nusabali

Gubernur Minta Siswa Tonton Film Berbasis Budaya Lokal

Penyerahan Hadiah Lomba Esai Film dan Festival Layangan Serangkaian HUT Ke-65 Provinsi Bali

  • www.nusabali.com-gubernur-minta-siswa-tonton-film-berbasis-budaya-lokal

Gubernur Koster menegaskan, festival layangan tradisional harus diberi dukungan karena sebagai wujud pelestarian kebudayaan Bali. Menurutnya, Bali merupakan provinsi yang sangat serius menekuni permainan tradisional layang–layang.

DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster meminta para pelajar lebih banyak menonton film-film berbasis tradisi dan budaya lokal. Hal itu dikemukakan Gubernur Koster saat menyerahkan hadiah kepada pemenang Lomba Esai Film Jayaprana Layonsari serangkaian Peringatan Hari Jadi Ke-65 Provinsi Bali yang berlangsung di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Jalan Kusumaatmaja, Niti Mandala, Denpasar, Senin (14/8/2023).

“Lebih baik kita bangun produksi (film) yang berakar pada tradisi dan budaya kita, karena Bali betul-betul memiliki kekayaan untuk itu,” kata Gubernur Koster didampingi Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) dan Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama.

Gubernur Koster mengajak para siswa menyaksikan film Jayaprana dan Layonsari, pasangan dari Pulau Dewata yang kisah cintanya berakhir tragis seperti Romeo dan Juliet dalam tragedi karya William Shakespeare.

“Saya minta adik-adik semua agar menonton film Jayaprana dan Layonsari ini supaya bisa menjadi inspirasi bagaimana menjalani kehidupan yang baik, serta yang penting buat kita adalah ikut menjadi bagian dalam membangun dan memajukan kebudayaan Bali,” ujar Ketua DPD PDIP Bali, ini seperti dilansir Antara.

Hadiah Lomba Esai Film Jayaprana Layonsari diserahkan langsung oleh Gubernur Koster kepada juara I Ni Made Ayu Sinta Kama Ratih dari SMAN 4 Denpasar dengan hadiah sepeda motor, dan uang tunai sebesar Rp 10 juta diberikan kepada Kepala Sekolah SMAN 4 Denpasar. Juara II Ni Putu Putri Dian Wintari dari SMAN 1 Kuta Utara dengan hadiah laptop, dan uang tunai sebesar Rp 5 juta diberikan kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Kuta Utara. Juara III Nyoman Cempaka Bunga dari SMAN 1 Denpasar dengan hadiah handphone, dan uang tunai sebesar Rp 3 juta diberikan kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Denpasar.

Foto: Gubernur Wayan Koster didampingi Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kedua dari kiri) dan Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama (kiri), menyerahkan hadiah kepada juara I pemenang Lomba Esai Film Jayaprana Layonsari atas nama I Ni Made Ayu Sinta Kama Ratih dari SMAN 4 Denpasar, di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Jalan Kusumaatmaja, Niti Mandala, Denpasar, Senin (14/8/2023). -IST

Gubernur Koster mengapresiasi Adi Wiryatama yang mempunyai inisiatif untuk menggelar program pembuatan film tentang cerita Jayaprana Layonsari sebagai upaya untuk menjaga tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali di kalangan generasi muda.

“Teknologi boleh berkembang, tetapi kita jangan sesekali meninggalkan budaya Bali. Karena Bali yang sampai saat ini bisa eksis dan survive secara berkelanjutan oleh adanya keberadaan adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali yang telah diwariskan secara turun temurun dan menjadi kekuatan, keunikan, serta keunggulan dari Pulau Bali. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus, kita wajib mewarisi nilai-nilai adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali, supaya tatanan budaya Bali terus terjaga dengan baik secara berkelanjutan,” ujarnya.

Gubernur Koster mengemukakan pentingnya menjaga kelestarian kebudayaan Bali di tengah perkembangan cepat teknologi dan masuknya budaya dari luar negeri.

Dia mengungkapkan bahwa penggunaan nama depan khas Hindu Bali sudah semakin berkurang.

Di antara siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan di Bali, dia mengatakan, hanya sekitar 79 persen yang masih menggunakan nama depan khas Putu, Wayan, dan Gede untuk anak pertama; Made atau Kadek untuk anak kedua; Komang atau Nyoman untuk anak ketiga; dan Ketut untuk anak keempat.

Dia memerinci, proporsi penggunaan nama depan khas Bali untuk anak pertama sekitar 39 persen, nama depan anak kedua 36 persen, nama depan anak ketiga 18 persen, dan nama depan anak keempat enam persen.

“Sudah langka nama Ketut terancam punah. Ini harus kita jaga, supaya Putu,
Gede, Wayan tetap ada, Kadek ada, Nyoman ada, Ketut juga ada. Jangan sampai nanti dimuseumkan,” kata Gubernur Koster.

Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng itu juga meminta warga Bali ketika sudah waktunya menikah merencanakan untuk memiliki empat anak. Menurut dia, Pemerintah Provinsi Bali akan memberikan insentif kepada anak ketiga dan keempat dalam keluarga.

Sementara itu, Gubernur Koster didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha dan Lanang Botak menyerahkan Piala Gubernur Bali kepada Group Kubu Kaja sebagai pemenang Festival Layangan Bali 2023 yang digelar oleh Komunitas Seni Layangan Bali dengan tema ‘Bayu Segara Kerthi’, Minggu (13/8/2023), di pelataran Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Niti Mandala, Denpasar.

Piala penghargaan diserahkan kepada: juara I pemenang Lomba Foto, Dewa Krisna. Juara I pemenang Lomba Video, Damartuhu. Juara I pemenang Lomba Pindekan, Group Sepin. Juara I pemenang Lomba Celepuk Cuting, Group Culackk. Juara I pemenang Lomba Celepuk Air Brush, Group Braca Brece. Juara I pemenang Lomba Layangan Bebean Remaja, Group Berani Hitam Gianyar Aman. Juara I pemenang Lomba Pecukan Remaja, Group Kebo Goyang. Juara I pemenang Lomba Janggan Buntut Remaja, Group Ayu Cahyani. Juara I pemenang Lomba Janggan Remaja, Group Baper Team. Juara I pemenang Lomba Bebean Dewasa, Group Monalisa. Juara I pemenang Lomba Pecukan Dewasa, Group Markas Pusat. Juara I pemenang Lomba Janggan Buntut Dewasa, Group Kinara. Juara I pemenang Lomba Janggan Dewasa, Group Belalang ne Borr. Juara I pemenang Lomba Kreasi, Group Jogading Kite. Juara I pemenang Lomba Bebean Big Size, Group Kubu Kaja. Juara I pemenang Lomba Janggan Buntut Big Size, Group Sajiwo Pati.

Gubernur Koster menegaskan permainan tradisional layangan Bali yang diselenggarakan oleh para generasi muda dari berbagai komunitas di Bali dengan kegiatan festival harus diberikan dukungan. Karena festival layangan ini sebagai wujud pelestarian kebudayaan Bali.

“Kita harus bangga, karena Bali merupakan provinsi yang sangat serius menekuni permainan tradisional layang–layang yang diimplementasikan berupa festival oleh komunitas generasi muda di Bali,” kata Gubernur Koster dalam rilis yang diterima NusaBali, Senin (14/8).

Ketua Umum Pengurus Komunitas Seni Layangan Bali Putu Chris Budhi Setyawan menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Koster karena terus berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Festival Layangan Bali.

“Ini merupakan wujud keseriusan beliau sebagai pemimpin Bali yang memberikan wadah berkreasi kepada para rare angon (generasi muda) untuk mengembalikan layangan sebagai bagian dari pelestarian budaya Bali,” ucap Chris Budi. 7 bin

Komentar