nusabali

Ogoh-Ogoh Banjar Kayumas Kaja: Mistis dan Modern

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-banjar-kayumas-kaja-mistis-dan-modern

DENPASAR, NusaBali.com - Banjar Kayumas Kaja, Kelurahan Dangin Puri, Denpasar Timur, dikenal sebagai salah satu banjar yang memiliki ogoh-ogoh dengan ciri khas mistis. Hal ini tidak lepas dari peran I Wayan Agus Alit Darsolina, seorang undagi yang telah membuat ogoh-ogoh di banjar tersebut sejak tahun 2005.

Agus Alit mengatakan, dirinya mulai membantu membuat ogoh-ogoh sejak duduk di bangku SMP-SMA. Hal ini berawal dari kecintaannya pada budaya Bali, khususnya ogoh-ogoh.

"Dulu saya sering menonton Calonarang, dan saya sangat tertarik dengan kostum dan tata riasnya yang mistis. Akhirnya, saya mulai belajar membuat ogoh-ogoh dengan tema Calonarang," ujar Agus Alit.

Agus Alit mengatakan, ogoh-ogoh karyanya selalu bertemakan pangleakan atau calonarang. Hal ini yang kemudian menjadikan Banjar Kayumas Kaja dikenal dengan ogoh-ogohnya yang mistis.

"Dari tahun 2005 hingga era 2000 itu karya-karya saya selalu bertemakan pangliakan sehingga menjadi ciri khas setiap tahunnya," ujar Agus Alit.

Tahun ini, Agus Alit kembali membantu para pemuda ST Mascitta Bhuana, Banjar Kayumas Kaja, dalam membuat ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh tersebut rencananya akan diikutkan dalam lomba ogoh-ogoh sebagai partisipasi dalam pelestarian budaya.

Kekompakan anggota ST Mascitta Bhuana menggarap ogoh-ogoh menyambut Tahun Baru Caka 1946. -NGURAH ARYA DINATA

"Kami menggunakan guungan atau kurungan ayam untuk pembentukan badan ogoh-ogoh. Tujuannya untuk mempercepat pengerjaan dan menghemat waktu," ujar Gede Yowana Ariwangsa, anggota ST Mascitta Bhuana.

Saat ini, pengerjaan ogoh-ogoh tersebut baru memasuki tahap 10 persen. Tinggi ogoh-ogoh tersebut ditargetkan mencapai 4 meter sesuai dengan kriteria lomba.

"Untuk biaya, kami telah mengeluarkan Rp 3 juta. Sementara, total biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 15 juta," ujar Yowana.

Agus Alit berharap, ogoh-ogoh karya para pemuda ST Mascitta Bhuana dapat menjadi juara dalam lomba ogoh-ogoh. Selain itu, ogoh-ogoh tersebut juga dapat menjadi sarana untuk melestarikan budaya Bali.

"Saya berharap, ogoh-ogoh karya para pemuda ST Mascitta Bhuana dapat menjadi juara dalam lomba ogoh-ogoh. Selain itu, ogoh-ogoh tersebut juga dapat menjadi sarana untuk melestarikan budaya Bali," ujar Agus Alit. *m03

Komentar