Sosok Mistis ‘Nyi Rimbit’ Sukses Bikin Merinding dan Tertawa

Film berpusat pada trio Clekontong Mas yang mendapat tugas dari Jero Bendesa untuk menyelidiki siapa dalang kutukan yang menimpa Desa Kalidasa. Jero Bendesa mulai khawatir karena satu per satu warganya meninggal dunia tanpa sebab jelas.

Seorang perempuan tua di Desa Kalidasa bernama Nyi Rimbit menjadi korban fitnah karena memang dikenal mempunyai kesaktian. Trio detektif dadakan Clekontong Mas yang awalnya ingin menangkap Nyi Rimbit justru diberikan ilmu untuk mengungkap pelaku yang sebenarnya.

Koordinator Clekontong Mas, I Komang Dedi Diana (Tompel) mengakui banyak cerita mistis selama proses produksi di lokasi syuting. “Kalau mistis banyak, teman-teman banyak yang memiliki indera keenam bisa melihat,” ujar Tompel ditemui sebelum penayangan perdana kemarin. Bahkan, pada satu tempat syuting di Desa Tangguntiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, ungkap Tompel, pihak desa terpaksa melakukan upacara pecaruan karena sebuah lokasi yang diyakini tenget di desa tersebut sempat dijadikan lokasi syuting.

Sosok Nyi Rimbit sendiri lahir dari imajinasi Tompel pada tahun 2012 lalu, saat menggelar pertunjukan calonarang. Pada tahun 2019 tokoh Nyi Rimbit ini akhirnya dikonstruksi ulang agar sesuai dengan format film. Diketahui meskipun proses produksi telah rampung pada tahun tersebut, peluncuran film terpaksa ditunda hingga 2024 karena terbentur pandemi.

Meski sosok cerita Nyi Rimbit merupakan sebuah imajinasi, namun banyak juga yang merasa kisahnya dalam film benar-benar pernah terjadi di masyarakat. Belakangan memang nama Rimbit merupakan nama yang dikenal pada komunitas-komunitas tertentu di Bali dan masih terkait dengan dunia mistis. “Ada beberapa kelompok yang menelepon tiyang menanyakan apakah menyangkut dengan keluarganya,” ungkap seniman asal Batuyang Kangin, Gianyar ini.

Meski sebuah imajinasi, nama Nyi Rimbit tidak asal dibuat oleh Tompel. Ia mempelajari nama-nama legendaris dalam dunia mistis seperti Nyi Roro Kidul, Nyi Pelet, Calonarang, hingga Mak Lampir. Menurutnya nama-nama tersebut sederhana tapi memiliki kekuatan besar.

“Saya amati semuanya ada huruf ‘r’, sehingga muncul nama Rimbit,” tambah Tompel sembari menyebut nama Nyi Rimbit telah didaftarkan sebagai HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Dalam film sosok Nyi Rimbit seolah berpesan untuk jangan terburu-buru berburuk sangka terhadap orang lain. Nilai-nilai tersebut ingin disampaikan lewat komedi, seperti yang dilakukan Clekontong Mas dari panggung ke panggung selama ini.

Terbukti, penonton yang menyaksikan tayang perdana Nyi Rimbit di bioskop tertawa terpingkal-pingkal pada adegan-adegan konyol yang dilakukan Clekontong Mas. Meskipun tak jarang pada adegan berikutnya penonton justru dibuat merinding karena adegan horor berasal dari kisah yang hidup di tengah-tengah masyarakat Bali. “Ketika terciptanya pada tahun 2012, memang masyarakat pada saat itu membutuhkan unsur komedi. Tutur-tutur (petuah-petuah) hampir ditinggalkan,” ungkap Tompel.

Nyi Rimbit sendiri digadang-gadang menjadi film layar lebar pertama yang produksinya melibatkan hampir seluruhnya sineas lokal Bali. Bahasa yang digunakan dalam film juga menggunakan bahasa Bali (dengan terjemahan bahasa Indonesia).

Tompel berharap Nyi Rimbit bisa menjadi pemantik munculnya film-film lain yang digarap sineas Bali hingga film Bali bisa bersaing di tingkat nasional. Clekontong Mas sendiri memiliki rencana untuk memproduksi film-film berikutnya dengan berbagai genre namun tetap dibawakan secara komedi. “Tyang sebenarnya ingin menciptakan Warkop Bali, tiga orang mampu membuat film dengan berbagai judul,” tandasnya. 7 cr78