nusabali

Lomba Mabapang Barong dan Kendang Tunggal Jadi Daya Tarik AKSIKU 2022

  • www.nusabali.com-lomba-mabapang-barong-dan-kendang-tunggal-jadi-daya-tarik-aksiku-2022

SEMARAPURA, NusaBali.com – Setelah dua tahun digelar secara terbatas, event tahunan AKSIKU kembali digelar secara ‘normal’ di Klungkung pada 12-15 Oktober 2022. Di antara berbagai seni budaya yang ditampilkan, lomba Mabapang Barong dan Kendang Tunggal masih menjadi primadona warga Klungkung.

AKSIKU atau Atraksi Melestarikan Seni dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Klungkung  yang tahun ini mengangkat tema Ananta Prastitaning Banyu digelar di Balai Budaya dan Alun-Alun Ida Dewa Agung Jambe, Kota Semarapura.

Lomba Mabapang Barong dan Kendang Tunggal Lomba Mabapang Barong ini diusung karena Kabupaten Klungkung sudah terkenal akan Barong Jumpai dan melahirkan maestro-maestro penari barong, sehingga Mabapang Barong tahun ini dijadikan sebagai maskot AKSIKU dengan dekorasi barong yang terpampang menghiasi panggung. 

Lomba yang digelar pada Kamis (13/10/2022) diikuti oleh empat peserta dari perwakilan setiap kecamatan yakni Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Nusa Penida, dan Dawan. 

Kegiatan yang mengusung konsep Tarung Bebas ini diikuti oleh truna-truni berusia 17-30 tahun, melibatkan dua pasang penari barong dan satu orang penabuh pada setiap perwakilannya.

 “Jangankan tahun ini, saat pandemi tahun lalu walau jumlah penonton dibatasi saja terlihat sangat antusias. Apalagi sekarang digelar secara terbuka, antusias masyarakat sangat luar biasa,” ujar Kepala UPTD Museum Semarajaya, Cokorda Gede Nala Rukmaja, Jumat (14/10/2022).

Tidak hanya dari kalangan masyarakat, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta bersama istri, Ayu Suwirta serta tokoh Puri Agung Klungkung Ida Dalem Semaraputra terlihat antusias menyaksikan peserta lomba Mabapang Barong dan Kendang Tunggal tampil di atas panggung. 

 “Kita tidak ingin membatasi peserta dari perempuan atau laki-laki. Karena kita ingin memberikan peluang bagi remaja-remaja di Kabupaten Klungkung untuk mengembangkan bakatnya,” lanjut Cokorda Gede Nala Rukmaja.

Mengusung konsep ‘Tarung Bebas’ keempat peserta Mabapang Barong dan Kendang Tunggal diundi secara bergilir. 

Empat tim yang telah terdaftar tidak akan dijadikan dalam satu kelompok saat perlombaan melainkan dipecah sesuai undian. Maksudnya, penari barong yang terdiri dari dua orang akan dipasangkan dengan penabuh kendang dari tim lain. 

Hal ini bertujuan agar seorang penari dan penabuh bisa jeli untuk menarikan barong tanpa pasangan satu tim. Ini akan menjadi sebuah tantangan luar biasa bagi tukang kendang, bagaimana ia bisa mengikuti penari barong dan begitu pula sebaliknya. “Satu sisi penari tidak boleh ragu-ragu dan penabuh tidak boleh lain-lain. Harus fokus, itulah keunikannya,” tandasnya.

Lomba Mabapang Barong dengan durasi 20 menit membuat para peserta terpacu semangatnya untuk menampilkan yang terbaik. Hal ini diungkapkan oleh Putu Cinta Caesar Rani, 20, salah seorang peserta perempuan satu-satunya dalam lomba Mabapang Barong. Penampilan memukau itu ia berikan setelah berlatih selama satu bulan lamanya.

“Ini adalah lomba pertama kali saya. Namun, sebelumnya sudah sering tampil untuk ngayah di Pura dan juga diundang di berbagai kegiatan,” ujar wanita yang akrab disapa Eca. 

Eca sebagai penari yang memegang tapel (topeng) barong mengungkapkan jika terdapat tantangan besar untuk menarikan tarian ini. Rasa pegal dan sakit untuk memikul beratnya barong ia lakoni dengan sempurna hingga akhir pementasan. 

“Tantangan terbesar pada berat barongnya dan di tangan juga kan gerakin tapel barongnya. Soal chemistry saya dan pasangan di dalam tarian ini selalu mengingatkan jika ada yang kurang,” lanjut Eca.

Selaras dengan hal tersebut, pasangan Eca dalam menari barong, I Nengah Hendrawan, 27, mengungkapkan ini juga merupakan kali pertama mengikuti lomba Mabapang Barong. 

Soal antusias, kata Hendrawan dirinya sangat senang dan berantusias bisa membangkitkan seni tari yang ada di Bali terutama tari Mabapang Barong.

“Saya ingin di Kabupaten Klungkung selalu membangkitkan seni-seni tari yang baru dan semoga lomba-lomba seperti ini selalu ada di Klungkung  agar bisa membangkitkan bibit-bibit penari baru terutama tari Mabapang Barong,” harap Hendrawan. *ris


Komentar