghampiri kamar pelaku Sujana untuk meminta uang sewa selama 3 hari sebesar Rp 450.000.

“Saya terpaksa hampiri kamarnya, karena khawatir dia (pelaku Sujana) kabur tanpa bayar sewa. Makanya, saya minta uang sewa setiapkali dia memperpanjang masa inapnya. Tapi, baru sewa kamar untuk 3 hari pertama yang dia bayar,” cerita Suraningsih.

Sementara itu, jenazah korban Luh Tetty Ramuna telah dilakukan pemeriksaan luar di RS Sanglah, Rabu siang pukul 11.00 Wita. berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah luka memar di tubah korban. “Ada beberapa luka memar di dahi bagian kiri, bibir dan gusi, leher bagian depan kanan dan kiri, lengan atas kiri dan kanan, serta luka gores kecil di pergelangan tangan kiri," ungkap Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Sangkah, dr Dudut Rustyadi, saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu kemarin.

Menurut dr Dudut, ditemukan juga tanda-tanda mati lemas, di mana bibir warna kebiruan dan terjadi pelebaran pembuluh darah di mata. Namun, untuk memastikan penyebab kematian korban, harus dilakukan otopsi jenazah. "Karena memarnya kecil-kecil, kami belum bisa tentukan matinya karena dicekik atau apa?” katanya.* da,cr63

Komentar